Transisi Energi: Indonesia Bisa Belajar dari Norwegia untuk Capai NZE 

Industri wajib berinovasi dan bertransformasi

Intinya Sih...

  • Indonesia perlu mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan untuk mencapai target netral karbon pada tahun 2060 atau lebih cepat.
  • Norwegia telah berhasil mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan hampir mencapai 100 persen energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan.
  • Tiga hal yang harus dipersiapkan untuk transisi energi adalah pengembangan energi terbarukan, pembangunan infrastruktur transmisi, dan menjadi produsen penyimpanan energi.

Semarang, IDN Times - Indonesia perlu mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan untuk mencapai target netral karbon (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Hal itu dapat dipelajari dari pengalaman negara seperti Norwegia yang telah berhasil mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan hampir mencapai 100 persen energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan.

1. Belajar dari pengalaman Norwegia

Transisi Energi: Indonesia Bisa Belajar dari Norwegia untuk Capai NZE ilustrasi energi terbarukan (Pixabay/Erich Westendarp)

Seminar "Norway and Indonesia Energy Seminar and Business Exchange on Green Transition" yang diadakan oleh Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Institute for Essential Services Reform (IESR), dan Kedutaan Besar Norwegia menjadi platform berharga untuk saling berbagi pembelajaran, peluang, dan tantangan dalam mempercepat transisi energi di dalam negeri.

Menteri Energi Norwegia, Terje Aasland menyatakan dukungan penuh Norwegia terhadap target pengurangan emisi ambisius Indonesia. Ia menekankan pentingnya penerapan kebijakan dan kerangka kerja yang ketat terkait emisi gas rumah kaca dan standar lingkungan, serta peran utama perusahaan dalam mencari solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Indonesia dan Norwegia memiliki target NZE yang ambisius, sejalan dengan tujuan internasional seperti Persetujuan Paris. Saya menantikan komitmen Indonesia untuk mencapai NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat, dengan fokus pada sektor energi," ujar Aasland.

Baca Juga: Dekarbonisasi Industri: Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan 

2. Tantangan dan peluang transisi energi di Indonesia

Transisi Energi: Indonesia Bisa Belajar dari Norwegia untuk Capai NZE PLTGU Riau beroperasi, PLN: Kolaborasi percepat transisi energi bersih di RI (dok. PLN)

Meskipun Indonesia masih bergantung pada energi batubara, Ketua ICEF, Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa transisi ke energi terbarukan sangat penting untuk memenuhi komitmen terhadap Persetujuan Paris.

Ia berharap Indonesia dapat belajar dari Norwegia dalam mengelola cadangan batubara dan mempersiapkan transformasi ke energi terbarukan.

"Tiga hal yang harus dipersiapkan untuk transisi energi adalah pengembangan energi terbarukan, pembangunan infrastruktur transmisi, dan menjadi produsen penyimpanan energi. Bekerja sama dengan Norwegia, Indonesia dapat mengembangkan teknologi, serta membangun kemitraan komersial dan bisnis di bidang energi terbarukan dengan mendapatkan pendanaan jangka panjang dan lebih murah," ujarnya.

3. Industri harus berinovasi

Transisi Energi: Indonesia Bisa Belajar dari Norwegia untuk Capai NZE Pixabay.com/tasukaran

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menjelaskan, transisi energi memiliki implikasi signifikan bagi industri bahan bakar fosil, termasuk menurunnya permintaan dan meningkatnya tekanan untuk mengurangi emisi.

Oleh karena itu, industri tersebut perlu berinovasi untuk tetap kompetitif.

"Pelaku usaha, khususnya di sektor minyak dan gas, perlu memitigasi implikasi transisi energi dengan menyesuaikan strategi operasi dan investasi mereka untuk mengatasi ketidakpastian permintaan dan teknologi saat ini dan di masa depan. Jika gagal, bisnis berisiko mengalami kerusakan reputasi," jelas Fabby.

Baca Juga: Xurya Dapat 55 Juta Dolar AS, Dorong Adopsi PLTS Atap di Indonesia

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya