Dinkes Semarang Pertanyakan Data COVID-19, Ini Penjelasan Satgas

Dari mana data Satgas?

Jakarta, IDN Times - Dinas Kesehatan Kota Semarang sempat mempertanyakan data yang dimiliki Satgas Penanganan COVID-19 Pusat. Sebab, Dinkes Semarang menyebut selisih angka kasus yang dimiliki daerah dan pusat berbeda cukup jauh.

Mengenai hal itu, Anggota Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan bahwa data yang diterima oleh Satgas berasal dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Terkait dengan data yang diterima Satgas, data kesehatan berasal dari Kementerian Kesehatan," kata wanita yang akrab disapa Dewi, saat dihubungi IDN Times, Rabu (9/9/2020).

1. Jumlah kasus positif yang disampaikan Satgas berasal dari Kementerian Kesehatan

Dinkes Semarang Pertanyakan Data COVID-19, Ini Penjelasan SatgasDok. BNPB

Dewi menjelaskan, jumlah kasus positif yang disampaikan oleh Satgas sudah diverifikasi oleh Pos Kedaruratan Kesehatan Masyarakat atau Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) di Kementerian Kesehatan. Sehingga, semua data Satgas berasal dari sana.

"Jumlah kasus positif yang sudah diverifikasi oleh PHEOC, direktorat Surveilans, dari Dirjen P2P. Data tersebut kami terima dari Pusdatin Kementerian Kesehatan," jelas Dewi.

Baca Juga: 5 Cara Unik Menanggulangi Penyebaran COVID-19 di Berbagai Negara

2. Satgas pusat meminta daerah yang memiliki data berbeda untuk segera konfirmasi kepada Kemenkes

Dinkes Semarang Pertanyakan Data COVID-19, Ini Penjelasan SatgasTim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional Dewi Nur Aisyah (Humas BNPB)

Satgas pusat, menurut Dewi, sudah menyampaikan kepada Satgas daerah jika ada perbedaan data bisa segera melakukan konfirmasi dan verifikasi kepada PHEOC. Menurutnya, merekalah yang mempunyai tupoksi terkait data kasus positif.

"Karena mereka yang memiliki tupoksi untuk verifikasi kasus positif adalah Tim PHEOC dari Kementerian Kesehatan," ucap Dewi.

3. Dinkes Semarang pertanyakan data Satgas COVID-19

Dinkes Semarang Pertanyakan Data COVID-19, Ini Penjelasan SatgasJuru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, sempat menyampaikan bahwa Kota Semarang menduduki posisi pertama untuk kasus aktif virus corona di Indonesia. Angkanya mencapai 2.317 kasus. Pemerintah setempat pun mempertanyakan data yang diumumkan oleh Wiku pada Senin (31/8/2020).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam, mengatakan pihaknya mempertanyakan asal muasal data kasus aktif positif virus corona yang disampaikan Satgas Penanganan COVID-19 Pusat. Ia juga menanyakan kepada Kementerian Kesehatan ihwal data tersebut.

‘’Dari kejanggalan data tersebut kami langsung menanyakan ke pusat data informasi (pusdatin) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mencatat perkembangan kasus COVID-19 nasional. Namun, pusdatin juga tidak tahu parameter apa yang digunakan Satgas COVID-19 atau BNPB,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times melalui telepon, Selasa (1/9/2020).

Hakam menyampaikan hingga Selasa (1/9/2020) pukul 15.00 WIB, jumlah pasien positif COVID-19 yang terkonfirmasi masih aktif berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Semarang, dari seluruh rumah sakit rujukan, puskesmas dan rumah isolasi mencapai 459 kasus. Jumlah itu terdiri dari 322 pasien ber-KTP Semarang dan 137 pasien dari luar kota Semarang.

Sebelumnya Wiku Adisasmito menyebutkan Kota Semarang memiliki kasus aktif positif virus corona tertinggi di Indonesia sebanyak 2.317 kasus. Kemudian, disusul Jakarta Pusat dengan 1.916 kasus, Kota Medan 1.432 kasus, Kota Surabaya 1.355 kasus, Jakarta Selatan 1.338 kasus, Jakarta Timur 1.327 kasus, Jakarta Utara 1.276 kasus, Makassar 1209 kasus, Jakarta Barat 1.135 kasus.

Baca Juga: Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHO

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya