Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Biaya produksi smartphone bervariasi tergantung pada model dan jenisnya. Namun, laporan dari beberapa sumber menunjukkan bahwa biaya produksi rata-rata untuk smartphone flagship berkisar antara 40-50 persen dari biaya produksinya.
Biaya produksi ini mencakup biaya komponen dan proses produksi pada masing-masing pabrik. Selain itu, biaya produksi ini belum termasuk biaya riset dan pengembangan, biaya pemasaran, biaya distribusi, dan keuntungan perusahaan.
Perlu diingat bahwa biaya produksi yang dilaporkan adalah perkiraan dan bisa berbeda tergantung pada sumber informasi dan metode perhitungannya. Berikut perbandingan biaya produksi 5 smartphone flagship teratas. Mari kita simak!
Baca Juga: 5 HP Xiaomi Populer di 2023, Smartphone Paling Worth It
1. Samsung Galaxy Z Fold 4
Galaxy Z Fold 4 (dok. samsung.com) Menurut laporan Nikkei Asia, pada pembuatannya bahan dan komponen Galaxy Z Fold 4 banyak menggunakan komponen buatan lokal. Adapun rasio komponen ini besarannya mencapai 50 persen.
Nikkei Asia bersama dengan spesialis smartphone dari Tokyo, Fomalhaut Techno Solutions, membongkar Galaxy Z Fold dan membandingkan komponennya dengan foldable handset lainnya.
Perkiraan biaya produksi satu unit Galaxy Z Fold 4 bisa mencapai 670 dolar Amerika atau sebesar 40 persen dari harga jual di pasaran. Biaya ini juga tidak jauh dari biaya produksi smartphone lipat lain.
Untuk saat ini jika kita melakukan pencarian di marketplace Indonesia, harga jual Galaxy Z Fold bisa mencapai Rp25 juta hingga Rp31 juta.
2. Google Pixel 7 Pro 128GB
Pixel 7 Pro (dok. google.store.com) Dilansir dari Counterpoint Reserach biaya produksi Pixel 7 Pro membutuhkan sekitar 413 dolar Amerika. Sementara, untuk harga jual nya di pasaran adalah sebesar 899 dolar Amerika.
Biaya produksi ini memang sebanding dengan spesifikasi komponennya yang tinggi dan dari semua komponen yang terpasang, layar pada Pixel 7 Pro menjadi yang paling mahal dan menghabiskan sebagian besar biaya Bill of Material (BoM).
Google Pixel 7 Pro tampil dengan panel layar AMOLED berukuran 6.7 inci dengan refresh rate hingga 120Hz.
Google Pixel 7 Pro menggunakan prosesor Tensor G2 yang dipasangkan dengan RAM 128GB. Baterainya berkapasitas 5.000 mAh dan sudah medukung fast charging 30W.
3. Samsung Galaxy S21 Ultra
Galaxy S21 Ultra (dok. samsung.com) Menurut analisa Bill of Materials berdasarkan praktik penelitian komponen oleh Counterpoint Research, untuk memproduksi satu unit Galaxy S21 Ultra, membutuhkan biaya hingga 533 dolar Amerika, biaya ini menjadi lebih murah sekitar 7 persen dibandingkan dengan biaya produksi seri Galaxy S20 Ultra 5G.
Selain penghematan biaya komponen dari single-chip solution, Galaxy S21 Ultra juga mengurangi jumlah modul antena dari tiga menjadi dua.
Penurunan biaya juga dilakukan Samsung dengan mengurangi isi kotak saat pembelian yaitu meniadakan charger serta wired earphone.
Pada marketplace di Indonesia, Harga Galaxy S21 Ultra saat ini berada di kisaran Rp10 juta sampai dengan Rp15 juta.
4. Xiaomi 12S Ultra
Xiaomi S12 Ultra (dok. mi.com) Berdasarkan Penelitian dari Counterpoint Research, Xiaomi 12S Ultra yang dilengkapi dengan RAM 8GB dan penyimpanan 256GB. Biaya produksi yang dikeluarkan sekitar 516 dolar Amerika. Sedangkan, harga jual pasar global adalah sebesar 899 dolar Amerika.
Komponen seperti prosesor, layar, bersama dengan memori, menyumbang hampir 67 persen dari total biaya produksi Xiaomi 12S Ultra.
Keunggulan dari smartphone ini salah satunya adalah spesifikasi kamera 50 mega piksel hasil kerja sama Xiaomi dengan produsen lensa asal Jerman, Leica. Xiaomi 12S Ultra menggunakan layar AMOLED LTPO 2.0 dengan ukuran dimensi 6,73 inci yang mendukung refresh rate hingga 120Hz.
Xiaomi 12S Ultra chipsetnya menggunakan Snapdragon 8+ Gen 1 besutan Qualcomm dan memilliki kapasitas baterai 4.860mAh dan didukung fitur fast charing 67 watt.
Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Gaming Xiaomi, Harga dan Spek Paling Worth It
