TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ababil Evo III, Mobil Listrik UMS yang akan Dilombakan di Mandalika

Mobil listrik desain balap yang pernah menang di Jepang

Peluncuran mobil listrik UMS. (IDN Times/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Tim Electric Car Research Center (ECRC) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meluncurkan mobil listrik yang akan diikutkan pada kompetisi internasional mobil hemat energi Shell Eco-maraibon 2022 yang akan diselenggarakan pada tanggal 11-15 Oktober 2022 di Pertamina Mandalika International Street Cucuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Mobil yang diluncurkan itu bernama Ababil Evo III dengan tipe prototipe.

Baca Juga: Cerita Rosa Sayentika, Mahasiswi UMS Raih Student Award

1. Merupakan mobil listrik dengan desain balap

Peluncuran mobil listrik UMS. (IDN Times/Larasati Rey)

Manajer Tim ECRC UMS, Diki Rahman Saputra mengatakan Ababil Evo III ini merupakan mobil hemat energi yang dibuat tahun 2017 lalu. Tapi dilakukan pembenahan atau penyempurnaan ketiga kalinya untuk persiapan Shell Eco Marathon di Mandalika nanti.

Mobil listrik ini merupakan mobil hemat energi yang dirancang untuk mengikuti perlombaan dalam kategori prototype Ababil Evo III, dirancang melalui riset dan penelitian dengan mengikuti perkembangan teknologi pada setiap tahunnya .

Abab Evo memiliki rancangan Battery Li-ton dengan kapasitas 840 Wh dan rasio konsumsi sebesar 265 2 km per Wh yang menggunakan motor penggerak yaitu Motor Brushless DC 350W 48V.

"Untuk saat ini, pengembangan mobil listrik terus dilakukan hingga race berlangsung Ababil Evo III berasal dari mobil listrik sebelumnya yang bernama Ababil Evo Il yang telah diperbarui dan diperbaiki lebih baik lagi," ujarnya dalam peluncuran di Gedung Siti Walidah, UMS (30/09/2022).

2. Miliki kecepatan 38 km/jam

Peluncuran mobil listrik UMS. (IDN Times/Larasati Rey)

Untuk proses pembuatannya sendiri membutuhkan waktu 2-3 bulan dengan dibantu 30 orang mahasiswa dalam 1 tim.

Mobil listrik ini berbentuk kapsul dan dapat melaju dengan kecepatan tertinggi 50 km/jam. Tapi saat ini hanya disetting dengan kecepatan tertinggi 38 km/jam saja.

"Karena kita butuh efisiensinya, bukan top speednya. Ini bisa menempuh 10 km lebih dalam satu pengisian daya listrik yang memakan 2-3 jam pengisian," sambungnya.

"ECRC UMS TEAM mengubah beberapa bagian bodi yang lebih aerodinamis serta berat mobil yang sebelumnya memiliki berat 60,5 kg menjadi 56 kg. Perubahan juga terdapat pada pembaharuan bagian pengereman menjadi hidrolik dan visibilitas mobil yang lebih jelas. Pada bagian elektrikal mobil ditambahnya sensor arus, tegangan, dan sensor kecepatan," jelasnya.

Baca Juga: Rektor UMS Solo Menyamar Jadi Mahasiswa Baru, Kasih Hadiah Sepeda

Berita Terkini Lainnya