TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Hormon Leptin, Bisa Jadi Penyebab Obesitas dan Pubertas Dini

Pemeriksaan leptin bisa minimalkan persoalan obesitas

Ilustrasi obesitas (IDN Times)

Semarang, IDN Times - Hormon leptin sangat berpengaruh pada tubuh manusia dalam hal pengaturan nafsu makan. Namun, kelebihan hormon ini bisa menyebabkan obesitas dan pubertas dini pada anak. 

Baca Juga: Lewat Melon Mas, Pemkot Semarang Gandeng Milenial Atasi Stunting

1. Bantu tubuh pertahankan berat badan normal

Laboratorium klinik Prodia menyelenggarakan seminar kesehatan 'Leptin: Defining It's Role in Human', Sabtu (30/9/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Dokter gizi klinik Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang, dokter Annta Kern Nugrohowati mengatakan, leptin merupakan hormon yang dilepaskan oleh jaringan adiposa atau lemak tubuh yang membantu tubuh mempertahankan berat badan normal dalam jangka panjang. Hormon ini bisa mengatur rasa lapar dengan memberikan efek kenyang.

‘’Namun, apabila ada gangguan pada kadar leptin dalam darah, maka nafsu makan bisa terganggu. Jika, nafsu makan meningkat tanpa disertai pengaturan atau pemilihan makan secara baik maka bisa menyebabkan obesitas atau memicu penyakit degeneratif seperti diabetes, kolesterol, hipertensi dan lainnya,” ungkapnya pada seminar nasional yang mengusung tema ‘Leptin : Defining It’s Role in Human’ yang diselenggarakan Laboratorium  Klinik Prodia di Semarang, Sabtu (30/9/2023).

Maka itu, orang yang memiliki polimorfisme pada gen DRD2 harus memperhatikan jenis glukosa dan lemak yang dikonsumsi. Upaya ini untuk mencegah gangguan hormon leptin. Sehingga, asupan makanan perlu diperhatikan.

‘’Sebab, pada kondisi leptin meningkat seperti pada penderita obesitas, hormon ini menjadi tidak bisa berfungsi untuk menekan nafsu makan. Maka, terjadilah yang namanya resistensi leptin,’’ kata dokter gizi klinik yang berpraktek di Prodia Laboratorium Semarang itu. 

2. Sebagai prediktor sindrom metabolik pada anak

Pubertas (halfordorthodontics.com)

Dengan demikian, perlu sekali melakukan modifikasi diet melalui pemilihan asupan makanan seperti memilih bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh, karbohidrat dengan indeks glikemik sedang atau rendah.

Sementara dari sisi tumbuh kembang anak, dokter Spesialis Anak dan Konsultan Gizi Anak, dr Rina Pratiwi mengatakan, leptin dapat digunakan sebagai prediktor sindrom metabolik pada anak-anak di masa prapubertas, sekaligus juga sebagai indikator proses pertumbuhan pada anak dengan malnutrisi.

“Untuk diketahui, saat ini angka obesitas pada anak cukup tinggi. Mereka yang mengalami itu memiliki risiko pada penyakit degeneratif dan bisa mengalami masa pubertas lebih dini. Jika sudah puber, maka masa pertumbuhan juga akan lebih maju. Bagi anak perempuan, menstruasi akan datang lebih awal, misalnya umumnya menstruasi di usia 12 tahun, ini sudah menstruasi di usia 9 tahun,’’ jelasnya. 

Baca Juga: Kejar Zero Stunting di Solo, Pemkot Bagikan Paket Autometri

Berita Terkini Lainnya