TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kabar Gembira! Lokananta Jajaki Untuk Kembali Produksi Piringan Hitam

Membutuhkan investasi Rp4 miliar

Lokananta Jajaki untuk kembali memproduksi piringan hitam. IDN Times/Larasati Rey

Banyaknya permintaan akan piringan hitam membuat perusahaan rekaman musik pertama Indonesia, Lokananta berinisitif untuk kembali memproduksi piringan hitam. Perusahan milik negara ini yang beralamat di Jalan A.Yani No.379A, Laweyan, Solo ini juga sebagai lokasi rekaman pertama di Indonesia.

Baca Juga: Hari Kartini, Museum Musik Indonesia Bersihkan Koleksi Piringan Hitam

1. Ingin ikuti permintaan pasar

Lokananta Jajaki untuk kembali memproduksi piringan hitam. IDN Times/Larasati Rey

Kepala Perum PNRI Cabang Solo, Marini mengatakan kembalinya Lokananta sebagai pabrik piringan hitam tak luput dari banyaknya permintaan dari para pecinta musik. Meski, alat pemutar musik sudah digital, namun eksistensi piringan hitam yang semakin langka ini justru membuat para pecinta musik banyak yang memburu.

“Salah satunya alasan karena piringan hitam itu sampai saat ini penggemarnya masih cukup banyak terutama dari Indonesia bahkan di seluruh dunia,” ungkapnya Jumat (13/12).

Wanita yang kerap disapa Rini ini mengaku sering mendapat pertanyaan soal ketersediaan piringan hitam saat menghadiri pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

“Kalau bicara skala Indonesia tidak sebanyak permintaan dari dunia, terbukti dari beberapa pameran yang kita ikuti selama ini permintaaanya pun cukup banyak yang bertanya tentang piringan hitam,” imbuhnya.

2. Masih menunggu investor

Lokananta Jajaki untuk kembali memproduksi piringan hitam. IDN Times/Larasati Rey

Kendati masih bersifat wacana, namun Rini mengaku telah menyiapkan kajian dan mencari beberapa mitra yang tertarik dalam produksi piringan hitam. Rini tak menampik, modal untuk kembali membuat Lokananta sebgai pabrik piringan hitam tidaklah sedikit, namun pihaknya meyakini bisa mengembalikan kejayaan Lokananta sebagai pabrik piringan hitam satu-satunya di Indonesia.

“Lokananta saat ini berupaya mencari investor terlebih dahulu dan mempersiapkan kajian-kajiannya baru mengadakan produksi piringan hitam,” ujarnya.

Pihaknya memperkirakan dibutuhkan investasi sekitar Rp3 miliar sampai Rp4 miliar untuk pengadaan mesin. Marini menambahkan, saat ini Lokananta masih melakukan produksi kaset. Produksi kaset per bulan masih berjalan mencapai sekitar 2.000 kaset per bulan.

"Piringan hitam diproduksi dari tahun 1956 sampai 1971. Dari tahun itu industri sudah beralih ke kaset. Mereka lebih meminta kaset. Akhirnya kami beralih dari piringan hitam ke kaset," ungkap Marini.

Baca Juga: Begini Hasilnya Saat Seniman Ubah 10 Foto Jadul Hitam Putih Jadi Kekinian

Berita Terkini Lainnya