Transisi Energi Penting Melibatkan Masyarakat dan Aksi Kecil Bermakna

Akan menjadi inklusif dan partisipatif

Intinya Sih...

  • Pelibatan seluruh elemen masyarakat, termasuk kelompok rentan, penting dalam transisi energi yang berkeadilan.
  • Komunikasi inklusif dan partisipatif menjadi kunci untuk memastikan kebijakan transisi energi dipahami dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.
  • Aksi-aksi kecil bersama-sama, cerita inspiratif, dan pelibatan ibu-ibu dapat memberikan dampak signifikan dalam penurunan emisi.

Semarang, IDN TimesTransisi energi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan menjadi agenda penting bagi Indonesia. Namun, pelibatan seluruh elemen masyarakat, termasuk kelompok rentan, menjadi aspek krusial dalam mewujudkan transisi energi yang berkeadilan.

Peningkatan pemahaman dan dukungan dari masyarakat menjadi kunci, dan hal itu dapat dicapai melalui berbagai cara, mulai dari aksi-aksi kecil yang kolektif hingga kampanye cerita inspiratif.

1. Ada komunikasi inklusif

Transisi Energi Penting Melibatkan Masyarakat dan Aksi Kecil BermaknaIlustrasi pemakaian lampu hemat energi. (dok. Pixybay)

Dalam diskusi yang digelar pada Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas, Taufiq Hidayat Putra menekankan pentingnya komunikasi yang inklusif dan partisipatif.

“Pendekatan ini sangat penting untuk memastikan kebijakan transisi energi dipahami dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa rekomendasi dari diskusi ISEW 2024 akan menjadi masukan penting bagi penyusunan RPJMN 2025-2029 dalam mencapai sistem ketenagalistrikan yang berkelanjutan, dengan memperhatikan potensi sumber daya di setiap daerah.

Baca Juga: ISEW 2024: Percepat Transisi Energi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

2. Aksi kecil yang berdampak besar

Transisi Energi Penting Melibatkan Masyarakat dan Aksi Kecil Bermaknapexels.com/walter Cordero

Manajer Proyek CASE for Southeast Asia di Institute for Essential Services Reform (IESR), Agus Tampubolon menyampaikan, aksi-aksi kecil yang dilakukan secara bersama-sama dapat memberikan dampak signifikan dalam penurunan emisi.

"Menanam pohon, bersepeda ke sekolah, atau mematikan lampu saat tidak digunakan adalah langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan setiap individu. Ini bukan hanya tentang tindakan, tetapi juga tanggung jawab kita bersama untuk menjaga bumi," ujarnya.

Menurut Agus, cerita-cerita inspiratif terkait aksi iklim juga memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang dan memotivasi tindakan kolektif dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

"Setiap individu memiliki peran sebagai penjaga bumi, dan suara kolektif kita sangat penting untuk menciptakan perubahan yang nyata," tambahnya.

3. Melibatkan kelompok yang terpinggirkan

Transisi Energi Penting Melibatkan Masyarakat dan Aksi Kecil Bermaknailustrasi seorang ibu rumah tangga (freepik.com/rawpixel.com)

Pendiri dan Direktur Eksekutif Buibu Baca Buku, Puty Puar, yang juga hadir dalam ISEW 2024, menyoroti pentingnya pelibatan kelompok ibu-ibu dalam agenda transisi energi.

"Sejauh ini, ibu-ibu seringkali tidak dilibatkan dalam isu-isu transisi energi, padahal mereka adalah kelompok yang paling terdampak oleh perubahan iklim dan kebijakan energi," jelas Puty.

Ia menambahkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat terjadi pemadaman listrik, ibu-ibu yang paling terdampak karena kegiatan rumah tangga menjadi terganggu.

“Ibu-ibu yang merasakan dampak langsung dari polusi atau pemadaman listrik, tapi suaranya seringkali tidak terdengar dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan energi,” ungkap Puty.

Ia mendorong agar suara ibu-ibu lebih dipertimbangkan dalam proses transisi energi.

4. Pentingnya komunikasi dan partisipasi masyarakat

Transisi Energi Penting Melibatkan Masyarakat dan Aksi Kecil BermaknaIlustrasi pertanian (IDN Times/Ayu Afria)

Kepala Desa Tampir Wetan, Magelang, Wahyu Hantoro memberikan contoh sukses bagaimana komunikasi yang baik dapat mengubah persepsi warga terhadap penggunaan energi terbarukan.

"Kami menggunakan pompa air bertenaga surya untuk mengatasi kekeringan, tetapi awalnya warga ragu. Setelah melakukan diskusi rutin, warga yang awalnya pesimis justru mendukung penggunaan teknologi ini," jelas Wahyu.

Dengan penerapan teknologi tenaga surya, lahan pertanian yang sebelumnya terdampak kekeringan kini bisa dikelola sepanjang tahun. Jumlah pelanggan pompa air surya di desa tersebut juga meningkat pesat dari 25 menjadi 176 pelanggan.

Untuk diketahui, ISEW 2024 menjadi bagian penting dari 30 tahun kerja sama energi antara Indonesia dan Jerman, yang mencakup dukungan teknis dan finansial untuk proyek energi terbarukan. Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), GIZ Indonesia/ASEAN, serta IESR.

Dengan tema EVolution REVolution on Technology, Consumers, and the Road to Sustainability, diskusi tersebut berfokus pada perkembangan teknologi kendaraan listrik, penggunaan energi berkelanjutan, dan tantangan serta peluang dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau.

Baca Juga: Dekarbonisasi Industri: Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya