Makna Masak Sayur Lodeh yang Dilakukan Masyarakat Jawa Saat Pageblug
Kearifan lokal dipercaya mampu menghilangkan wabah corona.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Solo, IDN Times - Di saat pandemi virus corona atau COVID-19 mewabah di Indonesia, banyak masyarakat Jawa yang ramai-ramai membuat sayur lodeh. Sayur lodeh adalah masakan sayur yang berkuah santan dan terdiri dari berbagai macam sayuran.
Baca Juga: Resep dan Cara membuat Sayur Lodeh Enak, Layaknya Masakan Ibu!
1. Sebagai tolak bala
Bagi masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, sayur lodeh kerap disajikan dalam acara selamatan. Sayur ini dilambangkan sebagai tolak bala.
Putri Pakoe Buwono XII, GKR Wandansari Koesmortiyah mengatakan menurut kepercayaan orang Jawa sayur lodeh yang dimasak mengandung tujuh macam sayuran, diantaran kluwih, terong, waluh, tempe, kacang gleyor, kulit melinjo, dan godong so atau daun melinjo.
Ketujuh sayuran tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Kluwih bertarti lebih memperhatikan keluarga, kacang panjang berrati di rumah jangan banyak berpergian yang tidak bermanfaat, terong berarti teruskan beribadah yang rutin, kulit melinjo berarti jangan hanya melihat kasat mata dari bencana ini tetapi melihat lebih dalam dan intropeksi diri.
Waluh berarti jangan banyak mengeluh lebih bersyukur, godong so atau daun melinjo berarti banyak berkumpul dengan orang sholeh dan belajar tentang bencana. Dan tempe berarti tetap tangguh, sabar dalam menghadapi ujian, harga naik, sulit, dan mahal.
"Sayur lodeh itu kan makanan sehari-hari dan masakan rumah orang Jawa, lodeh kluwieh atau kluwih terong, yang pasti semua macam yang ada situ ada makna yang bisa diterjemahkan sebagai permohonan yang terkandung dalam nama makna dari tuju rupa itu," jelasnya saat dihubungi Sabtu (21/3).
Baca Juga: 12 Virus Paling Berbahaya di Muka Bumi, Lebih Mematikan Dari COVID-19