Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Malam Hari Terasa Gerah, Ternyata Ini Penyebabnya

Pixabay.com/Free-Photos

Semarang, IDN Times- Pernahkah kamu merasakan udara di rumah atau lingkungan sekitarmu terasa gerah di malam hari? 

Menurut penjelasan yang didapat dari Stasiun Klimatologi Kelas I, BMKG Kota Semarang, udara panas di malam hari merupakan fenomena alam yang kerap terjadi setiap tahunnya. 

1. Ada awan yang menumpuk di langit

Wallpaperplay.com

Kasi Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Kelas I, BMKG Kota Semarang, Iis Widya Harmoko mengungkapkan, munculnya fenomena tersebut akibat terjadinya penumpukan awan di langit saat memasuki siklus puncak kemarau.

"Kondisi sekarang ini kan kalau dilihat banyak sekali pertumbuhan awan. Harusnya pas kemarau gak ada. Tapi sekarang awannya relatif lebih banyak. Makanya, hawanya berasa gerah kalau malam. Itu juga yang membuat beberapa daerah mengalami hujan lokal dengan intensitas rendah," ungkap Iis saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (28/8).

2. Di beberapa daerah justru diguyur hujan lokal

(Ilustrasi) ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

Ia menyatakan fenomena munculnya awan yang relatif banyak tidak saja membuat udara gerah, namun di beberapa daerah justru turun hujan. Berdasarkan citra satelit BMKG, daerah yang mengalami hujan lokal seperti di Boja Kendal, Blora dan Wonosobo.

"Siklus cuaca yang sangat cepat dengan udara yang bikin gerah juga kena imbas Madden Julian Oscillation (MJO). Apalagi kita ada di wilayah kepulauan. Sehingga muka air laut jadi hangat. Di daratan juga terkena dampak yang sama," akunya.

3. Warga diminta waspadai munculnya dust devil alias lisus

Ilustrasi cuaca ekstrem (IDN Times/Sukma Sakti)

Pihaknya saat ini mewanti-wanti kepada masyarakat yang tinggal di dekat daerah lapang untuk mewaspadai kecepatan angin yang bertambah kencang.Angin kencang muson timuran saat ini berkecepatan antara 10-15 knot.

"Yang patut diwaspadai oleh warga saat ini ialah adanya angin lisus alias dust devil. Sebab, dia bisa datang setiap waktu karena ada pemanasan wilayah yang tidak merata. Dust devil efeknya dirasakan sejauh 10-15 meter. Maka harus berhati-hati. Terutama di kampung dengan vegetasi yang sudah berkurang," tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Febriana Sintasari
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us