Dipicu Bansos, Pengguna E-Money di Jawa Tengah Meningkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pencairan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada masyarakat kurang mampu membuat jumlah pengguna layanan electronic money atau E-money di Jawa Tengah meningkat tajam.
Baca Juga: Mau Pakai e-Money? Kenali Kekurangan dan Kelebihannya Dulu
1. Rata-rata transaksi mencapai Rp200 miliar
Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah hingga Juni 2019, total pengguna e-money, baik kartu maupun dompet elektronik (e-wallet) mencapai 2.424.842 rekening.
Rata-rata nilai transaksinya per bulan selama 2019 mencapai Rp200 miliar.
Sedangkan untuk total nilai transaksi khusus pada bulan Juni 2019 mencapai Rp254,8 miliar. Jumlah itu meningkat tajam dibandingkan pada tahun 2018.
2. Rata-rata di tahun 2018 hanya Rp3 miliar
Pada tahun 2018, jumlah pengguna e-money dalam kurun waktu satu tahun hanya 1.638.063 rekening dengan nominal transaksinya Rp24,8 miliar. Selama setahun tersebut, rata-rata transaksi e-money hanya Rp3 miliar.
"Peningkatannya drastis, dari Rp3 miliar per bulan di 2018. Sekarang di 2019 rata-rata sudah Rp200 miliar," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Soekowardjojo di Semarang, Kamis (22/8).
3. Kenaikan dipicu pencairan Bantuan Pangan Non Tunai
Kenaikan jumlah pengguna e-money tersebut, kata Soekowardjojo dikarenakan banyaknya pencairan BPNT oleh pemerintah yang dilakukan pada tahun 2019. Pencairan tersebut mempercepat inklusi keuangan di Jawa Tengah.
"Naik karena ada bansos (bantuan sosial) atau BPNT. Adanya itu orang yang tidak punya rekening dipaksa harus punya rekening," katanya.
Baca Juga: 7 Aplikasi E-Money di Indonesia, Kamu Paling Suka Pakai yang Mana?