Model D2C, Cara Optimalkan Bisnis Pelaku Usaha Bisa Cuan Banyak

Dalam berbisnis memerlukan strategi biar gak gitu-gitu saja

Semarang, IDN Times - Memasuki tahap pemulihan ekonomi transformatif pada tahun 2022, para pebisnis atau pelaku usaha dituntut memanfaatkan berbagai peluang pengembangan usaha. Model bisnis yang tepat diperlukan untuk menunjang stabilitas usaha jangka panjang dan ekspansi usaha.

Pada bulan Ramadan tahun 2022 membawa banyak peluang pengembangan usaha bagi pelaku usaha di tengah membaiknya ekonomi, seiring dengan makin tingginya kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan harian.

1. Pelaku usaha mendapatkan pendampingan

Model D2C, Cara Optimalkan Bisnis Pelaku Usaha Bisa Cuan BanyakProduk UMKM abon ikan gabus Haruan. (dok. Brilianpreneur 2021)

Model bisnis Direct to Consumer (D2C) memungkinkan pelaku usaha membangun relasi dan menjual langsung ke pelanggan, serta memungkinkan mereka membangun keunggulan brand online-nya.

Ajang Lummo Semesta Star Networking yang diadakan LummoSHOP membekali para pelaku usaha dengan strategi khusus sehingga bisa mengoptimalkan ekspansi usaha jangka panjang. Hal itu salah satunya ditempuh melalui webinar bersama pakar dan pebisnis terkemuka, rangkuman insight tren perilaku konsumen pada Kamis (14/4/2022).

Lummo Semesta Star Networking merupakan bagian dari inisiatif Lummo Semesta untuk memberikan pendampingan bagi para pelaku usaha. Acara itu menjadi wadah berkomunikasi yang positif untuk meningkatkan kapasitas bisnis dan jejaring mereka dengan berbagi informasi dan tips untuk pengembangan usaha bersama.

Dengan kegiatan tersebut, pelaku usaha dapat mengoptimalkan peran LummoSHOP sebagai pendamping dalam membangun usahanya dengan pendekatan D2C.

2. UMKM perlu melek teknologi informasi

Model D2C, Cara Optimalkan Bisnis Pelaku Usaha Bisa Cuan BanyakWebinar Lummo Semesta Star Networking. (Dok. Lummo)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno saat webinar menyatakan, pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Lummo untuk membangkitkan ekonomi, membuka peluang usaha, dan menciptakan lapangan kerja, bersama menggarap seluruh potensi yang ada di Indonesia.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melansir, sekitar 9 persen UMKM belum memanfaatkan teknologi informasi dan digital dan 83 persen pelaku usaha belum berbadan hukum dan belum memiliki Hak Kekayaan Intelektual.

Untuk itu, imbuh Sandiaga, pihaknya berkomitmen untuk mendukung onboarding pelaku usaha dan artisan ke ranah digital demi mendukung kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui program Bangga Buatan Indonesia, Wirausaha Digital Mandiri, dan berbagai program pelatihan dan pendampingan lainnya.

Baca Juga: 4 Tips Cara Mudah Bikin Keuangan Sehat, Masuk Resolusimu Gak?

3. Model D2C cocok saat Ramadan

Model D2C, Cara Optimalkan Bisnis Pelaku Usaha Bisa Cuan BanyakIlustrasi produk UMKM (ANTARA FOTO)

Co-Founder dan COO Lummo, Lorenzo Peracchione mengatakan, pihaknya merangkul kebutuhan para pelaku usaha untuk mengoptimalkan momentum Ramadan dalam menciptakan pelanggannya melalui model bisnis D2C. 

Pada acara tersebut, pelaku usaha bisa memperluas wawasan usaha dari berbagai pakar dan membantu dalam menentukan strategi dan pendekatan yang tepat untuk pertumbuhan bisnisnya.

"LummoSHOP memberikan solusi bagi pebisnis yang ingin menjual produknya langsung pada pelanggan dan mengelola penjualan digitalnya lebih baik. LummoSHOP selalu mendukung pelaku usaha mendapatkan lebih banyak pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas usahanya dan mencapai potensi maksimalnya,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (15/4/2022).

4. Pelaku usaha harus memahami tren

Model D2C, Cara Optimalkan Bisnis Pelaku Usaha Bisa Cuan BanyakIlustrasi pebisnis makanan (stlouiscommercialphotographer.com)

VP of Community and Merchant Success LummoSHOP, Fandy Silalahi menyebut, tren perilaku konsumen saat bulan Ramadan dari berbagai sumber eksternal digunakan sebagai tools pelaku usaha beradaptasi secara operasional usaha dan produksi. Selain itu juga menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan penjualannya.

“Selama bulan Ramadan, umat Islam memulai aktivitas lebih pagi dengan sahur, kegiatan itu dimanfaatkan juga bagi sebagian besar masyarakat untuk berbelanja online sehingga menurut iPrice, lonjakan trafik signifikan terjadi pada pukul 2--5 pagi. Bisa disimpulkan berbelanja online ketika sahur merupakan seasonal habit di Indonesia,” ujarnya.

5. Tren produk menjadi kunci sukses

Model D2C, Cara Optimalkan Bisnis Pelaku Usaha Bisa Cuan BanyakIlustrasi Belanja Online (IDN Times/Meiska Irena)

Lebih lanjut, Fandi menjelaskan, Populix dalam laporannya tahun 2022 menjelaskan, saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri, 82 persen dari responden tertarik berbelanja kebutuhan untuk menunjang penampilan atau fesyen, 40 persen tertarik pada produk-produk kosmetik, diikuti oleh perlengkapan ibadah sebanyak 33 persen.

"Lalu, kue kering lebaran juga menjadi pilihan yang diminati sekitar 21 persen responden, sementara 18 persen diantaranya memilih untuk belanja kebutuhan pokok. Rata-rata orang Indonesia mulai berbelanja kebutuhan Ramadan puncaknya di minggu ketiga Ramadan menurut laporan Statista,” imbuhnya.

Baca Juga: 5 Cara Mengatur Keuangan Menjelang Hari Lebaran, Biar Gak Boncos!

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya