Hari Tanpa Bayangan Mulai 10 Oktober, Apa Dampaknya Bagi Manusia?

Paling awal muncul di Jepara

Banjarnegara, IDN Times - Stasiun Geofisika Banjarnegara menyatakan Hari Tanpa Bayangan dengan posisi matahari pada kulminasi utama yang muncul saban tahun, tak akan mempengaruhi kesehatan pada tubuh manusia.

Di tahun ini, Hari Tanpa Bayangan bakal kembali muncul selama empat hari berturut-turut.

1. Hari Tanpa Bayangan muncul di Jateng mulai 10 Oktober

Hari Tanpa Bayangan Mulai 10 Oktober, Apa Dampaknya Bagi Manusia?Instagram.com/daarulmutqin

Informasi dari Stasiun Geofisika Banjarnegara menyebutkan, Hari Tanpa Bayangan akan muncul mulai 10 Oktober hingga 13 Oktober dengan waktu kulminasi utama yang bervariasi. Dari tanggal 10, Hari Tanpa Bayangan pertama kali muncul di Kota Ukir Jepara.

Lalu 11 Oktober, Hari Tanpa Bayangan muncul serentak di 15 daerah mulai Semarang, Blora, Pati hingga Brebes. Lalu tanggal 12 Oktober muncul di 8 daerah mulai Sragen, Salatiga, Ungaran, Purwokerto hingga Banjarnegara. Dan yang terakhir tanggal 13 Oktober muncul di jalur pantai selatan Jateng yakni Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Solo, Banyumas hingga Cilacap.

Baca Juga: Siap-Siap Kotamu Akan Alami Hari Tanpa Bayangan, Yuk Cek Tanggalnya

2. Hari Tanpa Bayangan, matahari tepat di atas kepala

Hari Tanpa Bayangan Mulai 10 Oktober, Apa Dampaknya Bagi Manusia?instagram.com/chalistaputriii

Di Jepara, matahari akan berada persis di atas kepala manusia pukul 11:24.29 WIB pada tanggal 10 Oktober.

"Sedangkan di Kabupaten Banjarnegara dan Purwokerto, titik kulminasi utamanya terjadi pada 12 Oktober 2019 pukul 11:27:51 WIB dan pukul 11:29:42.04 WIB siang," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, kepada IDN Times, Senin (7/10).

Baca Juga: Mengapa Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi Dua Kali di Indonesia?

3. Munculnya kulminasi utama matahari tak berpengaruh apapun bagi manusia

Hari Tanpa Bayangan Mulai 10 Oktober, Apa Dampaknya Bagi Manusia?Pixabay/jplenio

Aji memastikan munculnya matahari pada titik kulminasi utama tak akan membawa efek apapun bagi para penduduk bumi. Cuma, katanya setiap orang yang berdiri saat kulminasi utama tak akan dapat melihat bayangannya.

"Untuk efeknya sih nggak ada mas, paling ya pada waktu kulminasi tersebut, tidak ada bayangannya," ujar Aji lagi.

Aji menerangkan bila kemunculan kulminasi utama dipengaruhi adanya deklinasi matahari yang sama dengan lintang pengamat. Pada kondisi tersebut matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.

Situasi itu akhirnya memunculkan hilangnya bayangan benda tegak karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

Faktor lainnya, karena adanya bidang ekuator bumi dan bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika bidang revolusi bumi. 

"Ini membuat posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5o LU sampai dengan 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," tutupnya.

Baca Juga: 10 Fakta Kulminasi, Saat Telur Berdiri Tegak di Hari Tanpa Bayangan

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya