Hampir Seratus Pabrik Hengkang ke Jateng, Sebagian Pemodal Incar Brebes

Dinas investasi sambut baik masuknya para investor asal Jabar

Semarang, IDN Times - Perkembangan investasi yang dianggap kondusif membuat para pengusaha memindahkan pabriknya secara serempak ke wilayah Jawa Tengah. Tercatat dari rentang waktu 2023 kemarin sudah ada 97 calon investor yang mengantre untuk menanamkan modalnya ke sejumlah kabupaten/kota Jawa Tengah. 

Baca Juga: 7 Daerah Jateng Gagal Capai Target Imunisasi Polio, Paling Rendah Temanggung

1. Ada 97 calon investor yang masuk ke Jateng

Hampir Seratus Pabrik Hengkang ke Jateng, Sebagian Pemodal Incar BrebesIlustrasi buruh pabrik (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Sakina Roselasari mengungkapkan dari 97 calon investor tersebut, terdapat 74 di antaranya yang dipastikan resmi menanamkan modalnya ke wilayahnya. 

Bahkan 74 calon investor itu sudah mengerjakan proses perizinan untuk mendukung kegiatan pengoperasian pabrik di Jawa Tengah. 

"Di tahun kemarin sudah ada 97 calon investor melakukan pengembangan ke wilayah kita. Dan ada 74 yang sedang proses perizinan, 50 investor sudah proses konstruksi," kata Sakina saat ditemui di kantornya Jalan Mgr Soegijapranata Semarang, Jumat (26/1/2024).

2. Investor yang pindah ke Jateng rata-rata dari Banten dan Karawang

Hampir Seratus Pabrik Hengkang ke Jateng, Sebagian Pemodal Incar BrebesKepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Sakina Roselasari saat memaparkan rincian target investasi bagi wilayah Jawa Tengah di kantornya, Jalan Mgr Soegijapranata Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia menyebutkan pabrik-pabrik yang berpindah ke Jawa Tengah kebanyakan berasal dari Provinsi Banten dan Karawang Jawa Barat. 

Eksodus pabrik tersebut dilakukan sebagai langkah merelokasi tempat usaha namun ada juga yang dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis ke market yang lebih luas lagi di Jawa Tengah. 

Ia pun tak menampik bila banyak sekali pabrik yang eksodus ke Jawa Tengah sejak tahun kemarin. Dan kejadian itu masih berlangsung sampai awal tahun 2024.

"Betul banyak yang relokasi dan sampai sekarang masih banyak yang relokasi ke Jateng. Kalau asalnya investor mayoritas dari Banten, Karawang. Ada juga dari Vietnam dan Korea," paparnya. 

3. Brebes dianggap tempat favorit berinvestasi

Hampir Seratus Pabrik Hengkang ke Jateng, Sebagian Pemodal Incar BrebesPj Bupati Purworejo, Pj Bupati Brebes dan Pj Walikota Salatiga diambil sumpah jabatannya. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Berdasarkan pendataan yang dilakukan pihaknya terdapat 21 investor yang secara khusus mengincar tempat-tempat investasi yang dianggap punya karakteristik tertentu. 

Dari sekian banyak kabupaten/kota, para investor sengaja membidik Kabupaten Brebes sebagai tempat favorit untuk menanamkan modalnya. 

"Ada 21 investor yang khusus melakukan investasi di lokasi yang dianggap favorit termasuk ke Brebes. Mereka anggapannya wilayah Brebes cocok digunakan karena memang di sana kan merupakan kawasan dengan kemiskinan yang ekstrem," ungkap Sakina. 

4. Investor tetap mau rekrut tenaga kerja yang unskill

Hampir Seratus Pabrik Hengkang ke Jateng, Sebagian Pemodal Incar BrebesIlustrasi produksi dan penyaringan tahu (Dok. Universitas Airlangga)

Lebih lanjut, ia mengemukakan bahwa pabrik yang eksodus ke Jawa Tengah terutama Brebes didominasi dari sektor industri alas kaki, sepatu dan garmen seperti sejumlah pabrik apparel. 

Dengan karakteristik wilayah Brebes yang ada saat ini, katanya banyak tenaga kerja yang direkrut tanpa melihat keahlian alias unskill. Tapi fakta di lapangan menunjukkan jika tenaga kerja yang unskill itu tetap dibekali pelatihan dan keterampilan supaya mendapatkan kemampuan mumpunj yang disesuaikan oleh masing-masing tempat kerjanya. 

"Jenisnya pabrik dari garmen, apparel, alas kaki. Dan mereka ternyata mau rekrut tenaga kerja yang unskill, orang-orang yang tidak ada keterampilan tetap diterima. Dampak positifnya itu. Yang namanya industri sepatu, garmen nantinya tetap dididik ke tempat pelatihan kerja. Artinya bisa mengurangi angka pengangguran sekaligus menciptakan lapangan kerja," tutur Sakina.

Baca Juga: Data Gak Valid, Cuma 1.797 Warga Jateng yang Dapat Bantuan Rice Cooker

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya