TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenomena Hujan Meteor Alpha Monocerotids Terjadi 22 November 2019

Muncul setelah 24 tahun yang lalu

astronomy.com

Semarang, IDN Times - Sebuah badai atau hujan meteor Alpha Monocerotids akan datang dan mencapai puncaknya pada Jumat 22 November 2019 Tarikh Umum (TU). Badai itu diperkirakan akan terjadi pukul 11:50 WIB.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Badai Meteor Leonid, Terjadi Setiap 33 Tahun Sekali!

1. Durasi hujan meteor hanya satu jam

nbcnews.com

Badai meteor tersebut dinamakan Alpha Monocerotids karena seakan berasal dari rasi Monoceros. Rasi tersebut berdampingan tepat dengan rasi Waluku (Orion).

Badai meteor sendiri merupakan istilah bagi hujan meteor periodik dengan intensitas tinggi mulai ratusan sampai dengan ribuan meteor per jamnya.

"Durasi badai meteor mungkin bakal sangat singkat, hanya sejam saja, dengan intensitas 400 meteor/jam," tulis Pengurus Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muh Ma'rufin Sudibyo dalam sebuah utas di media sosialnya, sebagaimana dikutip IDN Times.

2. Kecepatan meteor Alpha Monocerotids mencapai 65 km/detik

Twitter.com/marufins

Hujan meteor terjadi apabila Meteoroid atau remah-remah komet yang terserak di sepanjang lintasannnya, saat satu komet mendekati Matahari kemudian memasuki atmosfer Bumi dan berpapasan langsung dengan planet biru tersebut. Meteoroid tersebut seukuran debu hingga butir pasir.

Meteoroid yang melejit memasuki atmosfer Bumi mempunyai kecepatan yang sangat tinggi. Kondisi itu membuat partikel meteoroid terpanaskan sangat hebat dan akhirnya habis menguap karena tingginya tekanan pada ketinggian 70-60 kilometer di atas permukaan laut (kmdpl).

Meteor-meteor Alpha Monocerotids melesat berkecepatan 65 kilometer per detik.

"Normalnya intensitasnya sangat kecil, hanya beberapa meteor per jam. Namun di tahun 1925 dan 1935 TU, terdeteksi badai meteor tersebut terjadi sangat singkat namun cukup deras, dengan intensitas mencapai 1.000 meteor per jam," imbuh Ma'rufin.

3. Sudah empat kali terjadi

thethaiger.com

Badai meteor Alpha Monocerotids terjadi pada 1985 dan 1995 TU, setelah sebelumnya muncul di tahun 1925 dan 1935 TU.

Meskipun komet induknya belum bisa diketahui, berdasarkan perhitungan menunjukkan badai meteor itu akan kembali setelah 24 tahun, yaitu tahun 2019 TU.

"Ukuran partikel-partikel meteoroid dalam badai atau hujan meteor hanya sebesar debu dengan diameter rata-rata dalam orde milimeter hingga kurang dari 1 sentimeter," terang Ma'rufin secara khusus kepada IDN Times, Kamis (21/11).

4. Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi radio

insider.com

Hujan meteor tersebut tak berdampak apapun kecuali untuk meningkatkan kemampuan komunikasi radio jarak jauh.

"Uap yang dibentuk berupa ion-ion (+) maupun (-) yang memperkaya kandungan ion di lapisan ionosfer setempat. Makanya bisa meningkatkan kemampuan komunikasi radio jarak jauh. Pertambahan konsentrasi ion tidak berpengaruh terhadap suhu setempat apalagi cuacanya," papar Ma'rufin.

Baca Juga: Luar Biasa, 5 Kawah Ini Terbentuk dari Meteor Terbesar di Dunia

Berita Terkini Lainnya