TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

OJK: Sektor Keuangan Jawa Tengah Tumbuh Positif di Awal 2024

Ada program khusus untuk sektor pertanian

ilustrasi uang rupiah (pixabay.com/Iqbal Nuril Anwar)

Intinya Sih...

  • Sektor jasa keuangan di Jawa Tengah stabil hingga Maret 2024, dengan total aset perbankan mencapai Rp562 triliun.
  • Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 9,41 persen menjadi Rp441 triliun, dengan penyaluran kredit tumbuh signifikan sebesar 10,22 persen mencapai Rp414 triliun.
  • OJK dan pemerintah terus mendukung sektor pertanian melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Kredit Pembiayaan Sektor Pertanian (KPSP).

Semarang, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah mengumumkan bahwa kondisi sektor jasa keuangan di Jawa Tengah hingga Maret 2024 dalam kondisi stabil dengan kinerja yang terus tumbuh positif. Laporan itu memberikan gambaran optimis tentang perkembangan ekonomi di Jateng Berikut gambarannya secara lengkap.

1. Perbankan makin kuat

Total aset perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp562 triliun pada Maret 2024, naik 7,84 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Rinciannya, aset Bank Umum mencapai Rp512 triliun dan aset BPR sebesar Rp49 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 9,41 persen, menjadi Rp441 triliun, dengan penyaluran kredit yang tumbuh signifikan sebesar 10,22 persen mencapai Rp414 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) tetap terjaga pada 93,93 persen, menunjukkan kinerja intermediasi yang sehat.

Perbankan syariah juga menunjukkan kinerja cemerlang. Aset perbankan syariah tumbuh 18,26 persen mencapai Rp554 triliun, sementara penghimpunan DPK naik 18,85% menjadi Rp436 triliun. Penyaluran pembiayaan syariah meningkat 19,79 persen mencapai Rp406 triliun. Tingkat FDR perbankan syariah berada di angka 90,23 persen, dengan Non-Performing Financing (NPF) turun menjadi 5,51 persen.

Baca Juga: OJK Tutup Perumda BPR Bank Purworejo, Ini Prosedur Klaim Uang Nasabah

2. Fintech dan sektor IKNB

Jumlah penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending di Jawa Tengah mencapai 101 perusahaan, dengan 94 konvensional dan 7 berbasis syariah. Pinjaman outstanding fintech P2P lending tumbuh 24,89 persen, mencapai Rp2.232 miliar, dengan dana yang dihimpun meningkat 33,69 persen menjadi Rp118 miliar.

Perusahaan pembiayaan mencatat peningkatan nilai piutang pembiayaan sebesar 7,08 persen, mencapai Rp37,77 triliun.

Namun, premi asuransi umum mengalami kontraksi sebesar 2,14 persen, turun menjadi Rp839 miliar.

3. Pasar modal dan edukasi konsumen

Pasar modal di Jawa Tengah didominasi oleh investor individu. Jumlah Single Investor Identification (SID) saham meningkat 21,73 persen menjadi 652.015 investor pada Maret 2024. OJK juga aktif dalam edukasi dan perlindungan konsumen.

Pada Januari--Maret 2024, ada 258 pengaduan yang masuk melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), dengan aduan terbanyak dari sektor perbankan.

Untuk menurunkan jumlah pengaduan, OJK telah menggelar 35 kegiatan edukasi yang melibatkan 4.716 peserta dari kalangan pelajar dan pelaku UMKM.

Berita Terkini Lainnya