Kisah WNI Jateng di Wuhan Asal Wabah Virus Corona Sebelum Dievakuasi

Minta warga untuk tak takut berinteraksi dengan mereka

Klaten, IDN Times - Raut wajah bahagia terlihat dari wajah Hilyatu Millati Rusdiyah satu diantara WNI dari Wuhan yang selesai menjalani observasi virus corona atau covid-19 di Natuna.

Mila sapaan akrab wanita berusia 33 tahun ini merupakan satu diantara WNI yang dievakuasi dari Wuhan kota asal wabah virus corona yang telah merenggut ribuan nyawa.

WNI dari Desa Kemalang, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini menceritakan keyakinannya kepada pemerintah yang akan datang untuk membawa mereka keluar dari lokasi paling parah terjangkit wabah virus corona dan memulangkan mereka ke tanah air.

Baca Juga: Jateng Kirim 41.250 Masker ke Tiga Negara, Bantu Atasi Virus Corona

1. Gelisah penularan virus Corona terjadi begitu cepat

Kisah WNI Jateng di Wuhan Asal Wabah Virus Corona Sebelum DievakuasiSeorang anggota tim pencegahan dan pengendalian virus corona berkomunikasi melaluai walkie-talkie dengan rekannya di dalam ruang laboratorium di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ningxia di Yinchuan, Wilayah Otonomi Ningxia Chui, Tiongkok, pada 2 Februari 2020. ANTARA FOTO/cnsphoto via REUTERS

Mila mengaku gelisah saat masih berada di Wuhan dan belum bisa dipulangkan ke Indonesia karena ternyata penyebaran virus tersebut terjadi cukup cepat, yaitu dari pasien yang berjumlah ribuan hingga menjadi puluhan ribu dalam waktu singkat.

"Virus ini juga bisa menyebar lewat udara. Kami tidak tahu kapan bisa terkena. Pemerintah Tiongkok mengimbau kepada semua warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, sampai akhirnya Pemerintah (Republik Indonesia) memutuskan melakukan evakuasi," katanya.

Mengenai merebaknya virus tersebut, awalnya tidak terlalu dikhawatirkan oleh masyarakat, baik masyarakat lokal maupun pendatang seperti dirinya. Bahkan, pada awalnya atau tepatnya saat mereka masih berada di Wuhan, kondisi kota belum seramai saat ini.

"Karena saat itu belum dikonfirmasi bahwa virus itu bisa menular lewat udara dan antar manusia. Setelah tahu kalau mulai virus itu bisa menular antar manusia dan Pemerintah setempat memutuskan mengisolasi (lockdown) kota itu, kondisi mulai sepi. Apalagi saat itu juga kondisi Imlek dan musim dingin," katanya.

Ia mengatakan pada awal virus tersebut ditemukan, yaitu virus corona jenis baru, belum dikonfirmasi bahwa penularannya bisa terjadi antar manusia. Menurut dia, yang diketahui masyarakat adalah penularan hanya bisa terjadi dari hewan ke manusia.

"Kemudian tepatnya pada tanggal 20 Januari, ilmuwan mulai mengkonfirmasi bahwa penularan bisa terjadi antar manusia, kekhawatiran dari kami pasti ada," katanya.

Apalagi pada saat itu jumlah korban naik secara signifikan dan masing-masing orang tidak tahu siapa saja yang sudah terkena virus tersebut maupun yang belum.

"Andaikan tidak terkonfirmasi menyebar antar manusia mungkin tidak sekhawatir saat ini," katanya.

2. Apresiasi pemerintah yang hadir di tengah WNI yang ada di Wuhan

Kisah WNI Jateng di Wuhan Asal Wabah Virus Corona Sebelum Dievakuasi

Melansir dari Antara Mila mengatakan sejak awal dirinya dan para WNI yang ada di Wuhan yakin pemerintah bakal melakukan upaya untuk memulangkan mereka. Mila mengaku semenjak wabah virus corona menjadi ancaman pemerintah Indonesia terus memonitor para WNI yang tengah berada di Wuhan.

"Kami merasakan betul pemerintah hadir memantau kami setiap hari. Jadi sebetulnya sejak awal kami yakin, pemerintah akan melakukan proses evakuasi. Setelah menunggu keputusan Presiden, langsung evakuasi dilakukan," katanya.

Mila dan para WNI lainnya juga mengapresiasi langkah Pemerintah Republik Indonesia yang sejak awal hadir di tengah WNI yang pada saat itu masih terjebak di Wuhan. Mulai dari memantau, upaya evakuasi dari Wuhan sampai ke tanah air dan melakukan observasi di Natuna hingga akhirnya Mila sampai ke rumah dan berkumpul bersama keluarga.

3. Minta masyarakat tak perlu khawatir berinteraksi dengan mereka

Kisah WNI Jateng di Wuhan Asal Wabah Virus Corona Sebelum DievakuasiHilyatu Millati Rusdiyah (kanan) didampingi oleh suaminya. ANTARA/Aris Wasita

Pasca menjalani observasi dan dinyatakan sehat oleh tim dari Kementerian Kesehatan, Mila berharap tidak ada stigma dan meminta masyarakat tidak perlu takut untuk berinteraksi dengan mereka.

"Kondisi kami semua dalam keadaan sehat pascaobservasi 14 hari di Natuna. Tidak ada satu pun yang menunjukkan gejala mengidap virus corona," kata Mila, Senin (17/2).

Mahasiswa yang tengah menjalani studi PhD Administrasi Bisnis di Chongqing University, Kota Chongqing ini mengatakan pascaobservasi tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan sertifikat atau surat sehat untuk masing-masing peserta observasi sebelum pulang ke keluarga masing-masing.

"Jadi saya mohon masyarakat sekitar tidak perlu takut dengan kami dan juga jangan mengkhawatirkan kedatangan kami karena kondisi kami sehat-sehat saja," katanya.

Ia mengatakan usai menjalani observasi tersebut, para WNI tidak lagi membutuhkan pemeriksaan lanjutan karena selama 14 hari tersebut mereka berada di bawah pengawasan tim medis.

"Selama observasi kami juga menjalani pemeriksaan dua kali dalam 1 hari, termasuk pemeriksaan suhu tubuh," katanya.

4. Belajar secara online melalui aplikasi yang disediakan oleh kampus

Kisah WNI Jateng di Wuhan Asal Wabah Virus Corona Sebelum DievakuasiWNI yang jalani observasi di Natuna. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Sementara itu, terkait dengan program pendidikan yang dijalaninya, wanita berusia 33 tahun yang akrab disapa Milla tersebut saat ini mengikuti program pembelajaran secara "online" atau daring.

"Arahan dari kampus kami diminta di rumah dulu sampai ada pengumuman lanjutan dari kampus masing-masing menuju ke sana. Untuk pembelajarannya kami mengikuti melalui aplikasi yang sudah disediakan oleh pihak kampus," katanya.

5. Ganjar minta WNI Jateng dari Wuhan tidak dikucilkan

Kisah WNI Jateng di Wuhan Asal Wabah Virus Corona Sebelum DievakuasiDok. Humas Pemprov Jateng

Warga yang menjalani karantina di Natuna, menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah dipastikan kesehatannya. Ia berharap keluarga, kerabat maupun tetangga tidak perlu mengkhawatirkan apalagi sampai mengucilkan.

"Titip pesan saja, masyarakat menerima dengan baik agar tidak mengucilkan. Sudah dicek sudah sehat, tidak usah takut," katanya.

Jika suatu waktu warga yang menjalani karantina itu merasa tidak enak badan, imbuh Ganjar, mereka dapat langsung konsultasi ke dokter atau melaporkan ke dinas kesehatan setempat.

"Kalau nanti pada keluarga dan bersangkutan kerasa tidak enak badan, periksa ke dokter kita dari Dinkes siap memantau," tandas Ganjar dalam keterangan resmi kepada IDN Times.

Baca Juga: Korban Virus Corona Terus Berjatuhan, Update Hingga Senin 1.775 Tewas 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya