TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bikin Merinding! Cerita Indah Merias Mayat Melotot Sampai Korban Kecelakaan

Kaget ada mayat menangis saat dirias

Indah menata alat rias mayat di rumahnya. Fariz Fardianto/IDN Times

Semarang, IDN Times - Kelurahan Gabahan yang membentang di Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang dikenal sebagai pemukiman padat penduduk. Rumah-rumah saling berdempetan jadi pemandangan yang jamak ditemukan di kawasan tersebut. 

Namun, di salah satu kampung itulah, Indah saban hari tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. 

Sabtu (29/8/2020), Indah bisa rehat sejenak di rumahnya. Ramah dan supel. Itulah kesan yang didapat IDN Times saat berbincang dengan Indah. 

"Ini tadi saya baru dapat orderan. Biasanya, saya bisa ngerjain merias jenazah empat sampai lima kali, Mas," kata perempuan bernama lengkap Indah Murti Hastutik ini. 

Baca Juga: Kisah Gunung Talang, Markasnya Para Pendekar Kini Jadi Arena Judi

1. Indah jadi perias mayat sejak 1993. Awalnya dibujuk oleh ibunya

Ilustrasi identifikasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Indah bilang pekerjaannya sebagai perias mayat sudah ia lakoni sejak tahun 1993 silam. Awalnya, ia iseng-iseng membantu ibunya yang sudah bertahun-tahun dipercaya orang-orang jadi perias mayat. 

Hingga suatu hari, ibunya tiba-tiba membujuknya. "Pas pertama kali merias jenazah ya takut, Mas. Tapi ibu saya ngeyem-ngeyemi saya terus. Saya dibilangin. Ora opo-opo nduk. Iki bakalan dadi sandang pangan uripmu," kata Indah dengan logat Jawa kental sambil menirukan perkataan ibunya. 

Tak disangka. Apa yang dikatakan ibunya benar-benar jadi kenyataan. Wanita 46 tahun tersebut sampai detik ini masih melakoni pekerjaannya tersebut. 

2. Indah merupakan generasi kelima tukang rias mayat di Semarang

Indah memperlihatkan alat rias yang dipakai untuk merias mayat. Fariz Fardianto/IDN Times

Indah menjadi generasi kelima perias mayat di Semarang. Ia tak pernah bergidik. Apalagi takut. Semua rasa itu sirna seketika tatkala ia berhadapan dengan mayat di ruangan pemulasaraan jenazah. 

Indah bahkan kerap mengajak ngobrol mayat-mayat yang ada di depannya. Bermacam rupa mayat sering ia temui. Mulai mayat korban kecelakaan. Mayat yang membusuk berhari-hari. Mayat yang sakit gula kronis. Hingga mayat dalam keadaan terpotong-potong.

3. Indah terbayang dengan sosok mayat melotot. Indah pun sering ngobrol dengan mayat di depannya

Ilustrasi Mayat (IDN Times/Mardya Shakti)

Pernah suatu kali yang ia jumpai adalah sesosok mayat yang sedang melotot. Ada pula kaki mayatnya terputus. 

"Sering lihat mayatnya yang mendelek (melotot). Pas saya meremin ada yang bisa langsung merem. Tapi ada yang gak bisa. Biasanya, saya ajak ngobrol dulu. Mak nungguin siapa? Merem dulu ya mak. Saya operasi dulu wajahnya," ujarnya. Operasi yang ia maksud ialah kegiatannya yang akan merias wajah si mayat. 

Pengalaman lainnya saat ia merias mayat perempuan tua. Si mayat itu mendadak menangis dengan deras. Ia yang heran lalu tanya ke keluarganya si mayat. 

Ternyata, saat akan meninggal anak-anak dari almarhumah sedang tidak rukun. "Saya ngasih tahu ke anaknya. Mereka menangis menyadari kesalahannya. Mereka minta maaf saat itu juga. Anehnya setelah itu, air mata mayat ibu itu berhenti," katanya. 

4. Indah bahkan pernah dikentuti mayat. Apa yang ia jalani sekarang tetap membuatnya bahagia

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

pexels.com/Snapwire

Indah sudah maklum dengan kondisi yang dialami mayat-mayat tersebut. Ia terbiasa mengajak ngobrol mayat di depannya sembari tangannya cekatan merias wajah si mayat.

"Kadang saya kasihan kalau ada yang meninggalnya sudah berhari-hari. Baunya amis, anyir kayak gitu. Pernah juga dikentuti mayat. Tapi mau gimana lagi. Sudah pekerjaannya ya harus dilakoni. Sampai sekarang saya tetap hepi kok, Mas," tuturnya. 

Butuh waktu 30 menit buat Indah untuk menyelesaikan riasan di wajah si mayat. Ia memakai alat rias seperti yang dipakai manusia umumnya. Mulai pensil alis, bedak, pelembab kulit. 

"Bedanya kalau orang yang masih hidup kan ada porinya. Lha kalau yang sudah jadi jenazah pori-porinya sudah menutup. Cuma itu tok bedanya,".

Baca Juga: 5 Langkah Merias Mata Saat Menggunakan Masker Agar Tetap Segar

5. Sebulan, Indah bisa merias belasan mayat perempuan

www.pexels.com/Adrienn

Jika dalam sehari saja ia dapat order merias mayat 4-5 kali. Maka dalam sebulan, ia mengira-ngira bisa mengerjakan belasan kali merias mayat. " Ada lebih 15 kali kalau dihitung sebulan. Soalnya kan permintaan merias jenazah sangat banyak," imbuhnya. 

Saban hari Indah rutin dapat order merias mayat dari berbagai rumah duka milik yayasan Tionghoa. Indah bisa dibilang satu-satunya perias mayat yang masih eksis di Semarang sampai sekarang. "Tapi saya khusus mayat perempuan saja. Kalau mayat laki-laki jarang. Kecuali kalau keluarganya minta untuk dirapikan," jelasnya. 

"Pokoknya, dari yang wajahnya serem sampai wajahnya tersenyum karena muncul auranya baik, saya semua yang meriasnya. Cuma sampai detik ini saya gak pernah diprimpeni (didatangi arwah dalam mimpi)," urainya. 

6. Indah dapat upah Rp100-Rp150 ribu. Upah segitu dibagi dua dengan kakaknya

Ilustrasi Kamar Mayat (IDN Times/Sukma Shakti)

Setiap mendapat order merias mayat, ia selalu ditemani kakak kandungnya. Diakuinya merias mayat merupakan tugas mulia sehingga ia merasa ikhlas menjalaninya.

Walau upah yang ia terima sangat minim, tapi hatinya tetap bersyukur. Setiap merias mayat, ia mendapat upah bervariasi antara Rp100 ribu sampai Rp150 ribu. 

"Kalau dipikir kan upah segitu sedikit sekali ya, Mas. Tapi saya ikhlas kok. Tetap bersyukur biarpun ada yang ngasih upah seratus ribu, seratus dua puluh lima atau mentok seratus lima puluh ribu. Karena yang saya lakukan atas dasar sosial dan memang tulus," ungkap Indah. 

Baca Juga: Kisah Hellboy, Cucak Ijo Jawara Kicau Mania Dapat Izin Resmi dari BKSDA

Berita Terkini Lainnya