Ganjar Ngaku Kerepotan Menata Pasar dan Ponpes untuk New Normal

Ganjar juga ingin pengunjung mal dibatasi

Semarang, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan tahapan untuk new normal atau normal baru di wilayahnya saat ini sedang disiapkan. Salah satunya tahapan itu adalah ia ingin melakukan dengan pembatasan jumlah pengunjung pusat perbelanjaan modern guna memutus mata rantai virus corona (COVID-19).

"Kalau mal kapasitasnya sehari bisa 3.000. Maka nanti kita bilang ke pengelolanya, ya kalau gitu berarti 500 orang dulu ya. Nah, kalau penataannya sudah berjalan, lalu grafiknya cukup baik bisa ditambah jadi 2.000 kapasitasnya," kata Ganjar saat berbicara dalam Edisi Spesial HUT-6 IDN Times bartajuk Persiapan Jelang New Normal Jawa Tengah melalui live Instagram, Selasa (9/6).

1. Jumlah pengunjung mal akan dibatasi dulu

Ganjar Ngaku Kerepotan Menata Pasar dan Ponpes untuk New NormalIDN Times Bali

Ganjar mengatakan agar new normal berjalan lancar, pengelola mal akan diminta membuat pengumuman yang berisi informasi mengenai pembatasan jumlah pengunjung.

"Mal-mal nanti ditulisi di depannya, sekarang kapasitas berapa banyak," ujarnya.

Baca Juga: Di Solo, Ibu Hamil dan Anak-anak Dilarang ke Mal hingga 30 Juni 2020

2. Menata pasar tradisional prosesnya sangat sulit

Ganjar Ngaku Kerepotan Menata Pasar dan Ponpes untuk New NormalPasar Rangkasbitung, Lebak (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Selanjutnya, penataan juga dikerjakan di sektor pasar tradisional. Menurut orang nomor satu di Jateng tersebut, menata pasar bukanlah perkara yang mudah.

Diakuinya proses yang saat ini berjalan sangat sulit.

"Pasar-pasar juga kita tata pake kotak-kotak (blok-blok antar pedagang). Ini prosesnya sangat sulit. Memang sulitnya minta ampun. Tapi ketika Salatiga bikin pasarnya diberi kotak-kotak kan jadi viral, sampai sekarang masih jalan," urainya. 

3. New normal juga akan diterapkan di tempat ibadah

Ganjar Ngaku Kerepotan Menata Pasar dan Ponpes untuk New NormalSuasana misa Sabtu sore di Gereja Bongsari Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sistem new normal nantinya juga akan diberlakukan tempat ibadah, seperti masjid dan gereja. Saat bersua dengan Romo Rubi, sapaan akrab Uskup Agung Semarang, Robertus Rubiyatmoko belum lama ini, Ganjar mengaku mendapat informasi bahwa pihak gereja Katolik masih melakukan pembatasan peribadatan sampai akhir Juni 2020.

"Setelah (akhir Juni 2020) itu keputusannya akan diambil apakah tetap live streaming atau diubah," paparnya.

4. Ganjar belum menemukan cara new normal di pondok pesantren

Ganjar Ngaku Kerepotan Menata Pasar dan Ponpes untuk New Normalpexels.com/abdulmeilk mejid

New normal pun sedang disiapkan di sekolah dan pondok pesantren (ponpes). Ganjar akan mencoba menata sistem belajar-mengajar di kelas. Salah satunya membatasi jumlah murid.

"Kita sampaikan ke guru dan Pak Dirjen Pendidikan Menengah, bagaimana diujicoba dulu untuk satu level. Kita coba dulu dari frekuensinya dan kuantitasnya. Bisa yang masuk kelas enam aja atau kelas tujuh dulu," ujarnya.

Sedangkan untuk ponpes, ia menegaskan saat ini belum menemukan titik temu. Karena situasinya berbeda dengan jumlah santri yang banyak dengan kebiasaan tidur dalam satu ruangan yang besar.

"Menata pondok (pesantren) gak gampang. Satu kamar diisi sekian banyak santri dari berbagai daerah. Bajunya taruh di situ, tasnya taruh di situ. Caranya gimana, ini yang belum ketemu. Apakah harus dites dulu atau buat sistemnya kayak gimana kalau harus berjarak," pungkas Ganjar.

Baca Juga: Survei Elektabilitas Capres 2024 Naik, Ganjar: Tidak Etis Saat Ini

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya