TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cabai Rawit Setan Kian Mahal Dipicu Tingginya Kegiatan Warga Jateng

Disperindag mulai cek harga cabai rawit setan di Purwokerto

Tumpukan cabai rawit setan yang dijual di lapak pedagang blok G-14 Pasar Johar MAJT. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah menyatakan harga cabai rawit setan yang semakin tinggi disebabkan adanya pola kegiatan masyarakat yang meningkat belakangan ini.

Kepala Disperindag Jateng, Ratna Kawuri mengatakan terjadinya peningkatan aktivitas masyarakat yang mendekati hari-hari besar seringkali memicu lonjakan harga cabai di pasaran.

"Perilaku konsumen kan kalau mendekati hari besar akan tinggi biasanya. Kegiatan sosial juga tinggi jadinya mempengaruhi permintaan," kata Ratna kepada IDN Times, Rabu (8/11/2023). 

Baca Juga: 4 Cara Mengawetkan Cabai yang Semakin Mahal

1. El Nino perberat produksi cabai rawit setan

Petani cabai. Rahmad/ANTARA FOTO

Ratna mengaku hari ini mengecek langsung harga cabai rawit setan di Pasar Wage Purwokerto.

Di sana, Ratna dan jajarannya mendapat pengakuan dari pedagang jika harga cabai rawit setan melonjak di angka Rp70 ribu bahkan sudah menyentuh Rp90 ribu per kilogram. 

Ratna berkata kondisi kemarau yang berkepanjangan tahun ini memang membuat petani cabai menjadi susah. Terlebih lagi, dengan munculnya siklus El Nino justru menambah beban petani dan mengakibatkan penurunan produktivitas di masing-masing lahan pertanian. 

"Saat ini ada kemarau ditambah ada El Nino memperberat sisi dari dampak kemarau, mungkin mempengaruhi produktivitas," akunya. 

2. Perbedaan tempat distribusi memicu lonjakan harga

ilustrasi komoditas cabai di pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Dirinya pun tak memungkiri bahwa ada perbedaan kenaikan harga cabai rawit setan di tiap daerah lantaran dipicu barangnya juga dipasok dari daerah yang berbeda-beda. 

Perbedaan tempat pengambilan pasokan cabai rawit setan telah mempengaruhi kenaikan harga yang beragam. 

"Aku barusan nengok Di Pasar Wage Purworejo ada yang Rp70 ribu, ada yang Rp80 ribu ada juga yang Rp90 ribu. Itu kenapa? Masing-masing pedagang ambil barangnya beda-beda. Itu mempengaruhi kualitas dan harga. Apalagi dampak kekeringannya belum usai. Mudah-mudahan kalau hujan lebih baik kualitasnya," tuturnya. 

Baca Juga: Kaum Pengangguran di Jateng Masih 1,08 Juta Jiwa, Terbanyak di Brebes 

Berita Terkini Lainnya