Cerita Margareta, Tekun Teliti Gunung Ungaran, Kini Jadi Guru Besar Biodiversitas Unnes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Berkat keuletannya menjaga keanekaragaman hayati yang ada di Gunung Ungaran, seorang dosen MIPA bernama Margareta Rahayuningsih secara resmi dikukuhkan menjadi guru besar bidang Biodiversitas di Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Proses pengukuhan Margareta sebagai seorang profesor Biodiversitas diadakan di Gedung Auditorium Prof Wuryanto, Kampus Unnes Sekaran, Gunungpati.
1. Margareta rancang kemitraan penta helix untuk rawat ekosistem Gunung Ungaran
Ketika menyampaikan orasi ilmiah di hadapan senat Unnes, Margareta menjelaskan, Gunung Ungaran memiliki keanekaragaman hayati yang harus dipertahankan.
Menjaga ekosistem di gunung tersebut bisa dimulai dari tingkat genetik, jenis dan usaha lainnya yang memberikan manfaat bagi manusia.
Ia menyebutkan, kemitraan penta helix jadi triknya untuk tetap melestarikan ekosistem satwa di Gunung Ungaran.
"Model kemitraan penta helix, meliputi unsur akademisi, bisnis, LSM, pemerintah, masyarakat, dan media menjadi solusi untuk menjaga ekosistem di Gunung Ungaran. Kemitraan penta helix dapat mendorong pelestarian keanekaragaman hayati melalui kolaborasi dan kemitraan yang saling menguntungkan," katanya, Jumat (16/12/2022).
Baca Juga: Dianggap Populerkan Sorgum, Moeldoko Diberi Gelar Doktor Honoris Causa oleh Unnes
2. Sejak lama dikenal sebagai peneliti satwa langka
Margareta merupakan sosok yang tak asing lagi bagi kalangan pegiat konservasi di Gunung Ungaran. Sejak lama ia menjadi peneliti ekosistem satwa yang berkembangbiak di Gunung Ungaran. Fokusnya berkutat pada pelestarian satwa langka yang nyaris punah.
Sedangkan di Unnes, Margareta juga mengelola rumah pengembangbiakan kupu-kupu bersama Fakultas Matamatika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
3. Empat orang juga dikukuhkan menjadi guru besar
Editor’s picks
Berdasarkan keterangan pihak Unnes, tak hanya Margareta yang dikukuhkan jadi guru besar. Pada Kamis (15/12/2022), tim Senat Unnes juga menganugerahkan gelar guru besar bagi empat orang lagi.
Masing-masing ada nama Prof Dr Wiwi Isnaeni MS sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Biologi MIPA, Prof Dr dr Mahalul Azam MKes sebagai Guru Besar Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Prof Dr Eko Handoyo MSi, Guru Besar Ilmu Etika dan Kebijakan Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) serta Prof Dr Yeri Sutopo MPd MT sebagai Guru Besar Teknik Sipil Hidro Fakultas Teknik (FT).
4. Rektor Unnes ingatkan para profesor jangan bikin kecewa mahasiswanya
Rektor Unnes, Prof Martono menekankan supaya para profesor tidak cuma bertugas meneliti dan mempublikasikan. Tapi juga terus membimbing mahasiswa.
Martono mengingatkan bagi lima orang yang dikukuhkan menjadi profesor agar senantiasa menunjukkan peningkatan kualifikasi dan kompetensinya.
"Jangan sampai di tengah kemajuan dan prestasi kelembagaan yang kita raih, ada mahasiswa yang merasa kecewa karena tidak mendapat layanan yang semestinya," ungkapnya.
5. Para profesor harus lebih fokus pada rumpun keilmuan dan prodi
Tak cuma itu saja, katanya dalam era baru sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) akan membawa perubahan besar termasuk otonomi. Menurutnya Unnes nantinya lebih leluasa mengembangkan diri sesuai dengan tantangan zaman
"Bertambahnya profesor akan membuat fondasi akademik kita semakin kukuh sehingga bisa terus menorehkan prestasi yang menjulang tinggi," bebernya.
Martono pun mengatakan peran profesor ke depan semakin fokus pada bidang akademik. Peran profesor akan lebih banyak berbasis program studi, laboratorium, dan rumpun keilmuan.
"Profesor akan menjadi penjaga gawang yang bukan saja menjaga kualitas akademik tetapi juga mengakselerasi pencapaian. Saya yakin adanya lima profesor yang dikukuhkan punya kompetensi yang sangat cukup untuk mengemban amanah tersebut," ujar Martono.
Baca Juga: Resmi Dilantik Jadi Rektor, Prof Martono Akan Bawa Unnes Bereputasi Dunia