TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Kemiripan Parenting Shikaku-Shikamaru di Naruto, Shikadai Beruntung!

Pola pengasuhan keluarga Nara agaknya emang juara, ya

Shikamaru Nara dan Shikadai Nara (dok. Pierrot/Boruto: Naruto Next Generations)

Serial Naruto dan Boruto tak hanya berkutat tentang pertarungan antar ninja tapi juga pelajaran hidup. Ada pengembangan diri, persahabatan, asmara, hingga kekeluargaan. Salah satu poin yang cukup sering disorot adalah pola pengasuhan.

Misalnya, parenting Shikaku kepada Shikamaru dalam Naruto dan Naruto Shippuden, yang berlanjut ke serial Boruto: Naruto Next Generations atas Shikamaru ke Shikadai. Nah, ini kesamaan parenting Shikaku dan Shikamaru!

Baca Juga: 5 Perbandingan Kutukan Naruto dan Boruto, Dirasuki Makhluk Jahat!  

1. Memberikan anak hak untuk memilih sendiri dan menerima serta menghargai pilihan anak 

Shikaku Nara dan Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto Shippuden)

Hampir semua warga desa Konoha mengucilkan Naruto. Para orangtua kerap melarang anak-anaknya bergaul dengannya. Namun tak begitu dengan Shikaku, dia justru memberi Shikamaru kesempatan untuk memilih. Itu adalah hak anak.

Di saat bersamaan, Shikamaru juga diberi wadah eksplorasi pikiran dan emosi untuk lebih mengenal diri sendiri. Shikaku melatihnya dalam pengambilan keputusan dan menghargai pilihannya. Kendati melawan arus, Shikamaru tetap berteman dengan Naruto.

Shikamaru pun meneruskan didikan itu pada Shikadai. Dia menerima dan menghargai keputusan Shikadai untuk rehat sebagai shinobi demi belajar politik. Sebab, dia tahu bahwa anaknya tentu juga punya pertimbangan dan keinginan sendiri.

2. Menumbuhkan kepercayaan pada anak sebab memang paham kelebihan dan kekurangan anak

Shikamaru dan Temari (dok. Pierrot/Boruto: Naruto Next Generations)

Kendati jarang menghabiskan waktu bersama, tapi setiap momen sangat berkualitas. Dari momen itulah Shikaku mendalami watak dan kemampuan Shikamaru, termasuk kekurangan dan kelebihannya.

Oleh sebab itu, dia paham sisi luar-dalam anaknya. Sebagaimana mendiang ayahnya yang percaya padanya, Shikamaru pun menumbuhkan rasa percaya pada Shikadai. Kepercayaan itu juga berimbas pada kepercayaan diri yang terbentuk di diri anak.

Misalnya, Shikaku percaya bahwa Shikamaru akan mampu mengatasi dan memperbaiki kegagalan dalam misi chunin perdananya.

Begitu pula Shikamaru kepada Shikadai saat dia mengirimnya ke misi penjemputan Mitsuki walau Temari begitu gusar.

3. Walau sangat sibuk, tapi selalu berusaha meluangkan waktu untuk membersamai anak

Shikaku Nara dan Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto Shippuden)

Shikaku-Shikamaru dan Shikamaru-Shikadai memang tak bisa menghabiskan banyak waktu bersama sebab sangat sibuk bekerja. Namun, mereka selalu berusaha meluangkan waktu untuk membersamai anak.

Kegiatan paling berkesan adalah saat bermain shogi. Kendati terkesan sepele, tapi banyak hal berharga yang terlahir dari momen itu.

Bermain sambil menyelami diri anak. Shikaku maupun Shikamaru mengenal pola pikir dan watak anak dari caranya bermain shogi.

Walau kebersamaan itu kerap tersita sebagai shinobi penting bagi desa Konoha, Shikamaru (maupun Shikadai) paham, tetap bersyukur, dan bangga pada ayahnya. Dia belajar menjadi sosok tegar, mandiri, dan bertanggungjawab.

4. Melatih dan membimbing anak sejak dini agar siap mengemban tanggungjawab besar kelak

Shikamaru dan Shikadai (dok. Pierrot/Boruto: Naruto Next Generations)

Selain Komandan Jonin, Shikaku juga berperan vital sebagai Ahli Strategi Perang pada Perang Dunia Shinobi Keempat yang menganalisis situasi pertempuran dan mengolahnya menjadi strategi kemenangan.

Menjelang bijuudama menghantam markas pusat, bermodalkan kepercayaan dan sangat paham kemampuan anaknya, Shikaku mendapuk Shikamaru memimpin strategi itu. Anaknya tak lagi sekadar menjadi pemimpin bagi diri sendiri tapi juga orang lain.

Begitu pula yang akan dilakukan Shikamaru pada Shikadai kelak. Cepat atau lambat, dia harus siap untuk mengembankan tanggungjawab besar ke pundak anaknya. Oleh sebab itu, dia berusaha melatih dan membimbingnya sejak dini.

Dia berharap Shikadai mempelajari sisi konstruktif dari dirinya sebagaimana Shikamaru mengagumi mendiang ayahnya yang mengajarkannya makna kuat dan hebat.

"Aku sudah tumbuh, dengan melihat punggungmu."

5. Alih-alih selalu santai, ada kalanya Shikaku dan Shikamaru bersikap tegas terhadap keluarganya

Shikaku Nara dan Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto)

Shikaku tahu bahwa Shikamaru adalah tipikal tertutup dan perfeksionis yang ketika terpuruk pun akan mencoba tampak biasa-biasa saja.

Dia kerap mengabaikan resahnya. Misalnya, saat misi chunin perdananya gagal, bahkan mengakibatkan rekan-rekannya cedera parah.

Dengan tegas dan lugas, Shikaku menggambarkan sikap Shikamaru seperti pecundang yang lari dari masalah.

Alih-alih mengelak, belajarlah menerima kegagalan, dan bangkit menjadi sosok yang lebih kuat demi orang-orang berharga baginya.

Sikap tegas ini belum kentara terlihat dari pola pengasuhan Shikamaru kepada Shikadai. Namun, agaknya sisi tegas Shikamaru sudah dirasakan Temari saat memutuskan untuk mengizinkan Shikadai belajar politik serta mengutus ke misi berbahaya. Temari pun patuh.

6. Sebagai pemimpin, kontrol diri adalah bagian dari tanggungjawab termasuk dalam situasi pelik

Shikaku, Shikamaru, Shikadai Nara (dok. Pierrot/Naruto Shippuden dan Boruto: Naruto Next Generations)

Pada Perang Dunia Shinobi Keempat, jelang serangan bijuudama, Shikaku tetap tenang, memikirkan strategi pamungkas untuk menyelamatkan dunia ninja, dan mengajari sekaligus menyemangati Shikamaru untuk mengambil alih posisinya memimpin strategi perang.

Di saat bersamaan, Shikamaru yang perfeksionis dan khawatir akan gagal pun harus memikul tanggungjawab sangat besar. Padahal, dia masih belasan tahun dan ayahnya baru saja gugur tanpa sempat melihat jasadnya. Ternyata, dia mampu.

Agaknya, itu pula yang coba Shikamaru terapkan pada anaknya. Pasalnya, Shikadai memang mulai sering didapuk sebagai pemimpin tim. Shikamaru ingin anaknya juga mampu berpikir jernih dan bermental matang walau dalam situasi pelik.

Verified Writer

Rahmadila Eka Putri

Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Mari terhubung melalui Facebook (Rahmadila Eka Putri), Instagram (@rahmadilaekaputri), ataupun Twitter (@ladilacious), kritik dan sarannya juga dipersilahkan, lho!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya