Transaksi QRIS Bikin The Scraft Semarang Makin Fleksibel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Tren berbelanja kini mulai berubah menjadi serba digital. Mulai dari pemesanan hingga pembayaran transaksi bisa dilakukan cukup melalui genggaman menggunkan smartphone.
1. Masih banyak UMKM yang belum melek digital
Kebiasaan konsumen dan gaya tersebut ikut memengaruhi perilaku para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Mereka mau tidak mau dituntut untuk bertransformasi digital sehingga membuka peluang bisa menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya domestik melainkan juga pasar internasional.
Melansir data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2022 dari laman resmi, sekitar 65 juta lebih UMKM di Indonesia, baru 17,25 juta atau kurang lebih 26,5 persen dari mereka yang terhubung ke dalam ekosistem digital.
Angka tersebut masih jauh dari harapan dan perlu ditingkatkan seiring perkembangan akseptasi dan preferensi publik dalam belanja.
2. UMKM mendominasi penggunaan QRIS
Untuk mendorong peningkatan transformasi digital tersebut, Sebagai regulator sistem pembayaran, Bank Indonesia (BI) berinovasi dari sisi transaksi untuk membuat UMKM bisa berdaya saing.
BI menciptakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Program tersebut menjadi standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code (kode QR/ kode matriks atau dua-dimensi bar code) sehingga lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
QRIS membuka peluang pemberdayaan ekonomi, termasuk bagi UMKM. BI mencatat, hingga tahun 2022, penggunaan QRIS telah mencapai lebih dari 16 juta merchant dengan 90 peersen di antaranya oleh UMKM.
3. Anak muda suka pakai QRIS
The Scraft menjadi salah satu UMKM yang menerima dampak positif dari pengunaan QRIS. Pemilik UMKM The Scraft, Madya Pramuardi mengatakan, transaksi penjualannya dalam satu tahun terakhir mulai didominasi menggunakan QRIS.
Meski demikian, Madya menambahkan, pihaknya saat ini masih menerima pembayaran secara tunai.
"Rata-rata sekarang pembeli sudah aware. (Kalau) pembelinya anak-anak muda pasti pakai QRIS, cashless. Mudah bagi mereka dan gampang pakai e-wallet. Kita ya menekankan untuk pembelian pakai QRIS. Pokoknya kalau saya ada pameran, saya selalu pasang QRIS," katanya di sela-sela acara pameran Parade Semarak 476 di Semarang, Jumat (5/5/2023)
4. QRIS memudahkan pembeli
Selain kemudahan dalam bertransaksi, Madya menjelaskan jika penggunaan QRIS juga memberikan kebermanfaatan bagi pelaku UMKM karena lebih transparans pencatatannya dan meningkatkan penjualan.
"Kalau dari sisi pengusaha, ya sangat membantu sekali. QRIS tidak ribet, harus mengurusi kembalian, belum lagi harus dihitung-hitung. Ada QRIS, uang masuk lebih praktis, perputarannya lebih fleksibel, dan jelas (record transaksinya). Kalau mau beli lagi, tapi tidak ada uang cash, kan bisa langsung scan," imbuhnya yang sudah menjadi UMKM mitra binaan BRI selama tiga tahun terakhir.
Ia pun ikut mengedukasi pembelinya dan berusaha mengarahkan mengimbau untuk transaksi pembayarannya menggunakan QRIS.
"Membeli di sini enak. Tinggal tawar-menawar, kalau cocok harganya langsung bayar dengan scan QRIS. Simpel banget," aku salah satu pembeli The Scraft di pameran Parade Semarak 476 Semarang, Nia, Minggu (7/5/2023).