6 Hal yang Terjadi Saat Berhenti Berhubungan Seks, Jadi Mudah Sakit!
ilustrasi trauma setelah mengalami penis captivus (freepik.com/jcomp)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada banyak alasan mengapa kehidupan seks bisa menemui jalan buntu. Mungkin karena kamu dan pasangan sedang mengalami masa sulit, mungkin karena kesibukan yang padat atau karena fokus dalam mengurus anak.
Tanpa kamu sadari, hari berubah menjadi minggu atau bulan, dan kamu tidak menyadari bahwa kamu dan pasangan sudah lama tidak berhubungan seks.
Kamu mungkin merasa hal ini bukan masalah besar, namun berhenti berhubungan seks dapat memiliki dampak yang serius, lho.
Baik itu disengaja atau tidak, keputusan untuk menghentikan aktivitas seks dapat memicu berbagai perubahan. Lalu, apa saja yang terjadi ketika kamu dan pasangan berhenti berhubungan seks? Simak artikelnya di bawah ini agar jadi pembelajaran bagimu.
Baca Juga: 4 Posisi Seks yang Nyaman untuk Mengurangi Nyeri Panggul
1. Kamu jadi lebih mudah sakit
ilustrasi seseorang sakit flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)Ketika kamu berhenti berhubungan seks, tubuh akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, dan hal ini dapat membuat tubuh lebih mudah terkena infeksi dan penyakit seperti flu dan batuk.
Hal ini dikarenakan, berhubungan seks dapat membantu meningkatkan respons kekebalan tubuh, terutama melalui pelepasan hormon seperti Dehydroepiandrosterone (DHEA).
DHEA memiliki peran penting dalam mengatur respons kekebalan tubuh terhadap infeksi dan penyakit, serta membantu menjaga keseimbangan hormon secara keseluruhan.
Itu sebabnya, kamu akan lebih mudah sakit atau rentan terhadap penyakit. Namun, dampak ini dapat bervariasi terhadap seseorang, tergantung pada faktor-faktor lain seperti gaya hidup, pola makan, dan faktor genetik.
2. Tingkat stres meningkat
ilustrasi seseorang stres (pexels.com/Andrew Neel)Ketika berhubungan seks, tubuh akan merespons dengan melepaskan hormon endorfin yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan.
Meningkatnya pelepasan endorfin dapat memberikan sensasi euforia dan relaksasi yang kuat. Selain itu, juga membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.
Akan tetapi, ketika kamu memutuskan untuk berhenti berhubungan seks, produksi endorfin dalam tubuh dapat menurun.
Sehingga, tingkat stres mungkin meningkat karena kurangnya pelepasan endorfin yang sebelumnya terjadi selama berhubungan seks. Hal ini pun dapat menyebabkan kamu merasa lebih tegang, cemas, atau tidak nyaman secara emosional.
3. Kamu lebih sulit terangsang
ilustrasi trauma setelah mengalami penis captivus (freepik.com/jcomp)Ketika kamu berhenti berhubungan seks secara aktif, kemungkinan kamu akan mengalami kesulitan merasa terangsang.
Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan hormonal, penurunan aktivitas saraf, dan perubahan psikologis. Perubahan hormonal yang terjadi dapat mempengaruhi tingkat hormon testosteron dan estrogen, dan memengaruhi libido dan respons seksual.
Sementara itu, penurunan aktivitas saraf terjadi akibat kurangnya rangsangan seksual yang juga dapat mempengaruhi respons fisik tubuh terhadap rangsangan seksual.
Selain itu, faktor psikologis juga berperan penting dalam kesulitan merasa terangsang setelah berhenti berhubungan seks. Kamu mungkin mengalami perubahan suasana hati, kecemasan, atau depresi sebagai respons terhadap perubahan dalam kehidupan seksualmu.
4. Tingkat ketertarikan kepada pasangan menurun
ilustrasi pasangan berjauhan (pexels.com/Pixabay)Ketika kamu berhenti berhubungan seks, kamu mungkin akan mengalami penurunan perasaan pada pasangan.
Sehingga timbul perasaan tidak aman dan nyaman. Perasaan tidak aman ini dapat mendorong kamu untuk mulai mencari kepuasan emosional atau keintiman di luar hubungan dengan orang lain.
Jadi, berhubungan seks bukan hanya tentang kesenangan fisik, tetapi juga tentang kesejahteraan emosional.
Penting untuk memahami bahwa aspek psikologis dan emosional sangat berperan dalam kehidupan seksual, dan berhenti berhubungan seks dapat memicu berbagai respons dan perubahan dalam hal tersebut.
5. Risiko terkena kanker prostat pada pria meningkat
ilustrasi pria terkena kanker prostat (freepik.com/krakenimages.com)Ketika seorang pria berhenti berhubungan seks, terlebih lagi jika aktif secara seksual sebelumnya, risiko terkena kanker prostat dapat meningkat. Hal ini dikarenakan penurunan aktivitas seksual dan perubahan dalam lingkungan hormonal tubuh.
Meskipun hubungan antara berhenti berhubungan seks dan risiko kanker prostat belum sepenuhnya dipercaya, namun, sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa aktivitas seksual yang sehat dan teratur dapat berperan dalam menjaga kesehatan prostat dan mengurangi risiko terkena kanker prostat.
Karena, berhubungan seks yang sehat dapat membantu menjaga keseimbangan hormon, mengurangi stres, dan meningkatkan aliran darah ke area prostat, yang semuanya dapat memiliki efek positif pada kesehatan prostat.
6. Dinding vagina wanita melemah
ilustrasi dindin vagina wanita (freepik.com/freepik)Ada kemungkinan bahwa otot-otot dinding vagina wanita dapat mengalami penurunan kekuatan dan elastisitas ketika berhenti berhubungan seksual. Hubungan seks yang teratur dapat membantu menjaga kesehatan dinding vagina dengan melatih dan memperkuat otot-otot di sekitar vagina.
Jadi, ketika berhenti berhubungan seks, terjadi penurunan stimulasi dan latihan pada otot-otot tersebut, sehingga dapat menyebabkan penurunan kekuatan dan elastisitas, yang dapat mengakibatkan melemahnya dinding vagina.
Dampak dari melemahnya dinding vagina dapat bervariasi tiap orang, tetapi umumnya dapat menyebabkan masalah seperti inkontinensia urin, penurunan sensasi selama aktivitas seksual, atau bahkan prolaps organ panggul.
Berhenti berhubungan seks menjadi pilihan yang sah-sah saja bagi seseorang, namun, kamu harus tahu bahwa ada beberapa masalah yang disebabkan ketika kamu berhenti berhubungan seks, yang mungkin akan menjadi hal yang serius di masa depan. Semoga artikel ini bermanfaat.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
