TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa Semarang Sukses Sulap Daun Jati Jadi Sabun Antiseptik

Diperuntukkan untuk para pemerah susu sapi

Dok. Undip Semarang

Semarang, IDN Times - Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang berhasil menciptakan kreasi baru. Mereka sukses menyulap daun jati menjadi cairan sabun antiseptik. Kreasi ini diklaim mampu membantu permasalahan sanitasi para peternak sapi.

Baca Juga: Tiga Mahasiswa Undip Kembangkan Biodisel dari Batu Fosfat dan Jelantah

1. Mereka generasi millennials

Dok. Undip Semarang

Adalah Susan Sitha Irma Yuhanita, Prasetyo Ardiansyah, dan Tituk Suselowati yang berhasil membuat terobosan tersebut. Mereka tiga mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Susan dan Prasetyo angkatan 2015, sementara Tituk merupakan angkatan 2017.

Ketiganya berhasil menciptakan cairan antiseptik dari ekstrak daun jati jalar merah (Tectona grandis Linn F.). Produk inovasi tersebut bernama I-Care: Antiseptik 2-in-1, dalam bentuk Hand Sanitizer dan Gel Puting.

2. Lebih higienis, mampu menekan jumlah bakteri

Dok. Undip Semarang

Produk ini diyakini lebih higienis dan mampu menurunkan jumlah bakteri pada telapak tangan para pemerah susu dan cemaran bakteri dalam susu. Bahkan mampu menjaga kesehatan kebersihan tangan, serta menjaga kesehatan kelenjar mammary pada sapi perah.

“Hasil penelitian di laboratorium kami, menunjukkan antiseptik (I-Care) dengan konsentrasi 0,02% ekstrak daun jati merah sudah terbukti efektif. Efektifnya sama dengan antiseptik komersial yang menggunakan povidone iodine 10% sebagai antibakteri untuk teat dipping," kata Susan seperti dikutip dalam keterangan tertulis resmi Undip kepada IDN Times, Senin (24/6).

3. Ide awal pembuatan I-Care

Dok. Undip Semarang

Ide inspirasi dibuatnya antiseptik ini berawal dari kegelisahan mereka ketika mengamati perilaku peternak sapi yang hanya mencuci tangan saja, dan langsung memerah susu. Tanpa disadari bahwa bakteri yang ada pada tangan belum sepenuhnya mati sehingga berakibat bakteri pada puting susu sapi akan berkembang dan menyebabkan mastitis pada sapi perah.

Hal tersebut dikarenakan adanya bakteri yang masuk ke dalam puting. Terserangnya mastitis pada sapi perah, tentu sangat merugikan peternak karena susu yang dihasilkan bisa ditolak oleh Industri Pengolah Susu (IPS).

Umumnya para peternak sapi mencelupkan puting ke dalam larutan antiseptik setelah proses pemerahan selesai (teat dipping) untuk mencegah cemaran bakteri pada susu sapi perah. Hanya saja sampai saat ini, industri peternakan sapi perah masih banyak menggunakan yang antiseptik sintetis yang biasanya meninggalkan residu kimia pada susu.

"Jika susu yang mengandung residu kimia dikonsumsi oleh manusia bukannya sehat yang didapat tapi malah berbahaya bagi kesehatan," ujar Tituk.

Baca Juga: Bisnis Unik, Susu dan Yoghurt Terong ala Mahasiswa Undip

Berita Terkini Lainnya