Komoditi Emas Kian Dilirik, Pensiunan Bidan Pilih Nambung Emas Antam 

Dinilai lebih menguntungkan dan tak ingin glamor

Intinya Sih...

  • Suharti (74) pensiunan bidan meyakini menabung emas lebih menguntungkan daripada uang tunai di bank.
  • Nenek tersebut sudah menabung sebanyak 15 gram emas dalam bentuk kepingan yang bervariasi untuk diwariskan ke anak cucunya.
  • Peningkatan komoditi emas juga terjadi di sektor pasar modal dengan meningkatnya minat investor membeli saham PT Antam.

Surakarta, IDN Times - Suharti (74) pensiunan bidan dari Kota Solo, Jawa Tengah meyakini menabung emas lebih menguntungkan bila dibandingakan menabung uang tunai di bank. Ia mengaku sudah sejak 7 tahun lalu memilih menabung emas jenis keping dari PT Antam.

Ia memilih menabung emas keping untuk tabungan jangka panjang. Sebelum menabung emas keping, ia lebih suka membeli emas jenis perhiasan baik cincin maupun kalung. Namun menginjak usia ke 60 tahun, Suharti merasa memakai perhiasan sudah tidak pantas lagi dan ingin berpenampilan lebih sederhana. Untuk itu ia diberi tahu anaknya untuk menabung emas keping dari Antam.

"Saya itu pensiun diusia 55 tahun tapi dulu sukanya beli emas perhiasan belum tahu ada emas kecil-kecil dari Antam," jelas Suharti kepada IDN Times, Selasa (3/9/2024).

"Setelah diberi tahu anak saya ternyata ada emas kecil-kecil terus saya lebih berminat kesitu, soalnya saya itu juga tidak suka pakai perhiasan sudah tua," sambungnya.

Saat ini, nenek tiga cucu tersebut sudah menabung sebanyak 15 gram emas dalam bentuk kepingan yang bervariasi. Ia menyimpan emas tersebut dibrangkas rumahnya. "Belinya emas ya kalau ada sisa uang pensiunan ditabung, nanti kalau sudah terkumpul dibelikan emas ya ada 0,5 gram, 1 gram, 3 gram," pungkasnya.

Meski tak banyak, Suharti bersyukur bisa memiliki tabungan emas yang nantinya diwariskan ke anak cucunya.

Perdagangan saham emas di sektor Pasar Modal banjir investor

Komoditi Emas Kian Dilirik, Pensiunan Bidan Pilih Nambung Emas Antam Ilustrasi grafik perdagangan saham PT Antam (ANTM) di Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Larasati Rey)

Peningkatan komoditi emas tak hanya di sektor riil, namun juga di sektor pasar modal. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah investor yang tertarik membeli saham PT Antam di Bursa Efek Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu sekuritas di Solo yakni Jasa Utama Capital Sekuritas. Yang memproyeksikan saham pertambangan memang bagus untuk investasi kedepannya.

"Memang kalau pertambangan yang bagus ya satu emas ya, emiten emas, yang kedua batu bara. Kalau emas itu karena suku bunga bakalan turun sehingga emasnya naik," jelas Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Solo, Robin Haryadi kepada IDN Times.

Robin mengatakan investasi saham emas yang menjanjinya meningkatkan minat investor untuk membeli saham-saham emas. Bahkan pertumbuhan investor di pertambangan naik sebesar 20 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu.

"Ya kalau jumlah investor dibanding beberapa waktu lalu sudah mulai grow lagi, sebelumnya sempat kurang ok. Ya banyak sih maksudnya kalau orang dari Solo aja angka tepatnya masih kurang tahu, tapi pertumbuhannya mungkin sekitar 10-20 persen lah," jelasnya.

Ia memprediksi kedepan harga saham emas akan terus naik, karena adanya penurunan suku bunga yang mendorong harga emas naik. "Emiten saham yang mempunyai tambang emas harganya pasti akan diminati karena keuntungan masa depan mestinya naik, otomatis perusahaan itu mendapatkan keuntungan lebih. Kalau keuntungan lebih harga sahamnya akan mengikuti fundamentalnya itu sehingga harganya akan naik juga," jelasnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Positif, Investor Saham di Soloraya Alami Peningkatan

Investor saham di Solo Raya alami peningkatan

Komoditi Emas Kian Dilirik, Pensiunan Bidan Pilih Nambung Emas Antam Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Kota Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, Kepala Kantor BEI Jawa Tengah 2, Muhammad Wira Adibrata mengatakan pertumbuhan sektor saham di Soloraya saat ini saat mengalami peningkatan. Salah satunya meningkatnya saham di sektor pertambangan yang memiliki proyeksi bagus di masa depan.

"Jadi kalau di sektor tambang kita masih optimis masih memberikan cuan yang besar bagi investor," ujar Wira saat dihubungi oleh IDN Times.

Berdasarkan data yang dirilis oleh OJK Kota Solo per Juni 2024, perkembangan jumlah investor pasar modal di wilayah Soloraya mengalami peningkatan secara year to date (ytd) sebesar 40.164 Single Investor Identification (SID) (9,52 persen) dibandingkan Desember 2023, dari 422.071 SID menjadi 462.235 SID.

Tren positif tersebut juga terlihat secara year on year (yoy), jumlah SID mengalami peningkatan dari 390.435 SID pada Juni 2023 menjadi sebesar 462.235 SID pada posisi Juni 2024. SID dimaksud meliputi SID Saham, SID Reksadana, SID SBN, dan Single Investor Identification Elektronik - Biro Administrasi Efek (SID E-BAE).

Namun, pada posisi Juni 2024, terdapat penurunan nilai transaksi saham di wilayah Karesidenan Solo sebesar Rp1,42 triliun (-54,47 persen), dari Rp2,60 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp1,18 triliun pada Juni 2024. Dan yoy nilai transaksi saham mengalami penurunan sebesar Rp325,54 miliar (-21,55 persen) jika dibandingkan dengan Juni 2023 sebesar Rp1,51 triliun.

Baca Juga: Merajut Asa di Senja Usia: BPJS Kesehatan Berdayakan Kesehatan Lansia

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya