TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Airlangga Hartarto Gak Laku di Jateng, Pakar: Golkar Bakal Ditinggal Pemilihnya!

Elite Partai Golkar diminta berbenah

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Semarang, IDN Times - Ketum Golkar Airlangga Hartarto menjadi salah satu figur yang digadang-gadang akan diusung sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada Pilpres 2024. Namun, menurut pengamat politik dari Undip Semarang, Nur Hidayat Sardini, langkah Golkar yang begitu ngotot mengusung Airlangga sebagai bacapres justru bisa berakibat blunder. 

Baca Juga: Golkar: Relawan-Caleg Harus Bergerak Menangkan Airlangga, Target Suara 60 Persen di Jateng-DIY

1. Airlangga bukan orang yang pintar ikuti lagam politik

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto saat menghadiri pengajian akbar majelis taklim di DPP Partai Golkar. (www.instagram.com/@golkar.indonesia)

Nur mengatakan Airlangga bukanlah sosok yang pandai berakrobat politik. Akan tetapi menjadi orang yang tidak punya kreatifitas dalam menyesuaikan lagam politik yang sedang berkembang saat ini. 

"Problemnya sekarang adalah Airlangga seakan dipaksakan jadi presiden. Tapi sosok ini tidak kreatif menentukan lagam politik yang muncul. Malahan kader partainya yang punya gagasan. Akibatnya kan bisa dilihat bahwa jadi stagnan gerak partainya," kata Ketua Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIP Undip saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (25/7/2023). 

2. Airlangga hanya sosok teknokratis

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) berjalan memasuki ruangan saat akan menjalani pemeriksaan di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (24/7/2023). Airlangga Hartarto memenuhi panggilan Kejaksaan Agung sebagai saksi atas kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Ia berkata Airlangga hanya seorang teknokratis dan sosok yang populis di mata masyarakat Indonesia. Lebih lanjut, ia menganggap klaim Airlangga yang mengatakan sebagai bacapres Golkar di tahun 2024 memang membuat kegaduhan di kalangan internal partai beringin tersebut.

Para senior Golkar pada akhirnya juga mempermasalahkan langkah Airlangga yang ngotot menjadi bacapres. 

"Di kalangan internalnya sendiri, para seniornya mempermasalahkan juga. Inilah yang jadi blundernya Airlangga. Sosok teknokratis kan kalau jadi presiden gak gampang," terangnya. 

3. Golkar didorong cari gebrakan jelang Pilpres 2024

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Dengan jadwal coblosan Pilpres 2024 yang kian mepet, katanya Golkar berpotensi ditinggalkan teman koalisinya dan mengalami penurunan elektoral yang signifikan. 

Berkaca pada pernyataan politisi senior Golkar Lawrence Siburian pada kanal YouTube Tempo yang mengusulkan Golkar berganti haluan mendukung Koalisi Perubahan, menurutnya hal itu menjadi bukti jika internal partai tersebut menilai nama Airlangga tidak menjual di mata masyarakat terutama Jawa Tengah. 

Lebih jauh, Nur pun menyarankan supaya elite Partai Golkar segera bergerak cepat untuk menyelamatkan nasib partainya. Caranya bisa denganbiat gebrakan agar memunculkan diferensiasi menjelang Pilpres.

"Sekarang ini dengan waktu sangat mepet, Golkar harus lakukan gebrakan supaya dia punya deferensiasi. Karena selama ini Golkar selalu mengikuti apa yang ada dan tidak punya pengalaman sebagai oposisi. Sejak orba sampai orde reformasi seperti itu. Kalau caranya kayak itu ya dia gak dapat apa-apa. Musti ada langkah deferensiasi agar calon pemilih lihat karakter Golkar," tuturnya. 

"Mereka harus lihat kondisi apakah dengan ngeblok ke Ganjar bisa menaikan angka elektoral. Tapi jangan salah, arus bawah Golkar yang menginginkan ke koalisinya Anies juga sangat tinggi. Karena saat apel perubahan potensi itu tampak sangat kuat," tambahnya. 

Baca Juga: Airlangga: Siapapun yang Minat Jadi Ketum Golkar, Tunggu Munas 2024

Berita Terkini Lainnya