TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tekan Inflasi, Pemprov Jateng Punya PR Stabilkan Harga Beras

Gejolak harga beras picu inflasi dan deflasi

ilustrasi beras (freepik.com/jcomp)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya untuk menstabilkan harga pangan terutama beras di pasaran. Sebab, gejolak harga beras beberapa bulan belakangan memicu terjadinya inflasi dan deflasi di Jawa Tengah.

1. Jaga stok beras

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan, pihaknya terus menjaga harga beras agar tetap stabil di pasaran. Upaya ini karena kendala yang dialami Jateng dalam waktu belakangan ini sebagaimana komoditas tersebut menjadi penyumbang inflasi.

"Produk pangan beras selalu menjadi PR kita, karena sebagai penghasil beras, kita sering diombang-ambing inflasi harga beras,’’ ungkapnya, Selasa (4/6/2024).

Menurut dia, masalah beras ini memang mudah diatasi karena inflasi itu bicara masalah fluktuasi harga. Saat panen harga turun, begitu tidak panen barangnya banyak keluar.

‘’Akhirnya, harga beras tinggi, termasuk di Jateng sendiri juga tinggi. Sehingga, PR kita adalah menjaga stok agar saat panen dan tidak panen harganya tidak bergejolak tinggi," katanya.

Baca Juga: Jateng Deflasi Minus 0,22 Persen di Bulan Mei 2024, Ini Penyebabnya

2. Beras penyumbang deflasi bulan Mei

Sementara berdasarkan data BPS Jateng, pada bulan Mei 2024 terjadi deflasi di Jawa Tengah sebesar minus 0,22 persen month to month (m-to-m). Adapun, beras menjadi komoditas utama penyumbang deflasi dengan andil sebesar minus 0,13 persen.

Baru setelah itu disusul daging ayam ras dengan andil sebesar minus 0,07 persen; tomat sebesar minus 0,04 persen; angkutan antarkota sebesar minus 0,04 persen; dan cabai rawit dengan andil sebesar minus 0,03 persen.

Secara year on year (y-o-y), inflasi Jawa Tengah pada Mei 2024 tercatat sebesar 2,66 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,44.

"Alhamdulillah untuk angka inflasi kita (Jateng) bulan Mei 2024 secara m-to-m terjadi deflasi minus 0,22 persen, sehingga angka inflasi secara y-o-y juga mengalami penurunan menjadi 2,66 persen,’’ kata Sumarno.

Berita Terkini Lainnya