3 Sistem Kerja Toksik Overwork, Ditambah Terus Tugasnya Sampai Lembur

Kerjaan untuk tiga orang dilimpahkan ke satu orang

Dalam dunia kerja ada ketentuan umum yang mengatur perusahaan perihal sistem kerja yang wajar pada pekerjanya. Sehingga kita sebagai pekerja pun juga harus melek akan aturan tersebut agar tidak terjebak dalam sistem kerja toksik yang overwork. Karena bakal rugi sendiri kalau pasrah saja saat dipekerjakan dengan sistem toksik yang memperbudak dirimu. 

Lalu sistem kerja seperti apakah yang disebut toksik? Mulai dari beban kerja berlebihan tanpa adanya kompensasi, dibuat lembur terus-terusan, hingga hari libur yang diganggu dengan pekerjaan. Lebih lengkapnya tentang beberapa sistem kerja toksik dapat disimak pada poin-poin pembahasan berikut ini. 

1. Tugas ditambah melebihi jobdesk sampai lembur terus-terusan

3 Sistem Kerja Toksik Overwork, Ditambah Terus Tugasnya Sampai Lemburilustrasi kerja lembur (pexels.com/Cottonbro Studio)

Sistem kerja toksik sejatinya mudah untuk dikenali dari bagaimana atasan memberikan porsi pekerjaan pada anggotanya. Kalau sistem kerjanya buruk, biasanya tugas atau beban kerja yang diberi tidak sesuai dengan batas kewajaran. Maksudnya tidak sesuai ialah tugas yang diberikan sengaja dilebih-lebihkan sampai akhirnya jadi sering lembur. 

Tentu bukan sistem kerja yang baik dan sehat kalau pekerjanya sengaja dibuat sering lembur, apalagi kalau tidak mendapat kompensasi bayaran tambahan. Sudahlah capek tenaga, pikiran, ditambah rugi secara materi karena tak dibayar lebih. Jangan mau dan pasrah saja kalau tugas dalam pekerjaanmu ditambah-tambah tanpa adanya bayaran lebih karena itu termasuk sistem kerja yang toksik. 

Baca Juga: 5 Ciri Kamu Telah Menyukai Pekerjaan Kamu Sekarang, Tambah Semangat!

2. Pekerjaan untuk tiga orang dilimpahkan ke satu orang

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

3 Sistem Kerja Toksik Overwork, Ditambah Terus Tugasnya Sampai Lemburilustrasi stres kerja (pexels.com/Yan Krukov)

Sistem kerja toksik yang nyatanya masih sering ada ialah beban kerja beberapa orang yang dilimpahkan pada satu orang. Perusahaan yang melakukan ini biasanya bertujuan untuk menghemat dalam menggaji karyawan sehingga dia dapat keuntungan lebih. Yang mana sistem kerja toksik seperti ini bisa dilihat sejak awal melamar kerja, bahwa persyaratan skill yang diminta terlalu banyak dengan nominal gaji di bawah standar. 

Tapi ada juga perusahaan yang baru menerapkan sistem kerja seperti ini ketika sudah menerima pekerjanya masuk. Yang mana pekerja tersebut diberi iming-iming jenjang karier, disemangati habis-habisan agar terpacu untuk bisa mengerjakan ini dan itu di luar jobdesk. Hati-hati termanipulasi oleh sistem kerja yang seperti ini karena sama sekali gak worth it antara banyaknya pekerjaan yang diselesaikan tapi nominal gajinya di bawah standar seharusnya. 

3. Hari libur dan cuti tetap dihubungi dan diminta mengerjakan sesuatu

3 Sistem Kerja Toksik Overwork, Ditambah Terus Tugasnya Sampai Lemburilustrasi menelepon (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sistem kerja toksik adalah perusahaan yang tak membiarkan karyawannya tenang bahkan di hari libur atau cutinya. Bahwa meskipun sedang libur dan tidak masuk kerja, tetap harus berurusan dengan pekerjaan karena ditelepon oleh atasan. Gak adil banget seperti, bahwa setiap hari bahkan saat sedang cuti pun tetap tidak bisa benar-benar istirahat yang seharusnya merupakan hak seorang pekerja. 

Kalau sistem kerja di kantormu seperti ini, lebih baik pertimbangkan lagi untuk bertahan di sana. Alasannya sudah jelas karena tidak ada keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan dan hak-mu untuk istirahat yang dirampas. Setotalitasnya dalam bekerja, gak mesti sampai segitunya juga untuk tetap menghubungi karyawan perihal pekerjaan ketika ia sedang libur dengan urusan pribadinya. 

Kalau sistem kerja di kantormu seperti tiga poin tadi maka berhati-hatilah untuk terus terjebak dalam sistem kerja toksik. Bahwa dirimu adalah pihak yang sangat dirugikan karena diperbudak habis-habisan demi keuntungan perusahaan. 

Baca Juga: 7 Strategi Menghadapi Rekan Kerja yang Problematik

afifah hanim Photo Community Writer afifah hanim

Banyak baca banyak nulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya