Berkenalan dengan Vitamin F, G, H, I, dan J yang Kurang Terkenal

Vitamin ini berganti nama karena berbagai alasan

Intinya Sih...

  • Vitamin F, G, H, I, dan J tidak termasuk dalam golongan vitamin A-K
  • Vitamin F bukan golongan vitamin tetapi lemak esensial ALA dan LA
  • Vitamin G disebut riboflavin, Vitamin H adalah biotin, Vitamin I adalah B kompleks bersama Vitamin J (choline)

Vitamin adalah suatu senyawa yang sangat penting bagi tubuh kita. Vitamin menjaga tubuh kita agar dapat berfungsi normal. Sayangnya, vitamin tidak dapat diproduksi secara alami oleh tubuh. Kita harus mengandalkan asupan vitamin dari diet sehari-hari. 

Seperti yang sudah kita kenal, terdapat beberapa vitamin dengan penamaan abjad A, B, C, D, E, dan K. Namun, pernahkah terlintas di benakmu, mengapa tidak ada vitamin F, G, H, I, dan J? Mengapa langsung lompat ke huruf K?

Tidak familiernya vitamin F, G, H, I, dan J bukan berarti mereka tidak eksis, lho. Senyawa tersebut ada dan telah ditemukan oleh ilmuwan. Pada tahun 1913 para ilmuwan menamakan vitamin A sebagai senyawa yang larut dalam lemak, sedangkan yang larut dalam air dinamakan vitamin B.

Seiring dengan urutan penemuan senyawa vitamin lainnya, penamaan vitamin C, D, dan E dilanjutkan. Lalu, mengapa penamaannya tidak beranjut lagi? Nah, untuk lebih jelasnya, simak artikel ini, ya.

1. Vitamin F ternyata bukan senyawa vitamin, melainkan lemak

Berkenalan dengan Vitamin F, G, H, I, dan J yang Kurang TerkenalAneka kacang-kacangan (pexels.com/Marta Branco)

Para ilmuwan menemukan senyawa vitamin F pada tahun 1920an dan mengira itu adalah golongan vitamin. Belakangan diketahui bahwa senyawa tersebut bukanlah golongan vitamin, melainkan hanya lemak. Seiring dengan perubahan klasifikasinya, penyebutan vitamin F juga mengalami koreksi.

Senyawa yang dikira vitamin F tersebut terdiri dari dua jenis asam lemak esensial, yaitu asam alfa-linolenat (ALA) dan asam linoleat (LA). Lemak esensial ini dapat ditemukan di banyak sumber makanan nabati seperti minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Beberapa manfaat asam lemak ini adalah untuk kesehatan jantung, otak, mata, dan pertumbuhan janin.

2. Vitamin G berganti nama menjadi riboflavin

Berkenalan dengan Vitamin F, G, H, I, dan J yang Kurang TerkenalAneka jamur (pexels.com/Paula)

Vitamin G adalah penamaan yang berasal dari Amerika. Di negara Inggris, senyawa ini digolongkan sebagai vitamin B2. Agar memiliki nama yang seragam, kini para ilmuwan sepakat menyebutnya riboflavin.

Riboflavin merupakan mikronutrien berwarna emas pekat. Nama riboflavin berasal dari ribos (sejenis gula) dan kata latin flavus (yang berarti kuning). Riboflavin penting untuk memproses energi dari makanan yang kita makan.

Riboflavin juga berguna untuk pengobatan anemia defisiensi besi, sindrom terowongan karpal, katarak, migrain, dan rosacea (penyakit kulit). Beberapa makanan yang menjadi sumber riboflavin diantaranya biji-bijian, jamur, hati sapi, bayam, asparagus, sawi, lobak, brokoli, daging rusa, telur, dan susu.

Baca Juga: 5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggi

3. Vitamin H lebih dikenal dengan nama biotin

Berkenalan dengan Vitamin F, G, H, I, dan J yang Kurang TerkenalPisang sumber Biotin (pexels.com/Dom J)

Vitamin H alias biotin, oleh para ilmuwan dimasukkan ke dalam golongan vitamin B kompleks (senyawa yang larut dalam air). Vitamin ini berfungsi untuk membantu tubuh mengubah karbohidrat menjadi glukosa yang digunakan untuk menghasilkan energi. 

Bila kekurangan biotin, kamu akan dapat mengalami gejala rambut rontok, kulit kering bersisik, sudut mulut pecah-pecah (cheilitis), lidah bengkak, mata kering, kehilangan nafsu makan, kelelahan, susah tidur, dan depresi. Oleh karena itu, pastikan kamu mencukupi asupan Biotin. Beberapa makanan sumber Biotin antara lain kuning telur, sarden, kacang-kacangan, kembang kol, pisang, dan jamur.

4. Vitamin I masuk ke dalam golongan vitamin B kompleks

Berkenalan dengan Vitamin F, G, H, I, dan J yang Kurang TerkenalDaging merah (pexels.com/mali maeder)

Vitamin I adalah senyawa vitamin yang larut dalam air. Karena itu, ia diidentifikasi ke dalam anggota kelompok vitamin B kompleks bersama dengan vitamin H. Vitamin B kompleks terdiri dari 8 vitamin yang larut dalam air. Senyawa ini menjalankan peran penting dan terkait erat dalam fungsi seluler tubuh. Vitamin I diketahui memiliki peran dalam menjaga sistem pencernaan. 

Banyak makanan yang mengandung vitamin B kompleks, diantaranya adalah sayuran hijau, daging, ikan, telur, dan susu. Kita harus menjaga asupan vitamin B kompleks agar tidak kekurangan maupun kelebihan. Kelebihan vitamin B kompleks dapat menyebabkan kanker paru, kerusakan syaraf, dan kerusakan hati.

5. Vitamin J alias kolin, juga termasuk golongan vitamin B kompleks

Berkenalan dengan Vitamin F, G, H, I, dan J yang Kurang TerkenalTelur kaya akan vitamin B kompleks (unsplash.com/Tamanna Rumee)

Vitamin J seperti halnya H dan I, merupakan salah satu 'penduduk' vitamin B kompleks. Alasan senyawa-senyawa ini digolongkan ke dalam vitamin B kompleks adalah karena memiliki fungsi dan manfaat yang hampir sama. Vitamin J yang lebih dikenal dengan nama kolin, membantu tubuh memroduksi senyawa penting dan memiliki sifat metabolisme lemak.

Kolin dapat ditemukan dalam makanan seperti hati, daging otot, ikan, kacang-kacangan, buncis, bayam, gandum, dan telur. Jika dimasukkan ke dalam pola makan sehari-hari, Kolin dapat mencegah penumpukan lemak pada liver dan meningkatkan kinerja otak. Mantap, kan!

Kesimpulannya, ternyata Vitamin F, G, H, I, dan J memang ada, namun penggolongannya tidak lagi berupa abjad kontinu. Vitamin F gagal dikategorikan sebagai senyawa vitamin. Vitamin G memiliki nama alias, yaitu riboflavin. Sedangkan vitamin H, I, dan J termasuk dalam vitamin B kompleks. Yang perlu diingat, semua senyawa tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Jadi, yuk, cukupi asupan vitaminmu!

Baca Juga: Faktor Risiko Penyakit Malaria dan Tips Mencegah Penyebarannya

Devia Sagita Photo Community Writer Devia Sagita

Engineer.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya