Kisah Petani Modern yang Mengubah Nasib Desa dengan Melon

Kembali ke desa, membangun desa

Intinya Sih...

  • Hendi Nur Seto kembali ke desa dan memajukan Desa Bansari dengan pemberdayaan masyarakat, pengembangan agrowisata, dan pelestarian lingkungan.
  • Hendi berhasil membangun greenhouse pertamanya untuk budidaya melon hidroponik dengan menggunakan teknologi modern seperti IoT, energi listrik tenaga surya, dan sistem CCTV.
  • Hasil dedikasi Hendi menghasilkan melon hidroponik berkualitas premium yang dipasarkan di berbagai kota besar dengan harga Rp20.000 - Rp30.000 per kilogramnya.

Temanggung, IDN Times - Berbeda dengan kebanyakan sarjana muda yang memilih bekerja di kota besar, Hendi Nur Seto tergerak hatinya untuk kembali ke desa. Ia melihat potensi besar yang dimiliki Desa Bansari, namun masih terhambat oleh berbagai kendala.

Dengan semangat juang dan tekad yang kuat, Hendi mulai terlibat aktif dalam berbagai kegiatan di desa, mulai dari pemberdayaan masyarakat, pengembangan agrowisata, hingga pelestarian lingkungan.

Lulusan Universitas Jenderal Soedirman tahun 2016 ini tak hanya mengabdikan diri untuk memajukan desanya, tetapi juga berhasil membawa nama Desa Bansari ke kancah nasional.

Kisah Perjuangan Menjadi Petani Modern

Kisah Petani Modern yang Mengubah Nasib Desa dengan MelonHendi mencium trofi Desa BRIliaN (dok. Pribadi)

Memulai perjalanan sebagai petani muda di tahun 2017, Hendi dihadapkan pada berbagai rintangan. "Ternyata ilmu yang saya dapatkan di kuliah jauh dengan kenyataannya di lapangan," ungkapnya. "Banyak persoalan yang saya temui, mulai dari hama & penyakit tanaman, hingga permasalahan harga di pasar."

Tanpa menyerah, Hendi terus belajar dan mencari solusi. Ia mencoba berbagai budidaya tanaman, hingga akhirnya menemukan ketertarikannya pada melon hidroponik. Di tahun 2019, dengan bantuan investor, Hendi membangun greenhouse (rumah kaca) pertamanya.

Inovasi dan Teknologi Melon Hidroponik

Kisah Petani Modern yang Mengubah Nasib Desa dengan MelonGreenhouse melon karya Hendi (Dok. pribadi)

Hendi tak hanya mengandalkan pengetahuan tradisional, tetapi juga berani berinovasi dan memanfaatkan teknologi modern. Ia menerapkan sistem hidroponik DFT (Deep Flow Technique) dan menggunakan greenhouse untuk mengoptimalkan budidaya melonnya.

"Greenhouse di Desa Bansari sudah menerapkan sistem Internet of Think (IoT)," jelas Hendi. "Sehingga kontrol suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan ketersediaan pupuk di media bisa termonitor secara realtime."

Selain IoT, Hendi juga memanfaatkan energi listrik terbarukan tenaga surya dan sistem CCTV untuk keamanan. "Kami juga menggunakan agens hayati untuk menekan hama penyakit secara biologis," tambahnya. Dengan cara itu, penggunaan pestisida dan zat berbahaya lain bisa dihindari.

Baca Juga: Gunakan IoT dan Energi Terbarukan, Inilah Melon Premium Bansari

Kisah Petani Modern yang Mengubah Nasib Desa dengan MelonHasil pertanian di Bansari (instagram.com/floshidroganik)
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Hasil dari dedikasi dan inovasinya tak sia-sia. Hendi berhasil menghasilkan melon hidroponik berkualitas premium dengan rasa yang lezat dan harga yang relatif terjangkau. Melonnya dipasarkan di berbagai kota besar seperti Jakarta Selatan, Kota Bandung, dan Kota Semarang melalui perusahaan offtaker.

Melon yang diproduksinya dihargai Rp20 ribu - Rp30 ribu per kilogramnya. 

Kisah Petani Modern yang Mengubah Nasib Desa dengan MelonPenyerahan Piala Desa BRILiaN kepada para pemenang (Dok. BRI)

Kisah Hendi tak hanya menginspirasi para petani muda di Desa Bansari, tetapi juga menjadi contoh bagi pemuda-pemudi di seluruh Indonesia untuk berani bermimpi dan berkarya di desa.

Berkat kolaborasi bersama rekan dan dukungan perangkat desa, Bansari berhasil meraih Juara I Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023.

Herlan, sebagai kepala Desa Bansari, menguraikan bahwa desa tersebut memiliki banyak kelebihan karena memiliki beragam potensi. Salah satu keunggulannya terletak pada sektor pertanian yang menerapkan metode smart farming atau pertanian modern. Di sektor ini, terdapat proyek pertanian melon dengan menggunakan sistem hidroponik berkualitas tinggi yang dikelola oleh Hendi beserta kelompok petani lainnya.

Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono mengatakan dari 320 desa, Desa Bansari adalah contoh keberhasilan Desa BRILiaN di wilayah Yogyakarta. “Program Desa BRILiaN merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa,” sambung John, “desa yang tergabung dalam program Desa BRILiaN diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya”.

Hendi tak hanya fokus pada brand pertanian miliknya, Flos Hidro Organik, tetapi juga membantu memajukan desanya. Ia menjadi Ketua Gabungan Kelompok Tani dan membantu kelompok tani lain untuk mengembangkan pertanian modern.

"Semoga usaha saya ini berkembang dan mudah-mudahan bisa mengharumkan nama desa kelahiran saya," harapnya.

Selain menjabat sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani, Hendi juga memegang peran sebagai Ketua Unit Usaha Pertanian Modern di BUMDes Tirta Sembada. Melalui BUMDes ini, Desa Bansari berhasil mengelola empat unit usaha utama yang masih beroperasi hingga kini.

Pertama-tama, terdapat destinasi wisata Embung Bansari yang merupakan bagian dari program 1.000 embung dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Terletak di ketinggian 1.400 mdpl, Embung Bansari menawarkan pemandangan spektakuler dengan 9 gunung yang terlihat di Jawa Tengah. Hendi menjelaskan bahwa saat ini Embung Bansari digunakan sebagai destinasi wisata yang menyediakan layanan camping, gathering, trekking, dan lainnya. Lokasinya yang berbatasan dengan hutan milik Perhutani juga memungkinkan pengunjung untuk melakukan trekking, karena terdapat pos pendakian di sekitarnya.

Unit usaha kedua yang dikelola oleh Hendi adalah pertanian melon dengan menggunakan sistem hidroponik di dalam greenhouse yang memiliki standar kualitas premium. Selanjutnya, terdapat SPAMDES (Sistem Pengelolaan Air Baku untuk Air Minum Pedesaan) yang menyediakan air bersih untuk rumah-rumah warga dan juga untuk keperluan usaha. Terakhir, terdapat Warung Sembako yang menyediakan kebutuhan sembako bagi warga, serta dilengkapi dengan AgenBRILink yang menggunakan mesin EDC dari Bank BRI.

Hendi menegaskan bahwa semua unit usaha BUMDes tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan kerja bagi penduduk desa, yang membantu meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.

Baca Juga: Mantra Desa Bansari hingga Meraih Juara I Nugraha Karya 2023

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya