Harga Sembako Terus Meroket, Ganjar Pranowo Didesak Segera Turun Tangan

Pemprov dianggap gagal kendalikan sembako

Semarang, IDN Times - Kalangan anggota DPRD Jawa Tengah mendesak kepada Gubernur Ganjar Pranowo untuk serius melakukan kebijakan pengendalian harga kebutuhan pokok selama Bulan Ramadan 1443 Hijriyah. Pasalnya, kini harga sembako di pasaran semakin melejit naik sehingga akan mempengaruhi perekonomian masyarakat. 

"Ini belum Ramadan saja sudah naik, saya minta kepada Pak Gubernur untuk serius menangani persoalan lonjakan harga sembako. Paling tidak dia harus memerintahkan kepada dinas terkait yang menanggani bahan pokok untuk melakukan operasi pasar," kata Anggota Komisi B DPRD Jateng, Imam Teguh Purnomo kepada IDN Times belum lama ini. 

1. Harus segera ditangani, jangan dibiarkan saja

Harga Sembako Terus Meroket, Ganjar Pranowo Didesak Segera Turun TanganImam Teguh Purnomo, Anggota Komisi B DPRD Jateng. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Imam menyatakan yang patut jadi perhatian Ganjar adalah kenaikan harga gula, beras dan minyak goreng yang masih terus terjadi sampai saat ini. 

Menurut politikus Golkar tersebut, sembako merupakan hajat hidup orang banyak. Dengan adanya kenaikan harga yang relatif tinggi, ia khawatir mengganggu ekonomi warga yang belum sepenuhnya pulih. 

"Musti dicari solusinya kenapa harga-harga kayak gula, beras, minyak goreng bisa naik. Harus segera ditangani jangan sampai dibiarkan saja. Karena ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak apalagi melihat situasi masih pandemik, perekonomian belum pulih, pendapatan masyarakat juga belum pulih," tegasnya. 

Baca Juga: Pedagang Pasar Weleri Terkatung-katung di Tempat Relokasi: Dagangan Membusuk

2. Kebijakan Pemprov Jateng tidak maksimal

Harga Sembako Terus Meroket, Ganjar Pranowo Didesak Segera Turun TanganGubernur Jateng Ganjar Pranowo saat berbicara kepada awak media di Mungkid, Magelang. (IDN Times/Humas Pemprov Jateng)

Lebih lanjut, ia pun mendesak kepada Pemprov Jateng untuk turun ke pasar-pasar agar dapat memantau harga sembako secara nyata. 

Operasi pasar perlu dilakukan lagi untuk menekan harga yang tinggi. Sebab, upaya yang dilakukan Pemprov selama ini tidak maksimal lantaran tak bisa mencari sumber masalah di lapangan. 

"Kami berharap kepada pemerintah provinsi agar turun ke pasar-pasar. Sehingga harga-harga yang naik ini bisa ditekan atau distabilkan. Setidaknya bisa melibatkan Bulog dan lembaga lainnya yang bertugas mengendalikan harga sembako di pasaran," akunya. 

"Koordinasi juga bisa dilibatkan dengan kabupaten dan kota supaya bisa dicari solusinya kenapa harga telur, ayam, daging setiap Ramadan selalu naik terutama mendekati Idulfitri," tambahnya. 

3. Disperindag klaim kenaikan harga sembako masih wajar

Harga Sembako Terus Meroket, Ganjar Pranowo Didesak Segera Turun TanganIlustrasi pedagang telur. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Sedangkan, Kepala Disperindag Jateng, Arif Sambodo berdalih kini harga sembako yang dijual di pasar tradisional dan ritel masih terkendali. Ia mencontohkan harga telur yang naik Rp25 ribu per kilogram masih ia anggap wajar. 

"Ya kan masih terkendali, secara umum harga telur memang sekarang Rp25 ribu tetapi dia masih diangka harga acuannya Rp24 ribu. Ya wajar mengambil keuntungannya," ujarnya kepada IDN Times secara terpisah. 

Selain itu, komoditas lainnya macam daging ayam ras, cabai hijau, cabai merah keriting, menurutnya sudah berangsur turun. 

Harga acuan daging ayam ras Rp35 ribu, untuk saat ini harganya Rp34.500 ribu. "Cabai sudah mulai turun termasuk rawit hijau maupun keriting. Daging sapi relatif stabil berbulan-bulan. Minyak goreng memang semenjak HET dilepas, yang harga kemasan bergerak di angka Rp24 ribu sampai Rp25 ribu. Stoknya masih banyak. Tapi emang untuk minyak curah distribusinya belum merata, ada daerah yang defisit ada yang surplus," terangnya. 

4. Disperindag: Operasi pasar sudah dilarang

Harga Sembako Terus Meroket, Ganjar Pranowo Didesak Segera Turun TanganSeorang pedagang minyak goreng di Pasar Peterongan Semarang terlihat menata dagangannya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Meski begitu, Arif berkata tak bisa mengadakan operasi pasar lagi mengingat sudah dilarang oleh pemerintah. Untuk gantinya, pihaknya berjanji akan memasok kebutuhan minyak goreng curah langsung kepada para pedagang pasar. 

"Operasi pasar sudah dilarang. Jadinya kita ganti dengan pengisian minyak goreng curah di pasar. Fokusnya lagsung kita berikan barangnya kepada para pedagang. Tidak lagi ke konsumen," urainya. 

Baca Juga: Kapolda Jateng Persilahkan Warga untuk Mudik Lebaran

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya