Menggesekkan Gigi saat Tidur Apakah Berbahaya? Jangan Anggap Santai!

Istilah medis menyebutnya dengan bruxism

Dilansir Cleveland Clinic, bruxism adalah ketika seseorang menggesekkan atau menggemeretakkan giginya saat tidak mengunyah. Biasanya terjadi saat tidur (sleep bruxism) atau ketika orang tersebut terbiasa melakukannya tanpa sadar (awake bruxism). Penyebabnya antara lain adalah pertumbuhan gigi, stres, gigi tidak rata, dan beberapa kondisi neurologis lainnya.

Meskipun tidak selalu berbahaya, bruxism yang tidak diatasi dapat menyebabkan kerusakan gigi, nyeri rahang, dan bahkan masalah tidur yang lebih serius. Untuk memahami potensi risiko dan tindakan pencegahan terkait ini, mari kita pahami lebih lanjut tentang bruxism. Simak informasi di bawah ini, ya!

1. Tanda dan gejala

Menggesekkan Gigi saat Tidur Apakah Berbahaya? Jangan Anggap Santai!ilustrasi sakit rahang (freepik.com/karlyukav)

Pada laman Mayo Clinic dijelaskan mengenai beberapa tanda dan gejala bruxism di antaranya:

  • Menggesekkan atau menggemeretakkan gigi dengan keras;
  • Gigi menjadi sensitif, goyang, retak, atau patah;
  • Nyeri pada leher, wajah, atau rahang;
  • Sakit telinga walaupun tidak ada masalah dengan telinga;
  • Otot rahang menegang atau terkunci (tidak dapat membuka atau menutup sepenuhnya);
  • Sakit kepala;
  • Gangguan tidur, seperti mendengkur.

Meskipun penderita bruxism saat tidur sering kali tidak merasakan bahwa mereka menggesekkan atau menggemeretakkan gigi, orang yang tidur di dekatnya dapat mendengar suara yang ditimbulkan.

2. Penyebab

Menggesekkan Gigi saat Tidur Apakah Berbahaya? Jangan Anggap Santai!ilustrasi konsumsi kafein (freepik.com/KamranAydinov)

Bruxism tidak selalu memiliki penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi, tetapi sejumlah faktor terkait dengannya. Medical News Today menjelaskan bahwa penyebab bruxism dibagi menjadi dua tergantung jenisnya, yaitu primer dan sekunder.

Bruxism primer
Terjadi dengan sendirinya dan tidak diakibatkan oleh kondisi lain. Beberapa faktornya antara lain:

  • Tumbuhnya gigi, umumnya terjadi pada anak kecil;
  • Gigitan yang tidak sejajar, gigi yang hilang, iritasi mulut;
  • Stres, penyebab utama bruxism pada orang dewasa;
  • Merokok, alkohol, kafein.

Bruxism sekunder
Bruxism sekunder terjadi sebagai akibat dari kondisi atau keadaan medis lain, seperti:

  • Penggunaan obat-obatan, seperti antidepresan dan antispikotik;
  • Masalah mental, seperti kecemasan dan depresi;
  • Kondisi neurologis, seperti penyakit Parkinson dan Huntington;
  • Apnea tidur. 

Baca Juga: 5 Kucing yang Menjadi Maskot Institusi dan Tempat Umum 

3. Komplikasi

Menggesekkan Gigi saat Tidur Apakah Berbahaya? Jangan Anggap Santai!ilustrasi gigi sensitif (freepik.com/stockking)

Pada kebanyakan kasus, bruxism tidak menyebabkan komplikasi yang serius. Akan tetapi, kondisi yang parah dapat menyebabkan:

  • Sakit kepala;
  • Sakit wajah atau rahang yang parah;
  • Sensitivitas gigi karena email gigi (enamel) yang terkikis;
  • Radang gusi atau pendarahan pada gigi yang goyang;
  • Kerusakan pada perawatan gigi, seperti mahkota gigi dan tambalan;
  • Patah tulang gigi;
  • Gangguan pada sendi temporomandibular (TMJ), yang menyebabkan rasa sakit, tegang, dan kesulitan mengunyah.

4. Diagnosis

Menggesekkan Gigi saat Tidur Apakah Berbahaya? Jangan Anggap Santai!illustrasi pemeriksaan gigi (freepik.com/ArthurHidden)

Dokter gigi dapat mendiagnosis bruxism dengan melakukan pemeriksaan gigi secara menyeluruh. Mereka dapat memeriksa sendi temporomandibular (TMJ), otot rahang, dan kondisi gigi yang memungkinkan terjadinya bruxism.

Meskipun terkadang pemeriksaan fisik dan gejala saja cukup, beberapa orang mungkin membutuhkan studi yang disebut polisomnografi. Tes ini dilakukan di pusat tidur dan dapat memberikan diagnosis pasti terkait kebiasaan ini. 

5. Pengobatan

Menggesekkan Gigi saat Tidur Apakah Berbahaya? Jangan Anggap Santai!ilustrasi pelindung gigi (freepik.com/wavebreakmedia_micro)

Pengobatan untuk bruxism dilakukan dengan mempertimbangkan usia, riwayat medis, seberapa baik tubuh menerima obat-obatan dan prosedur tertentu, serta preferensi pasien. Dikutip dari John Hopskins Medicine, beberapa pengobatan untuk kondisi ini antara lain:

  • Perubahan perilaku. Pasien akan diajari cara mengistirahatkan lidah, gigi, dan bibir dengan benar. Selain itu, pasien juga belajar cara menempatkan lidah ke atas untuk meredakan ketidaknyamanan pada rahang sambil menjaga jarak gigi dan bibir tetap tertutup.
  • Pelindung mulut. Dokter gigi dapat merekomendasikan penggunaan pelindung mulut selama tidur untuk melindungi gigi dari kerusakan. Perangkat ini dapat membantu dengan meratakan tekanan di rahang, memberikan penghalang fisik di antara gigi, dan mengurangi suara gemeretak gigi.
  • Biofeedback. Prosedur ini melibatkan instrumen elektronik yang mengukur jumlah aktivitas otot mulut dan rahang. Alat ini kemudian memberi sinyal ketika mendeteksi terlalu banyak aktivitas otot sehingga kita dapat mengambil langkah untuk mengubah perilaku tersebut. Hal ini sangat membantu untuk awake bruxism. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengembangkan program pengobatan sleep bruxism.
  • Obat-obatan. Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, dapat membantu meringankan rasa sakit dan bengkak akibat bruxism. Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan obat jangka pendek untuk mengendurkan otot-otot dan menghentikan kebiasaan ini. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada otot rahang untuk beristirahat, yang dapat mengurangi gejala. Selain itu, jika suatu obat menyebabkan bruxism, dokter dapat menyarankan pasien untuk mengganti obat lain. 

6. Pencegahan

Menggesekkan Gigi saat Tidur Apakah Berbahaya? Jangan Anggap Santai!ilustrasi pemeriksaan gigi (freepik.com/bearfotos)

Ada beberapa cara untuk mencegah bruxism, seperti dijelaskan pada laman Medical News Today :

  • Menghindari merokok, obat-obatan, dan alkohol;
  • Melakukan pemeriksaan gigi secara teratur;
  • Memperbaiki masalah gigi yang dimiliki, seperti gigi yang tidak sejajar atau hilang;
  • Menahan diri untuk tidak mengunyah permen karet, karena dapat mendorong untuk menggemeretakkan gigi;
  • Mengelola stres;
  • Mencari dukungan;
  • Melatih kesadaran melalui latihan pernapasan, seperti meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya.

Kondisi ketika seseorang menggesekkan atau menggemeretakkan gigi disebut bruxism. Hal ini dapat menyebabkan nyeri wajah, rahang kaku, kerusakan gigi, dan lainnya. Kebiasaan ini dalam jangka pendek tidak akan bermasalah untuk kesehatan, akan tetapi berbahaya jika terjadi dalam jangka panjang.

Oleh karena bruxism dilakukan tanpa sadar, kita dapat meminta bantuan orang terdekat untuk mengenali gejala atau merasakan sendiri gejala ketika bangun tidur. Jika ditemukan tanda dan gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter agar kondisi tidak makin memburuk. 

Baca Juga: Manfaat Kemiri, Ampuh Obati 7 Penyakit Ini, Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Annisa Isnaini H. Photo Community Writer Annisa Isnaini H.

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya