Padusan, Bersih Diri Sambut Ramadan Sekaligus Melestarikan Budaya Jawa

Bersihkan diri untuk jalani ibadah bulan Ramadan

Boyolali, IDN Times - Jelang datangnya bulan suci Ramadan warga di daerah menggelar berbagai tradisi yang diselenggarakan sebelumnya datangnya Bulan Ramadan. Satu diantara tradisi tahunan yang masih dilakukan yakni Padusan yang dilangsungkan di Kabupaten Boyolali.

Baca Juga: 6 Tempat Padusan di Klaten, Airnya Jernih dan Segar Lho!

1. Padusan digelar di Umbul Pengging dan Umbul Tlatar Boyolali

Padusan, Bersih Diri Sambut Ramadan Sekaligus Melestarikan Budaya JawaTradisi Padusan (instagram.com/jogja)

Acara Gebyar Padusan diselenggarakan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali dua hari berturut-turut yakni pada Sabtu (9/3/2024) dan Minggu (10/3/2024) di dua tempat yakni Umbul Sungsang Pengging dan Umbul Tlatar.

Untuk Gebyar Padusan yang bertempat di Pengging, diawali dengan kirab budaya dari kantor Kecamatan Banyudono hingga Umbul Ngabean Pengging. Di Umbul tersebut ritual padusan dilakukan oleh beberapa duta wisata sebagai simbolis masyarakat Boyolali.

2. Tradisi sambut datangnya Ramadan dan melestarikan tradisi budaya Jawa

Padusan, Bersih Diri Sambut Ramadan Sekaligus Melestarikan Budaya JawaBulan Ramadan (pexels.com/Thirdman)

Kepala Disporapar Kabupaten Boyolali Budi Prasetyaningsih, kegiatan Gebyar Padusan ini bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya tentang padusan yang mempunyai falsafah membersihkan diri jiwa dan raga. Event ini untuk meningkatkan pariwisata di Kota Susu. Meski tidak ditargetkan, pengunjung event Gebyar Padusan ini bisa mencapai 10 ribu lebih.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Tujuannya melestarikan tradisi masyarakat jadi itu adalah tradisi budaya yang harus tetap kita lestarikan. Kemudian memajukan pariwisata di Kabupaten Boyolali dengan memberikan wadah kepada masyarkat untuk tetap melestarikan tradisi tersebut," ujarnya.

Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengatakan tradisi Padusan merupakan bentuk membangun Kabupaten Boyolali dengan terus menjaga nilai budaya dan tradisi.

"Harapan kita, apa yang kita laksanakan ini merupakan bagaimana Kabupaten Boyolali ini terus menjaga, nguri-uri budaya kita, seni, tradisi dan ini semua adalah satu hal yang baik, positif." ungkapnya.

3. Tradisi yang sudah ada sejak zaman Wali Songo

Padusan, Bersih Diri Sambut Ramadan Sekaligus Melestarikan Budaya JawaSuasana di kawasan religi Sunan Ampel. IDN Times/Rachmaddani Rizki Saputra

Padusan merupakan cara masyarakat Jawa melakukan pensucian diri sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan. Padusan sendiri merupakan tradisi membersihkan diri baik secara fisik maupun rohani untuk menyambut bulan Ramadan yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa. Padusan biasanya dilakukan sehari menjelang Ramadan.

Padusan berasal dari kata adus yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai mandi. Konon tradisi masyarakat Jawa ini sudah ada sejak zaman Wali Songo. Menurut cerita, tradisi ini dilakukan masyarakat sehari jelang Ramadan dengan mendatangi sumber mata air murni. Di tempat tersebut masyarakat kemudian mandi besar, membersihkan badan dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Seiring berjalannya waktu padusan pada masyarakat Jawa mengalami pergeseran. Ritual mandi besar ke lokasi sumber mata air murni tidak lagi harus dilakukan di sumber mata air, namun bisa di rumah masing-masing.

Di Boyolali, biasanya masyarakat berbondong-bondong mendatangi berbagi mata air atau umbul untuk padusan. Beberapa tempat pemandian atau umbul yang kerap menjadi lokasi padusan yakni Umbul Sungsang dan Umbul Tirtomarto di kawasan wisata Pengging, Umbul Tlatar di Kecamatan Boyolali serta tempat pemandian di Kecamatan Simo.

Baca Juga: Tradisi Padusan, Mandi Menjelang Ramadan ala Masyarakat Jawa

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya