4 Cara Sosiologi untuk Mengelola Rasa Kesal ke Pasangan, Auto Tenteram

Biar enggak gampang bertengkar dengan pasangan, nih

Ibarat dua sisi pada mata pisau, sebuah hubungan juga berjalan seperti itu. Yang mana pada satu sisi, hadirnya pasangan membuat hidup jadi berwarna, penuh cinta, terbantu dalam keseharian, terhindar dari kesepian, dan berbagai kebahagiaan lainnya. 

Namun, pada sisi lainnya tak jarang hadirnya pasangan justru membuatmu terasa ingin hidup sendiri saja, nih. Bukan tanpa alasan, rasa kesal yang sering muncul karena berbagai penyebab, tak jarang berkahir pertengkaran, dan membuat sakit hati. 

Tenang, sosiologi yang merupakan ilmu pembelajaran atas kehidupan masyarakat punya solusinya, nih. Hubungan individu dengan individu lain merupakan salah satu kajian dalam sosiologi, termasuk di dalamnya hubungan antara kamu dengan pasanganmu, nih. 

Secara lebih kompleks, terdapat konsep sosiologis mulai dari habitus, preventif, afektif, mediasi, disintegrasi, hingga kompromi yang bisa jadi bahan pertimbangan saat kesal dengan pasangan. Penasaran bagaimana penjabarannya dalam menjadi cara mengatasi rasa kesalmu ke pasangan? Temukan jawabannya dari ulasan di bawah ini, ya.

1. Bangun habitus intim dan terbuka dengan pasangan

4 Cara Sosiologi untuk Mengelola Rasa Kesal ke Pasangan, Auto Tenteramilustrasi pasangan (pixabay.com/Pexels)

Teori praktik sosial merupakan buah pemikiran seorang sosiolog yang bernama Pierre Bourdieu. Salah satu isi dari teori tersebut, yakni konsep habitus atau kebiasaan. Ya, habitus tersebut terbentuk dari proses sosialisasi panjang dengan kehidupan masyarakat yang ada di sekitar pelaku. 

Dalam kaitan habitus menjadi cara mengatasi rasa kesal ke pasangan, bisa dimulai dari kamu melakukan introspeksi diri, nih. Misalnya saja, apakah kamu sering kesal dengan sendirinya ketika pasanganmu tidak peka? Rasanya sudah diberi kode tapi tak paham, acuh padamu, bahkan melakukan hal sebaliknya.

Pernahkah kamu berpikir secara jernih bahwa hal klise seperti pasangan harus bisa mengerti semua isi pikiran pasangannya itu tak masuk akal? Coba refleksikan jika kamu yang diperlakukan seperti itu. Maka dari itu, supaya pasangan bisa paham apa yang kamu mau, terlebih tidak membuatmu kesal, ya beri tahu dia secara langsung.

Bangun habitus atau kebiasaan yang intim dan terbuka dengan pasanganmu, ya. Jangan malah membangun habitus kode-kodean dan yang mengerti cuma kamu. Kalau kamu tetap melakukan itu, bukankah kamu sendiri penyebab rasa kesal yang muncul itu? Dengan mengatakan secara konkret, peluang pasangan bisa melakukan apa yang kamu mau jadi lebih maksimal, lho.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Sering Bertengkar Dengan Pasangan, Gak Cocok?

2. Upaya preventif dengan tindakan afektif untuk meminimalisir terjadinya rasa kesal

4 Cara Sosiologi untuk Mengelola Rasa Kesal ke Pasangan, Auto Tenteramilustrasi pasangan (pixabay.com/hoangdong7698)

Secara sosiologis, upaya preventif ini masuk dalam pengendalian sosial dari tindakan menyimpang. Ya, pelanggaran yang mungkin terjadi akan diminimalisir dengan sebuah pencegahan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Nah, konsep preventif ini bisa diterapkan untuk mencegah munculnya rasa kesalmu kepada pasangan. Bagaimana caranya? Misalnya saja dengan tindakan afektif. Yang mana afektif dalam ilmu sosiologi bermakna tindakan atas dasar emosional.

Dengan begitu, kamu bisa meminimalisir rasa kesal yang muncul dengan mengeluarkan afektif positif, berupa kasih sayang dan cinta ke pasanganmu. Lakukan semua hal mulai dari memikirkan kalian saling mencintai hingga melakukan hal-hal bersama dengan penuh kasih sayang. Sehingga, besar harapannya rasa kesal itu bukan hanya diminimalisir, tetapi juga bisa jadi tersentralisasi.

3. Mediasi dengan orang yang tepat

4 Cara Sosiologi untuk Mengelola Rasa Kesal ke Pasangan, Auto Tenteramilustrasi persahabatan (pixabay.com/Anemone123)

Mediasi dalam ilmu sosiologi menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan konflik dengan orang lain. Ya, pertentangan yang terjadi antara dua pihak ini bisa diselesaikan dengan menghadirkan pihak ketiga. Yang mana orang ketiga ini bersifat netral dan tidak berwenang dalam mengambil keputusan, ya.

Sejalan dengan konsep mediasi, maka kamu bisa menerapkannya ketika muncul rasa kesal atas pasanganmu. Ya, alih-alih langsung menceritakan ke pasangan yang justru membuat makin kesal karena adu argumentasi. Maka, kamu bisa bercerita ke orang lain yang tepat dan terpercaya.

Dengan menceritakan kejadiannya yang memicu kekesalanmu secara runtut dan jelas, maka orang terkait bisa memberikan masukan yang rasional. Masukan tersebut terkategori logis karena orang yang bersangkutan tidak memiliki kepentingan di dalamnya. Terlebih tidak berbicara dengan emosional, melainkan atas dasar logika. Meski keputusan akhir terap berada di tanganmu, tentu kamu bisa mempertimbangkan saran dan kritik dari orang terkait, ya.

4. Disintegrasi itu hal yang wajar dan melatih diri untuk berkompromi

4 Cara Sosiologi untuk Mengelola Rasa Kesal ke Pasangan, Auto Tenteramilustrasi pasangan (pixabay.com/5688709)

Dalam teori konflik yang dikemukakan oleh sosiolog bernama Karl Marx, disebutkan bahwa pertentangan itu wajar. Yakni, wajar terjadi dalam sebuah hubungan antar individu dengan individu lain, termasuk kamu dengan pasanganmu. 

Secara lebih lanjut, teori konflik juga menjelaskan disintegrasi itu selalu berpeluang muncul dari hubungan individu dengan sekitarnya. Maka, ketika kamu tengah berkonflik yang menimbulkan rasa kesal ke pasangan itu hal yang wajar. 

Tidak apa-apa untuk renggang, boleh untuk terdapat masalah dalam hubunganmu, dan tak apa untuk kamu punya rasa kesal. Dalam teori konflik, disebutkan hal ini menunjukkan adanya hidup yang dinamis.

Terlebih, dengan kejadian yang membuatmu kesal, bisa melatih diri untuk berani berkompromi dengan pasanganmu. Saat kompromi tercipta, maka hubungan akan lebih erat daripada sebelumnya. Pastinya, hasil kompromi membuat rasa kesal dikemudian hari bisa terminimalisir, ya.

Setelah membaca ulasan di atas, Bagaimana? Sudah siap mempraktikkan keempat cara sosiologis di atas? Semoga rasa kesalmu hanya menjadi bumbu agar hubungan dengan pasanganmu tidak hambar, ya. Terlebih lagi, selepas rasa kesal bisa muncul rasa cinta berbalut rindu yang begitu besar ke pasangan, nih.

Baca Juga: 5 Tips Patahkan Kebiasaan Negatif dalam Hubungan, Dimulai Dengan Kamu

Melinda Fujiana Photo Community Writer Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya