Sering Salah, 4 Tips Parenting Realistis Mengembangkan Kemampuan Anak

Tak perlu susah payah memperbaiki yang bukan kemampuannya

Orangtua mana sih yang tidak ingin anaknya memiliki kemampuan hebat yang berguna bagi masa depannya kelak? Rasanya, hal ini menjadi impian semua orangtua, ya. Nah, dalam rangka membantu pencapaian dan kematangan anak atas kemampuannya, tak jarang orangtua memberikan fasilitas les atau kursus keahlian, nih.

Sayangnya, tidak jarang orangtua justru memberikan fasilitas untuk mempelajari hal yang bukan menjadi bakat maupun minat anaknya. Kalau sudah tak ada kemampuan seperti itu, rasanya hanya sia-sia jika dipaksakan, ya. Sebagai bahan pertimbangan terkait tips parenting dalam menembangkan kemampuan anak, langsung simak ulasan berikut, ya.

1. Les atau kursus itu untuk mengembangkan bakat dan minat, bukan memperbaiki yang tak dikuasai anak

Sering Salah, 4 Tips Parenting Realistis Mengembangkan Kemampuan Anakilustrasi ayah dan anak (pixabay.com/ddimitrova)

Sadar atau tidak, nyatanya masih banyak orangtua yang kurang bijak dalam mengarahkan perkembangan kemampuan anak. Hal tersebut dikarenakan keinginan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan anak melalui les atau kursus. Tetapi, anaknya justru tersiksa di dalamnya karena memang pada dasarnya tak mampu.

Contoh sederhananya, ketika anak tak memiliki minat dan bakat dalam pelajaran matematika. Ketika nilai matematikanya buruk, orangtua memiliki niatan untuk memperbaiki nilai tersebut dengan diikutkan les matematika. Sayangnya, anak justru tersiksa di dalamnya karena harus mempelajari hal yang tidak sukai, terlebih tidak dikuasainya. Sudah disekolah ada jam untuk pelajaran matematika, masih juga ditambah dengan les terkait. 

Bukankah lebih baik anak les pada bidang dan minat yang disukai dan dikuasainya? Jadi, pelajaran yang sulit bagi anak itu cukup sebagai bekal pengetahuan dasar di sekolah. Selebihnya, untuk ilmu pengetahuan yang lebih mendalam dipelajari itu ya untuk bidang-bidang yang membuatnya nyaman dan mampu. Jadi, anak bahagia menjalan pengembangan kemampuannya, pun fasilitas orangtua jadi tidak sia-sia, ya.

Baca Juga: 5 Bahaya Memarahi Anak di Depan Umum, Bisa Bikin Trauma 

2. Kalau mau les atau kursus untuk tujuan memperbaiki, ya wajib ada les untuk tujuan mengembangkan

Sering Salah, 4 Tips Parenting Realistis Mengembangkan Kemampuan Anakilustrasi ayah dan anak (pixabay.com/ambermb)

Jika setelah dipertimbangkan, ternyata kekurangan anak merupakan kebutuhan dasarnya untuk di masa depan, sehingga perlu diperbaiki. Maka, tak apa untuk diikutkan les atau kursus terkait. Namun, jangan lupa tanyakan pada anak, apakah ia sanggup dan kuat? Terus dampingi prosesnya dengan penuh motivasi agar tidak menjadi beban berat bagi anak, ya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Sebaliknya, atas semua bakat dan minat anak itu ya jangan merasa sudah mampu, lalu dibiarkan begitu saja. Kalau yang kurang itu kamu perbaiki, lantas mengapa kelebihannya itu tak ada hak untuk dikembangkan? Coba pikirkan baik-baik, jangan sampai terfokus pada hal yang kurang bijak, ya.

Pada akhirnya, jika memang anak harus menjalani les maupun kursus untuk perbaikan dan mengembangkan kemampuannya, apakah hal tersebut efisien? Terlebih menjadi sangat berat untuk dijalani bersamaan. Jangan sampai berakhir hanya buang-buang waktu, tenaga, pikirkan, hingga finansial saja, nih.

3. Fokus pada kelebihan anak, bukan standar kemampuan yang ada di masyarakat

Sering Salah, 4 Tips Parenting Realistis Mengembangkan Kemampuan Anakilustrasi ibu dan anak (pixabay.com/ArtWithTammy)

Secara logika, bagaimana anak bisa sukses dengan passion yang ia miliki, jika orangtuanya masih menganut standar yang berkembang di sekitarnya? Ingat, orangtua adalah pijakan bagi anak, lho. Dengan kata lain, jangan sampai orangtua justru menjadi penyebab anak gagal mendapatkan mimpi yang sesuai bakat dan minatnya, hanya karena hal itu tak keren atau bagus di mata masyarakat.

Seharusnya, orang itu justru menjadi penyemangat terbaik untuk anaknya dalam mencapai cita-cita yang sesuai kemampuannya. Menemani proses jatuh dan bangunnya, bukan malah sebaliknya. Ketika orangtua justru mengarah anak jadi sesuai tuntutan sukses di masyarakat, tanpa sadar orangtua malah membebani anak, padahal seharusnya mengarahkan untuk bisa hidup sukses secara nyaman dan bahagia.

4. Motivasi dan apresiasi setiap perkembangan kecil anak

Sering Salah, 4 Tips Parenting Realistis Mengembangkan Kemampuan Anakilustrasi ayah dan anak (pixabay.com/phillipneho)

Sudah semestinya keluarga itu menjadi tempat pulang dan berbagi segala hal dalam hidup seorang anak, ya. Oleh karena itu, sebagai orangtua yang bijak, ya harus bisa jadi rumah untuk kepulangan anak dalam situasi dah kondisi apa pun.

Maka dari itu, usahakan untuk selalu memberikan motivasi terbaik dan tetap logis saat anak sedang jatuh dari usahanya. Pun apresiasi anak atas sekecil apa pun keberhasilan yang sudah ia capai. Dengan begitu, anak akan senantiasa terbuka kepada orangtuanya atas proses perkembangan kemampuannya.

Pada akhirnya, jangan jadi orangtua yang merasa punya kelas lebih tinggi dari anak. Yang man hal tersebut berakhir menciptakan jurang tinggi atau batasan dengan anaknya sendiri. Terlebih, memiliki gengsi yang begitu besar untuk sekadar mengungkapkan perasaan cinta, bangga, terima kasih, maupun permintaan maaf. Bagaimana? Sudah siap menjadi orangtua yang bijak dalam menjadi pijakan untuk anak?

Baca Juga: 5 Sikap Orangtua yang Membuat Anak Sukses dan Pantang Menyerah

Melinda Fujiana Photo Community Writer Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya