Pabrik Mi dan Roti di Semarang Kian Menderita Gegara Perang Rusia-Ukraina

Pemerintah harus perkuat ketahanan pangan

Semarang, IDN Times - Sejumlah pabrik mi instan dan roti yang beroperasi di Jawa Tengah mengalami kesulitan mendapatkan pasokan gandum. Sebab, pengiriman gandum yang diimpor saat ini tersendat karena terkena imbas perang yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina. 

1. Sebagian besar pasokan gandum didapatkan dari Rusia dan Ukraina

Pabrik Mi dan Roti di Semarang Kian Menderita Gegara Perang Rusia-UkrainaIlustrasi gandum (freepik.com/onlyyouqj)

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi mengungkapkan perang yang melibatkan Rusia dan Ukraina telah berdampak terhadap operasional pabrik-pabrik yang selama ini mengandalkan gandum sebagai bahan baku utama untuk pengolahan produk makanan. 

Menurutnya kebutuhan gandum Indonesia selama ini diimpor langsung dari Ukraina, Rusia dan sejumlah negara Eropa. 

"Tapi mayoritas gandum di negara kita itu selalu impor dari Rusia dan Ukraina. Kebutuhannya kira-kira hampir 90 persen. Tentu ini jadi masalah besar ketika kedua negara terlibat konflik seperti perang yang terjadi saat ini. Jadi efeknya yang dirasakan khususnya di Semarang, pabrik-pabrik mi instan dan roti yang sekarang beroperasi kondisinya sangat menderita," kata Frans kepada IDN Times, Selasa (23/8/2022). 

Baca Juga: Gawat! Jateng Tidak Lagi Dapat Pasokan Gandum Gegara Perang Rusia-Ukraina

2. Operasional pabrik mi instan dan roti terganggu

Pabrik Mi dan Roti di Semarang Kian Menderita Gegara Perang Rusia-UkrainaKeria Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia mengungkapkan perang antara Rusia dan Ukraina membuat situasi perdagangan dunia menjadi tidak stabil. Pasokan gandum juga menjadi tidak menentu. 

Minimnya pasokan gandum dari luar negeri, katanya telah membuat operasional pabrik mi dan roti semakin terganggu. Gandum menjadi bahan baku utama agar kualitas roti maupun mi instan yang dijual tetap sesuai standar permintaan pasar. 

3. Apindo Jateng: Pasokan gandum semakin menipis

Pabrik Mi dan Roti di Semarang Kian Menderita Gegara Perang Rusia-UkrainaKlikdokter

Frans berkata pabrik mi instan dan roti yang memiliki segmentasi pasar yang jelas, tidak bisa serta-merta mengganti bahan baku gandum dengan komoditas lainnya karena nantinya mempengaruhi kualitas produk yang dipasarkan. 

"Ya kalau dibilang sekarang pasokannya sangat menipis, hampir habis. Namun yang perlu diingat, mereka yang punya pabrik mi dan roti pastinya sedang mencari jalan lain agar operasional pabriknya tetap stabil. Ada beberapa negara yang memiliki ketersediaan gandum yang cukup. Seperti India, Kanada, Australia, Argentina walau harga dan biaya pengirimannya yang mahal karena tempatnya jauh," ujar Frans. 

4. Pemerintah didorong ciptakan teknologi untuk kuatkan ketahanan pangan

Pabrik Mi dan Roti di Semarang Kian Menderita Gegara Perang Rusia-UkrainaIlustrasi mi instan. (flickr.com/Elsie Hui)

Lebih lanjut, Frans juga mendorong pemerintah pusat untuk merancang kebijakan dengan menguatkan teknologi pangan di dalam negeri. 

Pemerintah sudah saatnya sadar akan kebutuhan pangan dalam negeri dengan menciptakan teknologi untuk mengolah bahan baku pangan. 

"Jadi ini waktunya kita semua mustinya berpikir untuk menguatkan ketahanan pangan nasional. Jangan kebanyakan impor karena bergantung dengan negara lain efeknya emang gak bagus. Contohnya masalah gandum ini kita kan gak bisa ngapa-ngapain lagi kecuali menunggu. Yang harus kita lakukan adalah menciptakan ketahanan pangan yang kuat. Kalau gandum pasokannya gak ada ya kita coba ganti dengan tepung beras, tepung singkong dan sebagainya," ungkapnya. 

Baca Juga: Ribuan Perusahaan di Jateng Tak Daftarkan Pekerja Jadi Peserta BPJS 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya