Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Mengamati Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang akan terjadi pada Kamis (26/12), pada dasarnya adalah melihat atau Matahari, baik secara langsung maupun tak langsung. Dalam melihat GMC, memerlukan teknik khusus dalam mengamatinya, agar peristiwa langit langka tersebut tetap bisa disaksikan dengan jelas tetapi mata tetap aman dan sehat.
Baca Juga: Tata Cara Salat Gerhana Matahari, Bacaan Niat Salat Kusuf Menurut PBNU
1. Refleks mata sangat cepat
Masyarakat juga bisa menggunakan teleskop canggih yang disediakan UMSU untuk mengamati gerhana matahari cincin. IDN Times/Prayugo Utomo Mata manusia secara refleks atau otomatis akan menyipit dan berkedip lebih cepat tatkala menatap Matahari secara langsung. Hal itu dikarenakan terang benderangnya cahaya Matahari dan langit di latar belakang.
Kondisi tersebut membuat pupil mata mengecil, sesempit mungkin. Sehingga jumlah sinar Matahari yang masuk ke dalam lensa mata menjadi sesedikit mungkin.
2. Ada proses menyipit lebar dan kecil
Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Agussani (tengah) bersama jajarannya memperlihatkan kacamata khusus melihat matahari yang akan digunakan untuk mengamati Gerhana Matahari Cincin (GMC). Antara Foto/Septianda Perdana Refleks itu berguna untuk melindungi sel–sel batang dan kerucut di retina yang sangat sensitif terhadap cahaya. Sebaliknya dalam kondisi langit redup hingga gelap, seperti dalam puncak Gerhana Matahari, mata menjadi kurang menyipit, berkedip lebih pelan dan pupil terbuka lebih lebar.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Hal tersebut membuat jumlah sinar Matahari yang memasuki lensa mata menjadi lebih besar. Termasuk diantaranya adalah sinar ultraungu, yaitu sinar dengan energi terbesar.
3. Tidak ada tanda jika mata rusak akibat ultraungu
Sinar ultraungu mampu menyebabkan reaksi kimiawi di retina yang dapat berdampak berkurangnya ketajaman penglihatan dan dapat berakhir pada kebutaan temporer maupun permanen.
Saat proses kerusakan itu mulai terjadi, tak ada mekanisme internal tubuh yang memberitahu atau memberikan tanda terjadinya kerusakan di retina mata. Seperti misalnya rasa panas atau sakit, kecuali pandangan yang mulai berkurang dan menghilang.
Baca Juga: Daftar 6 Lokasi Pengamatan Gerhana Matahari Cincin di Jawa Tengah