Tepung Terigu Dalam Negeri Terancam Langka, Harga Bakal Melonjak

Aptindo ingatkan stok premiks fortikan menipis

Semarang, IDN Times - Ketersediaan tepung terigu di dalam negeri terancam langka. Kondisi  ini karena ketersediaan Premiks Fortifikan yang semakin menipis.

1. Permendag 36/2023 picu kelangkaan produksi tepung terigu

Tepung Terigu Dalam Negeri Terancam Langka, Harga Bakal MelonjakStok tepung terigu di pabrik Bogasari. (dok. Bogasari)

Untuk diketahui, Standar Nasional Indonesia (SNI ) memberlakukan aturan wajib agar tepung terigu melakukan fortifikasi sejak tahun 2000. Yakni, penambahan zat gizi mikro seperti zat besi (Fe), zink (Zn), asam folat, vitamin B1 dan vitamin B2.

Kandungan seluruh fortifikasi tepung terigu tersebut terdapat dalam Premiks Fortifikan yang selama ini diperoleh para pelaku industri tepung terigu di Indonesia melalui distributor di dalam negeri.

Namun, dengan aturan baru Permendag Nomor 36 tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, yang telah diubah ke Permendag Nomor 3 tahun 2024 ini bisa memicu kelangkaan produksi dan lonjakan harga tepung terigu di dalam negeri.

Sebab, pemasukan Premiks Fortifikan yang semula hanya dengan LS (Laporan Surveyor) menjadi harus dengan Persetujuan Impor (PI) dan LS. Sehingga, aturan ini sangat berdampak terhadap ketersediaan Premiks Fortifikan untuk kebutuhan industri terigu nasional saat ini.

Baca Juga: 8 Potret Kocak Roti Berukuran Raksasa, Cara Habisinnya Gimana?

2. Stok Premiks Fortifikan hanya cukup hingga Juni 2024

Tepung Terigu Dalam Negeri Terancam Langka, Harga Bakal Melonjakilustrasi tepung terigu (pexels.com/Klaus Nielsen)

Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Franciscus Welirang mengatakan, atas aturan tersebut pihaknya mengakui kalau ketersediaan Premiks Fortifikan untuk industri terigu dalam negeri saat ini hanya cukup untuk bulan April hingga Juni 2024.

‘’Maka, jika belum ada solusi pengadaan Premiks Fortifikan sampai dengan bulan April ini, hampir bisa dipastikan pasokan tepung terigu nasional akan berkurang lebih dari 50 persen. Dan pasti berpotensi berdampak kepada kelangkaan tepung terigu, bahkan kenaikan harga tepung terigu di pasar,’’ katanya dalam keterangan resmi, Rabu (17/4/2024).

Perlu diketahui, produksi industri terigu nasional tahun 2023 sekitar 6,8 juta metrik ton tepung terigu atau setara dengan 8,7 juta metrik ton gandum. Ini sama dengan kebutuhan tepung terigu di kisaran 550 ribu - 600 ribu metrik ton per bulannya untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan. Sementara kebutuhan akan Premiks Fortifikan (HS 2106.90.73) sekitar 1.500–1.800 metrik ton per tahun.

Pria yang akrab disapa Franky itu menuturkan, industri terigu nasional dan industri makanan berbahan baku terigu tetap tumbuh setiap tahunnya. Bahkan, ada jutaan UKM yang bergerak di usaha makanan berbasis tepung terigu.

3. Surat dari Aptindo ke pemerintah belum ada balasan

Tepung Terigu Dalam Negeri Terancam Langka, Harga Bakal MelonjakStok tepung terigu di pabrik Bogasari. (dok. Bogasari)

‘’Tapi dengan aturan yang baru terkait impor Premiks Fortifikan ini, sungguh akan mengganggu rantai pasok tepung terigu secara nasional bahkan sektor usaha para UKM. Sehingga, kami berkirim surat pada pemerintah dan ditujukan kepada Menko Bidang Perekonomian dan Menteri Perdagangan. Namun sampai sekarang, sudah hampir dua bulan, belum ada balasan. Kami para pelaku industri terigu nasional belum pernah mendapat arahan yang jelas dan pasti, kenapa harus berubah aturan impor pengadaan Premiks Fortifikan ini,’’ jelas Kepala Divisi Bogasari itu.

Menurut dia, kondisi ini akan semakin sulit karena prosedur administrasi makin panjang dan butuh waktu lama bisa sampai berbulan-bulan. Sementara produksi tepung terigu harus jalan terus.

‘’Kami tidak mungkin memasarkan tepung terigu ke masyarakat tanpa adanya Premiks Fortifikasi. Karena itu adalah aturan wajib pemenuhan hak-hak konsumen yang tidak boleh kami langgar. Kami industri tepung terigu nasional yang taat konstitusi,” tandas Franky.

Baca Juga: Kolaborasi KUR dan KPR BTN, Energi untuk Ekonomi dalam Negeri

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya