5 Tips Membaca Kritis, Tak Terbatas untuk Mahasiswa Saja

Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara maju

Membaca bukan hanya perkara bisa mengeja kata dan memahami arti per kata. Keterampilan tersebut ternyata bisa dipecah dalam beberapa tingkatan kemampuan. Berdasarkan survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2012 pada murid berusia 15 tahun di Indonesia, mayoritas masih berada di level relatif rendah. Yakni, level 1a yang berarti mampu memahami makna harfiah bacaan-bacaan pendek. 

Pada 2018, PISA kembali melakukan survei serupa dan menyimpulkan bahwa rata-rata skor yang dicapai adalah 371 poin (masih masuk kategori level 1a). Jauh dibanding negara-negara Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) yang rata-ratanya mencapai 487 poin (level 3). OECD sendiri merujuk pada negara-negara demokratis yang menganut sistem ekonomi pasar (minim campur tangan pemerintah). Sejauh ini OECD terdiri dari 38 negara anggota. Mayoritas dari mereka merupakan negara maju di Uni Eropa, Skandinavia, Amerika Utara, Asia Timur, dan Australia & Selandia Baru. 

Krisis keterampilan membaca ini sekiranya bisa menjelaskan mengapa kualitas pendidikan Indonesia masih dianggap rendah. Tentu kita tak bisa berpangku tangan menunggu perbaikan kurikulum dari institusi terkait. Mari mulai dari diri sendiri saja dengan berusaha melatih kemampuan membaca kritis atau analitis. Tidak hanya terbatas pada pelajar dan mahasiswa, siapapun wajib coba tips berikut. 

1. Latih dengan bacaan yang butuh komitmen tinggi seperti buku dan jurnal ilmiah

5 Tips Membaca Kritis, Tak Terbatas untuk Mahasiswa Sajailustrasi membaca buku (Pexels.com/cottonbro studio)

Untuk bisa melatih kemampuan membaca, kamu harus mencoba memaksa diri agar terbiasa melahap bacaan yang butuh komitmen tinggi. Contohnya buku, jurnal ilmiah, dan artikel panjang. Ini akan membuatmu terbiasa untuk mengakses informasi yang lebih komprehensif alias menyeluruh. Bukan hanya rangkuman, poin-poin, atau lebih parahnya potongan informasi yang tidak lengkap.

Agar tak kehilangan motivasi, cari bacaan yang benar-benar menarik rasa ingin tahumu. Trik lainnya adalah dengan mencari alasan kuat untuk membaca satu topik tertentu. Jangan batasi bacaanmu dalam genre nonfiksi saja. Buku fiksi juga bisa melatih kemampuan analisamu, kok. 

2. Temukan inti dari tiap bab untuk mempermudah proses memahami bacaan

5 Tips Membaca Kritis, Tak Terbatas untuk Mahasiswa Sajailustrasi membaca buku (Pexels.com/Victoria Herrera)

Saat membaca buku nonfiksi maupun fiksi, ada baiknya kamu membaca juga bagian daftar isi. Tujuannya agar kamu bisa menemukan sistem dan struktur yang digunakan penulis saat menyusun buku. 

Proses membaca juga akan terasa lebih mudah dan cepat. Terutama untuk mahasiswa yang butuh membaca referensi untuk tugas-tugas. Mengingat waktu yang tersedia cukup terbatas. 

Baca Juga: Tidak Suka Membaca tapi Mau Jadi Penulis? Simak 5 Tips Ini!

3. Buat coretan atau tanda pada bagian-bagian yang menarik menurut hematmu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

5 Tips Membaca Kritis, Tak Terbatas untuk Mahasiswa Sajailustrasi mencatat (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Saat membaca, jangan ragu untuk membuat coretan. Mengutip kalimat kreator konten Robin Waldun, ciptakan konversasi atau percakapan imajinatif antara dirimu sebagai pembaca dengan si penulis bacaan. Ini akan membuat otak kita makin aktif ketika membaca buku atau jurnal. 

Setiap membaca, kamu pasti menemukan hal menarik di dalamnya, entah itu kutipan frasa yang indah, penting diingat, atau terasa lekat dengan pengalamanmu sendiri. Jadi siapkan pensil, pena, highlighter, atau sticky notes untuk membuat catatan-catatan dalam bacaan. 

4. Rangkum bacaan dengan bahasamu sendiri, parafrase istilahnya

5 Tips Membaca Kritis, Tak Terbatas untuk Mahasiswa Sajailustrasi mencatat (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Tips membaca kritis berikutnya adalah merangkum apa yang sudah kamu baca menggunakan kata-katamu sendiri. Jika tak ada waktu, coba ucapkan secara lisan layaknya sedang menjelaskan ke orang lain. Namun, akan lebih baik untuk mencatatnya dengan kalimat yang sudah kamu parafrase. 

Ini akan membuat isi bacaan menempel di otakmu. Bila perlu gunakan media yang mudah dibawa-bawa, seperti buku kecil atau aplikasi pencatat di ponsel. Dengan begitu, kamu bisa  menulis atau membaca rangkumanmu kapan saja ada waktu. 

5. Ajukan pertanyaan dan lakukan refleksi

5 Tips Membaca Kritis, Tak Terbatas untuk Mahasiswa Sajailustrasi membaca buku (Pexels.com/Rahul Shah)

Jangan berhenti sampai tahap merangkum. Saat melakukan parafrase, sebenarnya kamu punya ruang untuk melakukan refleksi, bahkan komparasi atas apa yang sudah dibaca. Misalnya seberapa setuju kamu dengan argumen dalam buku, mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi, bacaan lain apa kiranya yang punya kemiripan dengan buku atau jurnal yang baru dibaca, dan lain sebagainya. 

Jika masih sulit, coba buat pertanyaan-pertanyaan sederhana dengan kata tanya 'apa' dan 'mengapa'. Ini akan mendorongmu untuk mengulik lebih dalam rasa ingin tahumu. Aktivitas ini juga dapat membantumu membuat kesimpulan secara mandiri. 

Hasil survei PISA di atas harusnya jadi tamparan keras bagi Indonesia. Kemampuan membaca atau literasi ternyata tak sesederhana yang dibayangkan. Yuk, perbaiki diri sendiri dulu. 

Baca Juga: 5 Sumber Bacaan Sederhana yang Sering Gak Disadari 

Dwi Ayu Silawati Photo Community Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya