Bisik Serayu 2024, Pj Bupati Banyumas Minta Jaga Budaya dan Lingkungan

Andi F Noya pandu diskusi kebudayaan

Banyumas, IDN Times - Didahului dengan sedekah Serayu menabur benih ikan, melepas anak-anak bebek ke perairan Serayu, dan menanam bibit pohon di pinggiran sungai, Bisik Serayu Festival 2024 dibuka oleh Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro.

Festival bertema “Budaya di Sudut Serayu” yang diselenggarakan pada 6-8 September 2024 ini menghadirkan ekspresi-ekspresi estetik seputar manusia, alam, dan spiritualitasnya yang terasa membius penonton hingga akhir pertunjukan hari pertama, Jumat malam (6/9/2024), dengan tepuk tangan panjang para penonton terhadap setiap penampil.

Selain tari, berbagai pertunjukan dari siang hingga malam pertama festival menyuguhkan musik, performance art, dan fashion show. Jumat sore digelar diskusi dengan judul “Kebudayaan di Pojok Serayu” dipandu Andy F. Noya.

Baca Juga: Fix, Pilkada Banyumas Lawan Kotak Kosong

1. Menjaga ekologi di aliran sungai serayu

Bisik Serayu 2024, Pj Bupati Banyumas Minta Jaga Budaya dan LingkunganMenjaga ekologi sungai serayu untuk menguri uri budaya dan menjaga isu lingkungan.(IDN Times/@maspjbanyumas)

Pj Bupati Banyumas mengapresiasi festival yang diinisiasi Rianto Dance Studio dan Teras Serayu, yang menitikberatkan pada eksplorasi kearifan lokal lewat seni dan budaya yang diharapkan mampu mengedukasi masyarakat agar senantiasa melestarikan lingkungan.

“Festival Bisik Serayu ini bukan hanya menguri-uri budaya, tetapi juga nguri-uri persoalan lingkungan,” ujar Hanung yang turut berharap agar lengger menjadi warisan budaya dunia, yang diakui oleh UNESCO.

Sebagai inisiator festival, maestro lengger Banyumas Rianto menjelaskan bahwa Bisik Serayu Festival 2024 ini untuk menghidupkan kesadaran publik pada mendesaknya menjaga ekologi yang ada di aliran Sungai Serayu.

2. Kombinasi tari tradisional dan kontemporer

Bisik Serayu 2024, Pj Bupati Banyumas Minta Jaga Budaya dan LingkunganKombinasi tari tradisional dan kontemporer dalam festival bisik serayu 2024 yang ditampil pada malam hari, Jumat (6/9/2024).(IDN Times/Foto : @kabarsejuk)

Bisik Serayu Festival 2024 melibatkan seniman-seniman lokal, nasional, hingga mancanegara yang menghadirkan karya-karya terbaik berkaitan dengan kemenyatuan manusia dan alam di sekitarnya demi kehidupan yang harmoni dan lestari. Kombinasi tari tradisional dan kontemporer yang di antaranya lewat laku spiritual, menyulap Desa Kaliori di Banyumas menjadi tuan rumah gelaran karya-karya lokal dan dunia.

“Penting sekali mengajak masyarakat bersama-sama memberi perhatian dan penggalian kembali mengenai pengaruh Sungai Serayu terhadap pendidikan dan perkembangan kebudayaan,"kata Rianto.

Dua karya kolaborasi tari Umbul Donga dan performance art yang melibatkan penari dan seniman-seniman nasional, seperti koreografer Elly D. Luthan dan Kang Lawe, dengan koreografer berdarah Irlandia Alfira O’Sullivan melaui gerak-geraknya yang magis dan spiritualis mampu menyeret emosi para penonton.

3. Kolaborasi penari lokal dan jepang

Bisik Serayu 2024, Pj Bupati Banyumas Minta Jaga Budaya dan LingkunganKolaborasi tari salah satunya yang berasal dari jepang yang tampil dalam festival bisik serayu, Jumat (6/9/2024).(IDN Times/@kabarsejuk)

Sementara, dua penampilan butoh oleh 3 penari Jepang, Mutsumi, Neiro, dan Minoru Hidoshima tak kalah mendapat perhatian para penonton. Begitupun ketiga penari dari negeri matahari terbit ini tampak menikmati antusiasme seluruh penonton menikmati penampilan mereka.

“Kami mencoba mengekspresikan perihal semesta lewat gerak tubuh,” ujar Neiro usai tampil, yang tampaknya sengaja tidak secara gambang menjelaskan makna dan pesan dari penampilannya bersama Mutsumi.

Neiro dan para penari butoh lainnya melakukan lawatan tarian teatrikal, yang puitik yang lahir di Jepang tahun 1950-an ini, dari Yogyakarta, Banyumas, dan Sumatera Barat.

“Gerakan (tarian butoh Neiro dan Mustsumi) ini seperti puisi,” kata Neiro sekaligus mengungkapkan rasa bahagianya dapat tampil malam itu di Bisik Serayu Festival 2024.

Penampilan pamungkas Jumat malam oleh Ari Rudenko keluaran Program Doktoral ISI Surakarta, yang berasal dari Amerika. Ari bersama 7 penari Indonesia lainnya menyumbang koreografi insting purba yang spontan, liar, sekaligus harmonis dari binatang sejenis unggas, burung, dengan penuh energi.

Baca Juga: Salam Rahayu, Banyumas Gelar Bisik Serayu Festival 2024

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya