TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Sempidan Kalimantan, Burung yang Menghadapi Ancaman Kepunahan

Burung ini memiliki ritual perkawinan yang rumit!

Lophura bulweri (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Intinya Sih...

  • Sempidan kalimantan, atau burung pakiak, endemik di hutan Kalimantan.
  • Jantan dan betina dapat dibedakan dari fisiknya; herbivora, aktif di siang hari.
  • Musim kawin terjadi antara Maret-Juni; terancam punah karena alih fungsi lahan dan perburuan liar.

Sempidan kalimantan, yang dikenal juga sebagai burung pakiak, merupakan hewan yang masuk dalam famili Phasianidae. Burung dengan nama ilmiah Lophura bulweri ini endemik di hutan Kalimantan. Spesies ini umumnya ditemukan di wilayah yang dilindungi, seperti di Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Timur, dan jarang ditemukan di daerah lainnya.

Sempidan kalimantan memiliki habitat berupa hutan tropis di wilayah perbukitan. Kemungkinan, hewan ini menyukai hutan hujan dataran tinggi karena sempidan kalimantan jarang ditemukan pada wilayah di bawah ketinggian 300 mdpl. Simak berbagai fakta lainnya mengenai burung ini yuk!

1. Perbedaan fisik jantan dan betina

Sempidan kalimantan merupakan burung yang dapat dibedakan jantan dan betinanya dengan mudah karena terdapat perbedaan fisik, atau disebut juga dengan dimorfisme seksual. Individu jantan memiliki panjang tubuh sekitar 80 cm. Bulunya hitam dengan bagian dada merah marun, kakinya berwarna merah tua, dan ekor putih bersih dengan bulu yang panjang. Kulit wajah individu jantan berwarna biru cerah. Individu burung betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, yaitu sekitar 55 cm, dengan warna bulu cokelat kusam. Bagian kaki betina berwarna merah dengan kulit wajah yang biru.

2. Burung herbivora

Sempidan kalimantan merupakan herbivora yang memakan berbagai macam tumbuhan. Makanannya terdiri dari buah, biji-bijian, daun, hingga bunga. Namun terkadang burung ini juga memakan cacing dan serangga kecil. Sempidan kalimantan akan mencari makanan dengan mematuk tanah menggunakan paruhnya. Mereka juga memiliki mata yang tajam untuk mencari buah-buahan yang matang dan tak jarang memanjat pohon untuk meraih buah tersebut, dikutip dari Animal Information.

Baca Juga: 6 Fakta Elang Ekor Merah, Burung yang Muncul di Film Hollywood

3. Aktif di siang hari

Sempidan kalimantan umumnya merupakan hewan soliter dan hanya akan berkumpul saat musim kawin tiba. Spesies burung ini aktif di siang hari atau bersifat diurnal. Ketika siang hari, sempidan kalimantan akan aktif mencari makan. Saat malam tiba, burung ini akan berlindung di vegetasi semak belukar yang lebat atau bertengger di pohon. Mereka akan menggunakan kaki yang kuat untuk mencengkeram dahan pohon.

4. Ritual perkawinan yang rumit

Musim kawin burung sempidan kalimantan umumnya terjadi antara bulan Maret hingga Juni, yaitu di peralihan antara musim hujan dan kemarau. Selama waktu ini, burung jantan akan melakukan pertunjukan ritual perkawinan yang rumit untuk menarik perhatian individu betina. Jantan akan mengembangkan bulunya, melebarkan ekor, hingga mengeluarkan suara keras untuk menunjukkan dominasi dan daya tariknya. Setelah jantan berhasil mendekati betina, mereka akan kawin dan betina akan menghasilkan telur.

5. Bersarang di tanah

Periode pasca kawin hingga betina menghasilkan telur terjadi sekitar 26–28 hari. Selama periode ini, burung betina akan membuat sarang di tanah, umumnya tersembunyi di antara tumbuhan. Hal ini dilakukan untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi telur-telurnya. Setelah bertelur, individu betina akan mengeraminya dengan duduk di sarang agar telur-telur tersebut tetap hangat dan terlindungi. Setelah menetas, anak sempidan kalimantan umumnya sudah mampu bergerak sendiri dan cukup mandiri, tetapi masih butuh perlindungan dari induknya.

Verified Writer

Fiti Aigaka

Mari mencari tahu lebih banyak lagi!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya