Makna Penting Mudik Lebaran Menurut Rektor UIN Saizu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyumas, IDN Times - Lebaran 2024, fenomena mudik masih menjadi bagian penting terutama para kaum perantauan dalam memaknai hari besar tersebut. Mudik Lebaran memiliki makna yang beragam bagi tokoh-tokoh agama.
Secara umum, mudik Lebaran dianggap sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga, meningkatkan silaturahmi, dan memperkuat hubungan antar individu.
Dalam pandangan dari tokoh agama seperti Prof Dr H Ridwan MAg yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Saizu ( UIN Saizu ) Purwokerto, Sabtu (6/4/2024), mengatakan bahwa momentum mudik banyak dilihat dari beberapa sudut pandang guna memahami betul maknanya.
"Fenomena mudik di Indonesia sudah lama terjadi dan ini merupakan sesuatu yang muaranya adalah perilaku positif,"katanya kepada IDN Times.
Baca Juga: Soal Pengeras Suara Saat Ramadan Rektor UIN Saizu Sebut Perlu Diatur
1. Mudik dalam konteks theologi Islam
Menurut Prof Ridwan mudik dalam konteks theologi Islam adalah asal mula suatu kejadian hingga menjadi ada. Mudik Lebaran juga mengajarkan pentingnya kembali ke fitrah, yaitu keadaan manusia dalam keadaan fitrah atau keadaan asal yang baik.
Bagi umat Islam, mudik Lebaran juga memiliki makna spiritual, di mana mereka kembali ke kampung halaman untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, serta memperoleh pahala dengan menjalankan ibadah di tempat kelahiran atau tempat tinggal orang tua.
"Bicara mudik, kembali kepada filosofi dari ada menjadi ada, di dalam teologi Islam adalah kembali ke alam akherat, dan cara kita untuk mengingat pada saatnya akan kembali ke tempat asal, kejadian,"katanya.
2. Mudik sebagai ikthiar
Editor’s picks
Prof Ridwan juga mengatakan bahwa mudik dimaknai sebagai sebuah tradisi artinya ikhtiar orang untuk membangun tali silaturahim. Artinya dalam konteks tradisi dalam rangka menguatkan hubungan sosial dan kekerabatan.
Dengan berkumpul bersama keluarga dan menghabiskan waktu di lingkungan yang akrab, umat Islam diingatkan akan pentingnya memelihara nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan.
"Jadi dalam kontek tradisi itu ada semacam bagaimana memperkuat hubungan sosial antar sesama manusia dalam menjaga hubungan kekerabatan,"jelasnya.
Selain itu, mudik Lebaran juga dipandang sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan dengan sesama dan memperbaiki hubungan yang retak.
3. Sebagai penggerak ekonomi
Selain itu dalam sisi ekonomi, Rektor UIN Saizu menjelaskan mudik adalah sebagai penggerak dan pemerataan ekonomi, karena menurutnya ada pergeseran orang menggerakan perolehan ekonomi dari kota ke desa.
Fenomena mudik Lebaran juga menggarisbawahi pentingnya solidaritas sosial dalam Islam. Banyak umat Islam yang memberikan bantuan atau zakat kepada yang membutuhkan saat mudik, sehingga memperkuat hubungan sosial antarindividu dan kelompok dalam masyarakat.
Ditambahkan bahwa mudik menurut Prof Ridwan merupakan hal positif yang dilakukan orang karena memberikan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga yang mungkin jarang terjadi sepanjang tahun.
"Mudik itu sebagai sesuatu yang mampu mempererat hubungan antar anggota keluarga, memperkuat identitas dan rasa persatuan,melepas penat dari rutinitas sehari-hari, dan berbagi serta kebahagiaan," pungkasnya.