Kenali Cara Menangani Anak ADHD: Jangan Bilang Nakal dan Hiperaktif

Ingat guys, ADHD bukan kelainan yang berbahaya!

Semarang, IDN Times - ADHD atau kepanjangan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan kelainan yang jarang diketahui orang. Terkadang para orangtua sebatas menganggap anak yang mengalami ADHD memiliki karakter agresif atau nakal.

Namun pandangan tersebut menurut seorang psikolog dari RS Santo Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro, adalah hal yang keliru.

1. Anak ADHD perlu ditangani dengan sistem rawat gabung

Kenali Cara Menangani Anak ADHD: Jangan Bilang Nakal dan Hiperaktifunsplash.com/anniespratt

Melabeli anak ADHD dengan sosok nakal dan sejenisnya justru tindakan yang salah. Sebab, ADHD salah satu kelainan yang terpusat pada syaraf di otak manusia.

"Anak ADHD harus dikonsultasikan ke dokter syaraf, dia musti diberi terapi khsusus untuk mengendalikan perilakunya yang sangat aktif itu. Lalu perlu diberi pengobatan. Oleh karenanya, menangani ADHD harus melibatkan lintas ilmu atau namanya rawat gabung. Mulai dokter anak, dokter syaraf dan psikolog," kata Probowatie saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga: 5 Cara ADHD Memengaruhi Kehidupan Seksual Orang Dewasa

2. Perlu pelibatan dokter syaraf dan dokter anak

Kenali Cara Menangani Anak ADHD: Jangan Bilang Nakal dan Hiperaktifdnaindia.com

Secara umum gejala anak ADHD dapat dikenali sejak dini. Gejala yang sangat tampak dan jamak ialah perilaku yang agresif dan sulit berkonsentrasi. Kemudian anak ADHD juga kelihatan temperamental. Namun bagi para tenaga medis untuk memutuskan diagnosa terkait kelainan ADHD membutuhkan waktu lama tergantung berat dan ringannya gejala yang diidap.

Orangtua yang berkonsultasi ke rumah sakit biasanya diarahkan untuk membawa anaknya yang mengalami ADHD ke ruang laboratorium. Kemudian pemeriksaan lanjutannya melalui dokter anak dan dokter spesialis syaraf.

"Harus pengamatan panjang dan pemeriksaan yah panjang. Karena kalau psikolog salah diagnosa itu kesalahannya seumur hidup," akunya.

3. Gejala ADHD ringan adalah sulit bedakan sisi kiri dan sisi kanan

Kenali Cara Menangani Anak ADHD: Jangan Bilang Nakal dan HiperaktifPexels/Karolina Grabowska

Probo mencontohkan bila dirinya memiliki gejala ADHD stadium ringan. Gejala yang ia rasakan yaitu sulit membedakan mana sebelah kiri dan mana yang kanan.

"Saya juga ADHD tapi skalanya ringan. Yang saya rasakan ya kanan kiri tidak bisa membedakan. Tapi seringnya orang sulit berkonsentrasi. Jadi kelainan ADHD itu tidak seram. Bisa ditangani dan dikendalikan," tegasnya.

Bagi anak usia dini yang mulai kelihatan gejala ADHD, ia menyarankan agar orangtua jangan melabeli dengan kata-kata nakal atau mbeling. Mengendalikan perilaku anak ADHD, tambahnya bisa dengan memberikan mainan atau makanan untuk mengalihkan konsentrasinya.

4. Butuh dukungan morel dari keluarga

Kenali Cara Menangani Anak ADHD: Jangan Bilang Nakal dan Hiperaktifmomjunction.com

Di samping itu, mengendalikan perilaku anak ADHD juga bisa melalui saran Family Therapy alias terapi keluarga. Maksudnya adalah memberikan pendekatan lebih intim kepada si anak ADHD agar yang bersangkutan sedikit demi sedikit belajar memahami kondisi sekitarnya.

"Saling mengingatkan di dalam keluarga itu penting. Dan itulah yang namanya Family Therapy. Cukup intens mengingatkan si anak yang ADHD bahwa melakukan ini membahayakan, yang itu yang aman. Saya sering memberitahu ke orangtua kalau pendekatan keluarga sangat efektif mengendalikan ADHD. Dengan Family Therapy paling gak bisa deteksi dan meredakan," kata Probo.

5. Jangan labeli anak nakal dan hiperaktif

Kenali Cara Menangani Anak ADHD: Jangan Bilang Nakal dan HiperaktifIlustrasi anak dengan ADHD (unsplash.com/Jerry Wang)

Ia menekankan, kalau ADHD bukanlah kelainan yang berbahaya. Biasanya kelainan ADHD muncul pada organ fisik, lalu menjalar pada perilaku dan ke seluruh anatomi tubuh.

Sebab itulah, ia menyayangkan jika ada tindakan orangtua yang memilih memasung anak ADHD dengan alasan sulit dikendalikan. "Saran saya jangan ngasal memvonis anak hiperaktif atau anak nakal. Jangan dilabeli. Lebih baik melihat anak sesuai kebutuhan. Ayo cari sebabnya kenapa anak seperti itu. Harus peka dan bangun komunikasi yang bagus. Karena anak kalau disapa akan gampang mengerti," akunya.

"Ada banyak anak ADHD yang bisa mengendalikan dirinya sendiri bahkan banyak yang tumbuh menjadi orang cerdas. Jadi, jangan dianggap kelainan berbahaya," sambungnya.

6. Dinsos belum sanggup tangani anak ADHD secara penuh

Kenali Cara Menangani Anak ADHD: Jangan Bilang Nakal dan Hiperaktifilustrasi anak perempuan dan ibu bermain (pexels.com/Gustavo Fring)

Sementara itu, Kabid Rehsos Dinsos Jateng, Sugondo mengakui bahwa kesehatan mental belakangan banyak ditemukan di Jawa Tengah. Berkaitan dengan penanganan kelainan ADHD, ia menjelaskan, Dinsos bersama Dinkes rutin memberi pelayanan kesehatan bagi pengidapnya.

"Tapi kita juga gak bisa menangani 100 persen karena yang kita fokuskan pada layanan penyandang disabilitas mental khusus buat yang terlantar. Persoalan yang muncul malah seluruh panti rehabilitasi sosial sekarang over kapasitas. Semua full. Akhirnya kita limpahkan ke panti swasta yang dapat subsidi makanan dari Pemprov Jateng," kata Sugondo.

Baca Juga: 5 Gejala Penyakit ADHD pada Orang Dewasa yang Harus Kamu Waspadai

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya