Harga Beras dan Bawang Merah Naik Picu Inflasi April 2024 di Jateng
Intinya Sih...
- Inflasi di Jawa Tengah bulan April 2024 mencapai 0,20 persen (month to month) dan 3,27 persen year on year (yoy), lebih rendah dari tingkat nasional.
- Kabupaten Rembang mencatat inflasi tertinggi sebesar 4,87 persen dengan IHK 109,37, sementara Purwokerto terendah sebesar 2,82 persen dengan IHK 105,82.
- Komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah, emas perhiasan, angkutan antar kota, bawang putih, minyak goreng, tarif kereta api. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain beras, telur ayam ras, cabai merah.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan April 2024 di Provinsi Jawa Tengah mencapai 0,20 persen (month to month). Sedangkan, secara year on year (yoy) tingkat inflasi di Jateng di angka 3,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,67.
1. Inflasi April di Jateng lampaui nasional
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Rembang sebesar 4,87 persen dengan IHK sebesar
109,37 dan terendah terjadi di Purwokerto sebesar 2,82 persen dengan IHK sebesar 105,82.
Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan mengatakan, inflasi bulan April 0,20 persen di Jateng ini lebih rendah dibandingkan nasional yang mencapai 0,25 persen.
“Dilihat dari kelompok pengeluaran, inflasi April 2024 salah satunya dipengaruhi transportasi, terutama transportasi antarkota, perawatan pribadi, dan jasa lainnya,” ungkapnya dalam siaran pers secara daring, Kamis (2/5/2024)
Baca Juga: Bulog Klaim Stok Beras untuk Jateng-DIY Cukup 3 Bulan
2. Beras dan cabai sumbang deflasi
Berdasarkan survei BPS, lima komoditas penyumbang inflasi bulan April antara lain bawang merah, emas perhiasan, angkutan antar kota, bawang putih, minyak goreng, tarif kereta api, tomat, bayam, nasi dengan lauk, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM).
Sedangkan, komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain beras, telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan buncis.
3. Gerakan pangan murah tekan inflasi
Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno menyampaikan, terkendalinya inflasi Jateng tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk Pemprov Jateng, pemerintah kabupaten/ kota, serta stakeholder terkait, yang turut berupaya menjaga ekonomi makro di provinsi ini.
“Inflasi harus dipantau setiap hari, karena perkembangannya sangat dinamis. Sehingga, kolaborasi bersama untuk mengendalikan inflasi, harus kita lakukan,” ujarnya.
Pemprov Jateng sendiri melakukan berbagai upaya untuk pengendalian inflasi di antaranya meningkatkan sinergitas antara pemprov dengan pemkab/pemkot melalui program-program pengendalian inflasi. Seperti Gerakan Pangan Murah, cadangan pangan pemerintah, pemberian subsidi harga pangan, serta fasilitasi distribusi pangan.
Baca Juga: Tekan Inflasi, Pemkot Semarang Gencarkan Pasar Murah Jelang Lebaran