TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Medis tentang Intermittent Fasting, Manfaat dan Efek Samping

Menurunkan berat badan dan memperbaiki fungsi otak

ilustrasi diet (pexels.com/Cats Coming)

Intinya Sih...

  • Intermittent fasting efektif untuk menurunkan berat badan dengan membakar lemak sebagai sumber energi.
  • Peningkatan produksi BDNF saat puasa dapat meningkatkan fungsi otak, namun risiko dehidrasi juga meningkat.
  • Puasa teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan resistensi insulin, tetapi berpotensi memperburuk gangguan makan.

Intermittent fasting telah menjadi tren diet yang digemari oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan atau meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Tapi, apa sebenarnya yang terjadi di dalam tubuh ketika kamu mempraktikkan metode puasa ini?

Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 fakta medis penting tentang intermittent fasting, manfaatnya, serta efek samping yang perlu kamu waspadai. Jangan sampai melewatkan informasi berharga ini sebelum memutuskan untuk mencobanya. Yuk simak! 

1. Membantu menurunkan berat badan

Intermittent fasting dikenal efektif dalam membantu penurunan berat badan, terutama karena memungkinkan tubuh untuk membakar lemak yang tersimpan. Saat kamu berpuasa, tubuh kehabisan glukosa yang tersedia dan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi. Ini bisa menjadi kabar baik bagi kamu yang sedang berjuang dengan penurunan berat badan.

Namun, penurunan berat badan yang cepat bukan tanpa risiko. Metode ini bisa menyebabkan metabolisme melambat jika dilakukan secara ekstrem. Oleh karena itu, pastikan kamu melakukannya dengan bijak dan mempertimbangkan kebutuhan kalori harianmu.

2. Membantu memperbaiki fungsi otak

Tidak hanya membantu menurunkan berat badan, intermittent fasting juga memiliki manfaat bagi otak. Ketika kamu berpuasa, tubuh meningkatkan produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), protein yang berperan penting dalam memelihara sel-sel otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

Peningkatan BDNF dapat membantu melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini bergantung pada konsistensi dan durasi puasa yang dilakukan.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mengetahui Apakah Kamu Terkena Diabetes, Jangan Abaikan!

3. Risiko dehidrasi lebih tinggi

Ketika kamu berpuasa, terutama dalam jangka waktu yang panjang, ada risiko dehidrasi yang meningkat. Ini disebabkan karena tubuh kehilangan banyak cairan tanpa penggantian yang memadai, terutama jika kamu tetap aktif selama periode puasa.

Gejala dehidrasi seperti pusing, sakit kepala, dan kelelahan adalah tanda bahwa tubuhmu membutuhkan lebih banyak air. Oleh karena itu, sangat penting untuk minum air putih yang cukup selama jam makan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

4. Menjaga kesehatan jantung

Intermittent fasting juga dikaitkan dengan peningkatan kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan mengurangi peradangan, semua faktor risiko utama penyakit jantung.

Orang yang melakukan intermittent fasting secara konsisten memiliki profil lipid yang lebih sehat dan resistensi insulin yang lebih rendah, yang berkontribusi pada kesehatan jantung yang lebih baik. Namun, perlu diingat bahwa hasil ini bervariasi antara individu dan memerlukan konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai.

5. Risiko gangguan makan

Intermittent fasting bisa menjadi pedang bermata dua, terutama bagi mereka yang rentan terhadap gangguan makan. Praktik puasa yang ketat dapat memicu pola makan yang tidak teratur dan memperburuk gangguan makan seperti binge eating atau anoreksia.

Orang dengan riwayat gangguan makan harus berhati-hati saat mempertimbangkan intermittent fasting. Pendekatan ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, dan penting untuk mencari bantuan profesional jika kamu mengalami kesulitan dalam mengatur pola makanmu.

Intermittent fasting menawarkan banyak manfaat kesehatan, tetapi juga membawa potensi risiko jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Sebelum kamu terjun ke dalam dunia puasa ini, penting untuk memahami bagaimana tubuhmu merespons dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Jangan lupa untuk mendengarkan tubuhmu, dan selalu utamakan keseimbangan dalam setiap langkah yang kamu ambil.

Baca Juga: 5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggi

Verified Writer

Ignatius Drajat Krisna Jati

Terus semangat!!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya