TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sawah Berubah Jadi Kampung, Kini Tak Ada Lagi Burung Kuntul di Srondol

BKSDA perkirakan burung kuntul pindah ke lokasi lain

pixabay.com

Semarang, IDN Times - Perubahan yang sangat signifikan pada lahan yang ada di kawasan Srondol, Semarang telah berdampak pada ekosistem satwa endemik setempat. Burung kuntul yang lebih familiar dimata warga setempat dengan sebutan burung blekok, yang saat ini benar-benar menghilang.

Tarmuji, seorang warga Srondol Kulon berkata sudah sejak lama tidak lagi melihat kawanan burung kuntul diatas pepohonan di sepanjang Jalan Setiabudi, Srondol. Ia dan warga Srondol Kulon lainnya mengenal burung kuntul dengan sebutan burung blekok. 

"Tapi sudah lama banget gak liat blekok di sini, Mas. Soalnya sekarang kan suasananya tambah ramai, jadi mungkin aja pindah ke tempat lain. Beda kalau pas zaman saya masih SMA kan masih sepi. Banyak blekok yang bikin sarang diatas pohon asam," kata pria 56 tahun ini ketika berbincang dengan IDN Times, Selasa (12/1/2021).

 

Baca Juga: Berbakat, 5 Burung Ini Ahli dalam Berenang dan Menyelam

1. Burung kuntul dulu sering hinggap di pohon asam kawasan Srondol

Deretan pohon asam yang masih berdiri kokoh di Jalan Raya Setiabudi Srondol Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Ia mengaku keberadaan burung kuntul tersebut puluhan tahun silam sudah dianggap sebagai ciri khas wilayah Srondol. Dulunya kawanan burung kuntul sering hinggap di sejumlah pohon asam yang tumbuh di tepi jalan raya. 

"Jumlahnya kan bisa puluhan ekor. Warnanya putih. Jadi kalau dari jauh orang-orang yang lewat senang lihat penampakan blekok di Srondol. Sekarang pohon asamnya masih banyak. Tapi blekoknya sudah gak ada," ujarnya.

2. Pada era 80'an burung kuntul sering masuk ke kampung

Ilustrasi orang melihat kawanan burung. Unsplash.com/tomasrobertson

Sementara itu, pengakuan warga Srondol tersebut juga diamini oleh tim konservasi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.

Petugas Pengendali Ekosistem Muda Hutan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Budi Ambong mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, kawanan burung kuntul sudah menghilang dari kawasan Srondol. "Padahal kalau era 80'an, jumlahnya sangat banyak. Sampai masuk gang klopo di belakang Srondol Agung," ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Hellboy, Cucak Ijo Jawara Kicau Mania Dapat Izin Resmi dari BKSDA

3. Burung kuntul menghilang gara-gara lahan sawah berubah jadi pemukiman warga

Penampakan markas Yonif Raider Semarang di Jalan Royal Setiabudi Srondol. IDN Times/Fariz Fardianto

Lenyapnya burung kuntul disebabkan adanya perubahan fungsi lahan yang ada di sana. Bentuk landscape cover Srondol yang awalnya berupa ladang persawahan dengan pepohonan yang rimbun, kini berubah secara masif menjadi hunian padat penduduk.

Perubahan paling mencolok, katanya ialah pada jalan tol yang dibangun di Srondol. "Srondol dan ngesrep yang tadinya berupa sawah seluas mata memandang, sekarang benar-benar sudah berubah. Alih fungsi lahannya dimulai dengan munculnya jalan tol," urainya.

"Tapi sebelum itu terjadi, ketika kampus Undip pindah dari Jalan Imam Barjo ke Semarang bagian atas, membuat areal sawah berubah jadi kampus. Terus semakin melebar dan ditambah ada kampung-kampung dan kos-kosan," sambungnya.

4. Burung kuntul mengandalkan sawah untuk cari sumber pakan

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Ia mengungkapkan perubahan secara masif itu telah mengakibatkan sumber pakan burung kuntul kian menipis. Sawah yang biasanya jadi lokasi mencari makan bagi satwa bernama latin Egretta garzetta ini menjadi menghilang. 

Burung kuntul mengandalkan sawah untuk berburu ikan, cacing dan makanan lainnya. "Burung yang di Srondol itu jenisnya kuntul kecil atau familiar disebut blekok sawah. Sumber pakannya ya di sawah. Dia karakteristiknya semacam water bird atau burung air. Cari makannya di habitat yang berair. Persawahan jadi sebenarnya merupakan sumber pakan yang dahsyat," jelasnya. 

Baca Juga: Gak Cuma Jago Menyelam, Ini 7 Fakta Menarik Burung-burung Laut

Berita Terkini Lainnya