TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tahapan Karir Shikamaru di Naruto-Boruto, Pejabat yang Family Man!

Bakat kepemimpinan Shikamaru sudah tampak sejak usia dini

Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Boruto: Naruto Next Generations)

Shikamaru Nara merupakan salah satu tokoh yang perannya terus bergulir sejak serial Naruto hingga serial Boruto.

Dia merupakan sahabat baik Naruto sejak jaman kanak-kanak. Persahabatan mereka semakin kuat seiring suka-duka yang dilalui bersama.

Saat ini, sebagaimana sahabatnya, Naruto, dia juga sudah menjadi seorang ayah dan menjalani karir sebagai salah satu petinggi di desa Konoha. Nah, mari ikuti kilas balik perjalanan karir dari si jenius ini!

Baca Juga: Kerap Diremehkan, 5 Bakat Sakura Melampaui Rekannya di Naruto-Boruto 

1. Usia pra-sekolah

Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto Shippuden)

Shikamaru berasal dari salah satu klan elit di desa Konoha, Klan Nara. Ayahnya, Shikaku Nara, merupakan pemimpin Klan sekaligus menjabat sebagai Pemimpin Divisi Jounin dan Ahli Strategi Perang. Shikamaru adalah anak tunggal.

Kendati demikian, orangtuanya tak memanjakan ataupun mengontrol pola pikir dan tindakannya.

Agaknya dia mewarisi bakat kepemimpinan ayahnya. Sejak kecil, kepekaan, kecermatan, dan keberaniannya mengambil keputusan sudah tampak.

Hal ini tersirat saat dia memilih keluar dari arena permainan ketika teman-teman lain mengejek dan mengucilkan Choji secara sepihak.

Shikamaru tak gentar jika berimbas dimusuhi pula karena dia meyakini bahwa Choji adalah orang baik. 

2. Murid Akademi

Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto)

Shikamaru adalah tipikal yang menghindari keributan dan situasi merepotkan. Dia juga sebenarnya tak begitu termotivasi berangkat sekolah, tapi dia tetap hadir di Akademi Ninja dengan harapan akan menemukan hal menarik di kehidupan sekolahnya.

Pasalnya, Shikamaru memang cenderung merasa bahwa hidupnya membosankan. Kegiatan-kegiatan yang dijalaninya tak menarik.

Termasuk pembelajaran di kelas, dia sering memilih tidur. Dia dan Naruto bahkan didaulat sebagai duo paling pemalas di kelas itu.

Namun, mereka bersahabat baik. Shikamaru bertanya pada ayahnya mengapa warga desa menjauhi Naruto, dan jawaban bijak beliau melatihnya untuk mandiri mengambil keputusan. Shikamaru tak harus mengikuti seperti mereka, karena dia pasti punya penilaian sendiri.

3. Ninja Genin

Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto)

Pasca lulus dari Akademi Ninja, Shikamaru resmi menjadi ninja berpangkat genin. Nilai kelulusannya tak cemerlang, bahkan termasuk yang terendah.

Bukan karena bodoh, namun terlalu malas bahkan untuk sekadar menggerakkan pena saat menjawab soal ujian.

Usut punya usut, sifat malas dan bosan itu terkait dengan IQ Shikamaru, yakni 210. Jounin pemimbingnya untuk Tim 10, Asuma Sarutobi, menyadari kejeniusannya saat bermain Shogi. Dia lebih senang berpikir mendalam daripada banyak bergerak.

Dia adalah murid jenius tapi tak ambisius. Mimpinya bahkan ingin hidup bebas dan tenang seperti awan di langit.

Dia mendambakan kehidupan yang tak mencolok. Dibalik potensi luar biasanya, dia hanya ingin menjadi sosok yang biasa-biasa saja.

4. Ninja Chunin

Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto Shippuden)

Tak ingin potensi intelegensi muridnya terbuang sia-sia, Asuma menyuruh Shikamaru mengikuti ujian Chunin.

Tentu saja, dia menolak karena menganggap hal itu merepotkan. Pada akhirnya, dia tetap ikut ujian, namun nyaris mengundurkan diri ketika akan berlaga.

Saat bertanding melawan Temari dari Sunagakure, dia sebenarnya menang namun memilih untuk mengalah. Seolah "kuda hitam", Shikamaru meraup atensi dan apresiasi melalui kematangan intelegensi dan emosi di situasi pelik. 

Dia jenius, tenang, dan berani berpendapat yang menyiratkan pertarungan tak melulu soal menang-kalah.

Mantan murid pemalas di Akademi Ninja itu justru adalah satu-satunya yang diangkat menjadi ninja berpangkat chunin di periode itu, sekaligus pertama di angkatannya.

Kelulusan ujian Chunin tak semata ditentukan kekuatan individu dan keterampilan ninja untuk menang-kalah dalam pertandingan, tapi juga kematangan intelegensi dan emosi, serta bakat kepemimpinan. Hal itulah yang dimiliki Shikamaru. 

5. Ninja Jounin

Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Naruto Shippuden)

Sebagai seorang yang baru belajar memimpin, Shikamaru adalah sosok bertanggungjawab, cermat, peka, peduli dan percaya pada rekan.

Belajar dari misi perdana sebagai chunin, Misi Pengejaran Sasuke, yang gagal dan nyaris merenggut nyawa rekan-rekannya, Shikamaru melatih mental lebih matang.

Dia tak berlarut-larut emosional saat duka tapi lekas berpikir dan bersikap rasional. Dia lekas bangkit saat kehilangan gurunya, Asuma, yang dibunuh Hidan Akatsuki. Hidan berhasil ditumpas, bahkan eksekusi terakhir oleh Shikamaru di hutan Klan Nara. 

Saat Perang Dunia Ninja Keempat, dia kehilangan ayahnya. Dia mengambil alih posisi mendiang ayahnya dan memimpin puluhan ribu pasukan dari berbagai desa ninja.

Sekali lagi, beliau melatihnya menjadi pemimpin yang percaya pada diri sendiri dan rekan-rekannya. Pasca perang, Shikamaru dipromosikan menjadi jounin

6. Penasehat Hokage

Shikamaru Nara (dok. Pierrot/Boruto: Naruto Next Generations)

Saat ini, dia masih menjabat sebagai Penasihat Hokage. Bermula dari era Hokage Keenam, Kakashi Hatake, dan berlanjut ke Hokage Ketujuh, Naruto Uzumaki. Tak hanya itu, dia juga Koordinator dalam Aliansi Lima Negara Besar Shinobi.

Saat Perang Dunia Ninja Keempat, bakat kepemimpinan Shikamaru yang kentara bahkan sempat digadang-gadang berpotensi menjadi Hokage.

Dalam novel "Shikamaru Hiden: A Cloud Drifting in Silent Darkness", dia tak pernah berambisi menjadi Hokage sebab lebih nyaman bekerja dalam "bayangan" sebagaimana jurus khas klan Nara.

Baginya, Naruto itu ibarat "matahari". Sahabatnya kecilnya itu adalah sosok yang paling tepat sebagai Hokage. Semakin terang cahaya bersinar, semakin gelap bayangan berkembang. Bagi Shikamaru, dirinya lah yang akan memikul beban kegelapan itu. 

Baca Juga: Kerap Diremehkan, 5 Bakat Sakura Melampaui Rekannya di Naruto-Boruto 

Verified Writer

Rahmadila Eka Putri

Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Mari terhubung melalui Facebook (Rahmadila Eka Putri), Instagram (@rahmadilaekaputri), ataupun Twitter (@ladilacious), kritik dan sarannya juga dipersilahkan, lho!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya