TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Coblosan saat Pandemik, Werkudara Pakai Face Shields Jaga TPS Semarang

Petugas TPS 10 Kebonagung kompak jadi pandawa lima

Werkudara memakai face shield saat betugas menjaga TPS Kebonagung Semarang saat masa pandemik. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Masa pemilihan Wali Kota Semarang dimanfaatkan dengan menampilkan berbagai atraksi budaya untuk menarik minat warga mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Salah satunya terlihat di lokasi TPS 10 Kebonagung, Kecamatan Semarang Timur.

Di lokasi tersebut, nuansa dunia pewayangan sangat terasa tatkala masuk ke dalam TPS. Para pandawa lima tampak berjaga di setiap sudut TPS 10. 

Menariknya, dalam masa pandemik COVID-19, para pandawa lima memutuskan untuk memakai protokol kesehatan saat melayani para pemilih yang akan nyoblos. Di dalam TPS 10 terdapat werkudara yang menjaga kotak suara, sang arjuna kebagian menjaga tinta dan para wayang lainnya sibuk melayani pemilih dengan standar protokol kesehatan COVID-19.

"Persiapan jadi Werkudara disepakati saat pelatihan kepanitiaan di TPS 10. Setelah koordinasi dengan Ketua KPPS, akhirnya kita semua yang tugas di TPS wajib pakai kostum pandawa lima," kata Sri Handoko yang kebagian jadi Werkudara atau Bima di TPS 10 Kebonagung, Rabu (9/12/2020).

Baca Juga: Terkena COVID-19, 900 Lebih KPPS Jateng Dibujuk Agar Mau Kerja Lagi

1. Sri Handoko jadi Werkudara saat menjaga kotak suara

Sri Handoko melayani pemilih sambil memakai kostum werkudara. IDN Times/Fariz Fardianto

Sebagai seorang seniman yang sering tampil di Gedung Sobokarti, Sri menyiapkan segala perlengkapan kostum werkudara dengan mudah. Lelaki berusia 47 tahun ini dibantu seorang temannya saat memakai pernak-pernik kostum werkudara. Tak lupa dua kuku pancanaka pun terselip pada kedua tangannya.

2. Jaga TPS saat pandemik lebih repot. Terasa panas dan ngep-ngepan

Dua petugas pendaftaran di TPS Kebonagung Semarang juga memakai kostum wayang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sri mengaku menjadi petugas TPS selama masa pandemik bukanlah perkara mudah. Terlebih lagi ia harus memakai kostum werkudara lengkap dengan face shield dan sarung tangan.

"Ketimbang tahun sebelumnya, yang sekarang agak repot. Soalnya kan kita harus komplit pakai protokol kesehatan. Saya aja rasanya ngep-ngepan pas pakai face shield. Agak panas juga. Tapi kita berusaha menampilkan yang menarik agar para pemilih di Kebonagung mau datang nyoblos. Yang penting kita tetap jaga kesehatan dan meminimalisir penularan COVID-19," ujar pria yang tinggal di Kampung Pederesan Timur RT 7/RW 4, Kebonagung Semarang Timur tersebut.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

3. Warga Kebonagung: Yang repot kalau pas buka kertas suaranya. Licin

Seorang lansia dibantu petugas saat mencuci tangan sebelum nyoblos di TPS Kebonagung Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan, Rina Kasiah, seorang pemilih dari Kampung Dargo Dalam Kebonagung berkata ini jadi pengalaman baru bagi dirinya saat mencoblos dalam kondisi pandemik COVID-19. 

Ia menganggap Pilwakot Semarang dengan calon tunggal justru memudahkannya untuk menentukan pilihannya. "Soalnya sudah jelas figur yang mau dipilih," ujar Rina.

"Cuma yang repot itu pas buka kertasnya. Kan licin, ya sarung tangannya harus dicopot dulu terus habis dibuka, dipakai lagi," tambahnya.

Baca Juga: Rumah Sakit 6 Daerah di Jateng ini Penuh, Gak Terima Pasien COVID-19

Berita Terkini Lainnya