COVID-19 Melonjak, Sekolah di Semarang Tutup, Siswa Kembali Belajar Daring

Pembelajaran tatap muka dihentikan 2 minggu

Semarang, IDN Times - Dinas Pendidikan Kota Semarang kembali memberlakukan pembelajaran secara daring selama dua pekan mulai Senin (7/2/2022) mendatang. Upaya ini seiring melonjaknya kasus positif COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah. 

1. Siswa SD dan SMP kembali belajar daring

COVID-19 Melonjak, Sekolah di Semarang Tutup, Siswa Kembali Belajar DaringIlustrasi siswa mengikuti pembelajaran tatap muka. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan, mulai Senin depan siswa SD dan SMP akan kembali belajar dari rumah secara daring. Ini karena tren kasus virus corona mengalami peningkatan. 

"Nantinya pembelajaran secara daring ini akan diterapkan selama dua minggu. Sedangkan, pembelajaran tatap muka (PTM) akan kembali diberlakukan sambil menunggu perkembangan kasus COVID-19," ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis (3/2/2022). 

Baca Juga: 10 Sekolah di Jateng Tutup, Siswa Positif COVID-19 Omicron, PTM Jalan

2. Kasus COVID-19 capai 113 pasien

COVID-19 Melonjak, Sekolah di Semarang Tutup, Siswa Kembali Belajar DaringIlustrasi pembelajaran tatap muka di sekolah (dokumen/IDN Times)

Dinas Pendidikan Kota Semarang mencatat selama penerapan PTM dari Agustus 2021 hingga saat ini tidak ada klaster COVID-19 di sekolah. 

"Maka, untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 kami berlakukan lagi pembelajaran daring mulai minggu depan," ujarnya.

Berdasarkan laman siagacorona.semarangkota.go.id, Kamis (3/2/2022) pukul 21.00 WIB, jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Semarang mencapai 113 pasien. Sebanyak 77 kasus adalah warga Kota Semarang dan 36 kasus warga luar kota.

3. Kenaikan kasus positif karena abai prokes

COVID-19 Melonjak, Sekolah di Semarang Tutup, Siswa Kembali Belajar DaringSejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di SD Negeri Bhayangkari, Kota Serang, Banten, Selasa (4/1/2022) (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Menurut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, peningkatan kasus COVID-19 ini karena kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan mulai berkurang. 

"Pasien positif COVID-19 mayoritas adalah warga Kota Semarang. Sedangkan untuk pasien dari luar kota jumlahnya tidak signifikan. Ya ini karena warga mulai abai protokol kesehatan. Kemudian, juga karena adanya pelaku perjalanan usai perjalanan dari luar kota atau dari perjalanan perjalanan luar," tandasnya. 

Baca Juga: 4 Siswa SMA 5 Semarang Positif COVID-19, Sekolah Buka, PTM Tetap Jalan

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya