Loji Gandrung, Rumah Dinas Walikota Solo yang Pernah Ditinggali Jokowi

Kamar Presiden Soekarno dan Presiden Jokowi bersebelahan

Surakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo pernah menempati rumah dinas Walikota, Loji Gandrung sewaktu ia menjabat sebagai Walikota Solo pada periode tahun 2005-2012.

Rumah dinas yang masuk dalam Bangunan Cagar Budaya (BCB) tersebut merupakan peninggalan kolonial Belanda. Yakni saudagar perkebunan gula dan tuan tanah di Boyolali, ia adalah Johannes Augustinus Dezentje, beliau akrab dipanggil Tinus.

Baca Juga: Sejarah Loji Gandrung: Rumah Dinas Wali Kota Solo yang Sarat Cerita

1. Digunakan untuk kegiatan masyarakat

Loji Gandrung, Rumah Dinas Walikota Solo yang Pernah Ditinggali JokowiRumah dinas Walikota Solo Loji Gandrung. (IDN Times/Larasati Rey)

Kepala Bagian Umum Erni Susiatun, mengatakan jika rumah dinas Loji Gandrung pernah ditempati oleh Presiden Jokowi saat kala itu menjabat. Sewaktu menjabat Loji Gandrung juga digunakan untuk kegiatan rapat dan kemasyarakatan.

"Kegunaan dan fungsi Loji Gandrung saat ini selain sebagai rumah tinggal Walikota Solo juga digunakan untuk kegiatan masyarakat, jadi masyarakat bisa berkegiatan dan menggunakan fasilitas bangunan untuk rapat atau pertemuan," jelasnya kepada IDN Timee, Rabu (14/8/2024).

Lebih lanjut, Erni mengatakan saat ini pemeliharaan bangunan Loji Gandrung dilakukan secara rutin, untuk perawatan pun juga mendapat pendampingan dari BPCB.

"Kita rutin melakukan pemeliharaan mengingat bagunan merupakan bangunan cagar budaya selain itu jika membutuhkan tahap renovasi kita juga melibatkan BPCB," jelasnya.

"Rumah dinas Loji Gandrung dulu pernah ditempati oleh Pak Jokowi, Pak Rudy dan kalau Pak Gibran tidak menempati, tapi untuk berkegiatan masyarakat," ungkapnya.

"Setahu saya waktu dulu zaman Pak Jokowi sering juga digunakan untuk kegiatan rapat-rapat juga bersama OPD," sambungnya.

2. Ada dua kamar yang pernah ditempat Presiden RI 1 dan Presiden RI 7

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Loji Gandrung, Rumah Dinas Walikota Solo yang Pernah Ditinggali JokowiRumah dinas Walikota Solo Loji Gandrung. (IDN Times/Larasati Rey)

Bangunan Loji Gandrung sendiri terdiri dari bangunan utama yang terdapat tiga kamar tidur, ruang tamu, ruang rapat, ruang perjamuan, teras belakang dan dapur. Sedangkan di belakang Loji Gandrung terdapat bangunan joglo yang biasa digunakan untuk acara dan kegiatan umum untuk masyarakat.

Petugas Satpol PP Loji Gandrung, Agus Setiawan mengatakan jika di bagian utama terdapat dua kamar bersebelahan yang dulunya pernah ditempati oleh Presiden RI 1 Ir Soekarno dan Presiden RI ke 7 Joko Widodo. Kamar tersebut berada di depan area ruang tamu.

"Disini ada dua kamar yang dulu sejarahnya pernah ditempati oleh Presiden Soekarno dan disebelahnya lagi untuk Walikota yang dulu pernah ditempati oleh Prediden Jokowi saat masih menjabat sebagai Walikota Solo," jelasnya.

Namun diantara dua kamar tersebut, hanya kamar Ir Soekarno yang bisa diakses oleh umum, hal tersebut sengaja dilakukan untuk edukasi sejarah kepada para pengunjung yang datang.

"Jadi barang-barang di kamar Ir Soekarno ini masih orisinal semua, mulai dari lemari hingga tempat tidur tidak ada berubah masih sama seperti dulu," jelas Agus.

Agus mengatakan jika Loji Gandrung bisa didatangi oleh masyarakat umum secara gratis. Adapun waktu yabg dibuka untuk pengunjung mulai dari pukul 07.00 WIB - 22.00 WIB.

3. Loji gandrung dulunya sering digunakan untuk berdansa dan bersenang-senang

Loji Gandrung, Rumah Dinas Walikota Solo yang Pernah Ditinggali JokowiRumah dinas Walikota Solo Loji Gandrung. (IDN Times/Larasati Rey)

Nama Loji Gandrung sendiri berasal dari bahasa Belanda dan Jawa. Nama Loji sebenarnya disadur dari bahasa Belanda yang berarti Logeren atau tempat tinggal. Sedangan Gandrung sendiri berasal dari bahasa Jawa yakni gandrungan atau tempat untuk bersenang-senang.

Karena pada saat itu, pemilik rumah Tinus sering mengundang relasinya terutama bangsa Eropa untuk menggelar acara di rumahnya sekedar untuk bersenang-senang dan berdangsa. Beberapa acara yang digelar ini membuat masyarakat yang ada di sekitarnya menjuluki rumah milik Johannes Augustinus Dezentje sebagai Loji Gandrung, inilah asal usul rumah ini disebut Loji Gandrung.

Selain itu, Loji Gandrung sebagai markas pusat pasukan ini terjadi pada masa kedudukan Belanda yang terjadi pada saat Agresi Militer II Belanda. Terdapat tokoh militer lain yang menggunakan Loji Gandrung sebagai tempat menyusun strategi perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan, tokoh tersebut adalah Komandan Brigade V Letkol Slamet Riyadi. Dia menyusun strategi Serangan Umum 1949 di Loji Gandrung.

Baca Juga: Wifi Gratis di Loji Gandrung Solo, Gibran Tak Gengsi Adopsi Ide Ganjar

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya